Akhirnya, Luzhou memutuskan untuk tidak memilih salah satu dari ketiga misi itu.
Sebenarnya misi kedua dan ketiga bisa saja dilakukan, serta misi ketiga jauh lebih penting. Sayangnya, misi ketiga memakan waktu lama dan biaya yang besar.
Sementara itu, hadiah misi kedua cukup menarik, yakni 20 ribu poin matematika dan undian dengan 100% kesempatan mendapatkan desain–––namun, penghargaan kelas dunia tidak bisa didapatkan dengan membuktikan teori. Di sisi lain, mungkin Luzhou bisa mendapatkan penghargaan kelas nasional.
Masih ada kemungkinan ia bisa melakukan itu.
Pada intinya, kedua misi itu tidak bisa dilakukan dalam waktu beberapa hari, namun misi-misi itu tidak akan hilang, dan Luzhou bisa menunggu sampai waktu yang tepat untuk mengerjakan salah satu misi tiba.
Ia bisa bertanya tentang penghargaan matematika kelas nasional kepada Dosen Tang atau Direktur Lu. Jika waktu untuk mengurus dokumen dan waktu penerimaan diperhitungkan, misi mana yang lebih baik?
Setelah mengambil keputusan, Luzhou segera keluar dari Sistem, alu mengambil jarum penambah kekuatan yang didapatkannya untuk ia gunakan, kemudian berbaring dan tertidur.
Tanpa ia ketahui, saat ia tertidur, namanya telah tercetak pada berbagai macam media massa. Mulai dari koran, media independen, hingga media online menuliskan namanya pada halaman depan, sementara para ahli matematika berpikir mati-matian…
...
Edisi terbaru Kronik Matematika, halaman 30 [Diskusi Hukum Bilangan Prima Mason dan Bukti Teori Zhou]
Pada bagian bawah makalah, terdapat berbagai komentar dari para peninjau.
[Mahakarya, sebuah pekerjaan hebat dari seorang matematikawan tak diketahui. Akhirnya dunia akademik matematika memiliki sebuah aturan untuk mendefinisikan perubahan-perubahan Bilangan Prima Mason dalam sebuah interval tertentu––Profesor Pierre Deligne]
Profesor Pierre Deligne sangat terkenal karena ia adalah sosok dengan perangai yang blak-blakan. Entah di konferensi akademik atau kelas di Universitas Princeton… Jika seseorang melakukan kesalahan sedikit saja, ia akan menunjukkan kesalahan itu dengan gamblang dan tanpa ragu, sehingga banyak sarjana maupun profesor lain yang sudah dipermalukan olehnya.
Namun, jika ia mengatakan makalah itu sebagai sebuah mahakarya…
Ia adalah sosok yang jarang memuji sebuah makalah setinggi itu!
Dalam waktu kurang dari seminggu, makalah tersebut sudah menghasilkan banyak sekali reaksi, entah dari bukti, proses yang digunakan, evaluasi Profesor Deligne, atau umur penulis makalah…
Seminggu sebelum majalah diterbitkan, banyak sarjana dan ahli-ahli yang berkutat dalam Teori Angka memutuskan untuk mencoba dan memastikan kebenaran makalah tersebut.
Dalam waktu singkat…
Para profesor dari Departemen Matematika Universitas Jinling benar-benar terkejut!
Asosiasi Matematika China pun ikut terkejut!
Hasil dari pembuktian, tanpa kecuali…
Semuanya benar!
Sementara orang-orang awam…
Yah, mereka sama sekali tidak peduli, dan bahkan masih fokus pada Hipotesa Goldbach tentang "1 + 1" dan penyelesaian Teori Fermat, hal yang sudah menjadi berita lama bagi dunia akademik matematika. Kebanyakan matematikawan China pun tidak terlalu peduli dengan kedua hal tersebut, kecuali ada orang yang memenangkan penghargaan dunia dengan salah satunya.
Dengan cepatnya, sensasi yang mengguncang dunia akademik matematika ini menyebar ke media massa.
Teori Zhou, masalah yang sudah menjadi momok dunia matematika selama lebih dari 2 dekade, telah terbukti.
Sekarang, Teori Zhou sudah benar-benar menjadi teori, bukan lagi sebuah hipotesis semata.
Dalam dunia matematika, telah masuk satu lagi teori yang dinamakan dengan nama marga China!
Orang yang membuat hipotesis, bersama dengan sosok yang membuktikannya, akan selalu dikenang dalam sejarah matematika.
Fakta bahwa orang yang membuktikan hipotesis adalah seorang mahasiswa tahun kedua, membuat kejadian itu menjadi semakin populer dalam media massa!
Orang-orang pun teringat dengan sosok yang membuktikan Hipotesis Theta beberapa tahun lalu.
Mereka yang berkutat lama dalam matematika menyadari bahwa walaupun salah satu hipotesis adalah hipotesis dengan nama seorang warga China, dan hipotesis lainnya memiliki nama bahasa Inggris, bobot kedua pencapaian itu sangat berbeda dan tidak bisa dibandingkan begitu saja.
Hipotesis Theta adalah bukti dalam matematika inferensial yang mengatakan bahwa RT22 memiliki nilai lebih besar dari WKL0. Pembukti telah membuktikan bahwa RT22 tidak memiliki WKL0 dan membuktikan bahwa teori itu salah.
Hipotesis itu cukup sulit, namun ada ribuan hipotesis dengan bobot yang hampir sama…
Berbeda dengan Teori Zhou, walaupun ada banyak hipotesis dengan tingkat kesulitan yang sama, namun pembuktian aturan distribusi Bilangan Prima Mason memiliki efek yang lebih nyata. Banyak sekali matematikawan yang telah mencoba merumuskan Bilangan Prima Mason, namun semuanya gagal.
Sekarang, ada yang berhasil melakukannya, dan Teori Zhou pun lahir.
Inilah alasan mengapa media massa menjadi tertarik.
Media massa umum sangatlah tertarik!
Seorang bintang baru di dunia matematika telah lahir, dan media massa melihat kejadian ini sebagai penantang baru dalam perebutan Penghargaan Fields di bidang matematika.
Walaupun pembuktian Teori Zhou tidak cukup untuk mendapat penghargaan tingkat internasional, dan jika ingin diakui, setidaknya peserta harus bisa membuat bukti sebagian Hipotesis Jacobian[1], tapi…
Penulis makalah ini masih umur 20 tahun!
Masih punya waktu 20 tahun sebelum mencapai batas maksimal partisipasi dalam Penghargaan Fields!
Itu saja sudah cukup.
[Harian Remaja China] menggunakan judul artikel yang sangat menarik dan sebagian kutipan dari Profesor Deligne yang diambil dari Kronik Matematika. "Menjawab Pertanyaan Qian Xuesen, Seorang Mahasiswa dari Universitas Jin Ling Menyelesaikan Soal Matematika Kelas Dunia! Negara Kami Masih Bisa Mendidik Anak-Anak Jenius!"
Tidak mau kalah, Harian Renren pun menulis tentang pencapaian itu walaupun media tersebut tidak terlalu menitikberatkan nama Luzhou. Penulis berita juga menyemangati para kaum akademik untuk terus berlari, dan memanjat gunung tertinggi demi mencapai penemuan baru dan berkontribusi dalam ilmu pengetahuan.
Di sisi lain, media-media independen dengan manajemen yang tidak terlalu disiplin, berusaha untuk membesar-besarkan kejadian tersebut.
"Tak Disangka! Seorang Mahasiswa Universitas Jin Ling Berhasil Memecahkan Soal Matematika Tingkat Dunia Dalam Semalam!"
"Soal Matematika Yang Membingungkan Para Ahli di Seluruh Dunia Selama Lebih dari Dua Dekade Telah Dipecahkan Oleh Seorang Mahasiswa!!!"
"Ahli Matematika Amerika Dan Jepang Pun Terdiam!"
Bahkan, nyaris saja ada yang bilang bahwa Luzhou adalah reinkarnasi Chen.
Antusiasme media akhirnya membuat Luzhou dicari-cari untuk yang ketiga kalinya tahun ini.
Bahkan, ia menjadi trending topik dalam mesin pencari!
Diskusi para warganet di bagian komentar akun Weibo Harian Renren pun membludak.
[Sialan, hebat sekali… Belum lulus S1 saja sudah memecahkan soal matematika kelas dunia… Kalau dia sampai S2 bagaimana ini?! Ya ampun!]
[Diam kau, aku jadi ingin menangis. Aku mau pergi saja dan batal menyelesaikan disertasi ini…]
[Saya waktu 20 tahun masih berpikir apa bisa bayar sekolah… Memang ya…]
[Ternyata dia seniorku! Senior yang menang lomba beberapa waktu lalu!!!!]
[Sudah mahasiswa teladan, jago matematika pula…]
[Masih ada yang berani menghina dia sekarang? Hah!]
[Apa kau senang, mahasiswa teladan?]
[Ampun, ampun, ampunilah blogger rakyat jelata ini.]
[Hah, dasar. Aku tidak suka membicarakan urusan orang.]
[Negara yang kuat, remaja yang kuat! Berterimakasihlah kepada para penyumbang ilmu pengetahuan!]
[...]
Saat ini, Luzhou tidak tahu keributan yang terjadi di Weibo.
Karena itulah, ia tidur sampai jam tiga sore!
Ia berguling beberapa kali, berdehem, dan membuka matanya perlahan-lahan. Matanya terasa berat, dan otot bagian bawah tubuhnya terasa sakit, seperti orang yang baru saja berlari marathon beberapa jam, dan push-up tepat setelah marathon.
Bahkan, selimut dan seprei kasurnya basah karena keringat. Tubuhnya terasa lengket dan berbau tidak enak.
Kemudian Luzhou melemparkan selimutnya yang lengket itu.
"Sialan, kenapa aku berkeringat sebanyak ini?"
Seprei dan selimutnya basah seperti disiram air.
Saat ia bergerak, terdengar suara dari tubuhnya, dan seketika, rasa sakit di kaki dan tubuhnya segera hilang. Rasanya nyaman sekali.
Setelah melemparkan seprei dan selimutnya ke lantai, Luzhou segera duduk dan akhirnya memutuskan untuk turun dari kasur atas.
Luzhou memandang cermin, memastikan dirinya masih tampan. Sama sekali tidak ada yang berubah.
Ia membawa selimut dan seprei-nya ke balkon, melemparkan keduanya ke dalam bak cucian lalu mencucinya. Kemudian, ia segera mandi untuk menghilangkan rasa lengket pada tubuhnya.
Angin sejuk bertiup, mengeringkan dan mendinginkan tubuhnya.
Benar saja, jarum itu adalah barang teknologi ilegal buatan Sistem. Walaupun tidak terlihat adanya peningkatan kekuatan yang jelas, Luzhou bisa merasakan tubuhnya terasa jauh lebih baik.
Setidaknya, rasa lelah dan capek setelah begadang untuk belajar dan kurang olahraga telah berkurang karena suntikan jarum kemarin.
Tiba-tiba, pintu kamar terbuka, dan Shi Shang bersama Liu Rui berlari masuk. Huang Guangming yang sedang tidur terbangun karena terkejut.
"Sialan, kalian berdua ini benar-benar, ya…"
Shi Shang, tanpa menyapa, segera bertanya pada Luzhou, "Kakak Lu, ada banyak sekali wartawan di bawah, di depan asrama kita! Apalagi yang kamu lakukan kali ini?!"
[1] Soal yang masih tidak terselesaikan sampai sekarang, soal tentang polynomial beberapa variable (https://en.wikipedia.org/wiki/Jacobian_conjecture)
Wartawan?
Luzhou terdiam saat melihat ke bawah melalui balkon. Dan benar saja, ada mobil dari TV Jin Ling beserta dengan media-media lainnya. Mereka masing-masing membawa kamera dan peralatan lainnya, dan salah satu dari mereka sedang berusaha bernegosiasi dengan staf manajemen asrama.
Memangnya ada apa ini?
Shi Shang memandang Luzhou dengan tatapan kagum. "Woi, apalagi yang baru saja kamu lakukan? Apa kamu baru membuat penemuan yang mengguncang dunia? Sepertinya mobil-mobil di bawah itu sedang mencarimu."
Mendengar pertanyaan Shi Shang, Luzhou mengambil HPnya untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Ternyata...
Namanya ada di urutan pertama trending topik, dan sampai sekarang masih menjadi nomor satu. Bahkan, gosip tentang artis terkenal pun kalah populer!
Huang Guangming akhirnya benar-benar terbangun, dan ia berguling untuk mengintip keluar, "Ada apa lagi? Aku harus mencari apa di internet?"
"Teori Zhou…"
"Teori? Teori apa? Dia bikin teori baru?" Tanya Shi Shang.
"Bukan, dia berhasil… Dia berhasil membuktikan Teori Zhou." Liu Rui menatap layar HP nya dengan tatapan tak percaya, lalu menelan ludah dan memandang Luzhou. "Teori dari sosok bernama Zhou ini adalah soal matematika kelas dunia yang terkenal. Aku sempat membacanya di perpustakaan, saat aku membuka buku teori angka."
Setelah hari ini, sepertinya bagian itu harus segera diganti.
Dengan kata lain, pada hari ini, keempat penghuni kamar tersebut telah melihat sebuah kejadian bersejarah.
Huang Guangming dan Shi Shang menarik nafas, kemudian memandang Luzhou dengan tatapan kagum yang bercampur dengan rasa takut.
"Hei… Ada apa di wajahku?" Tanya Luzhou seraya menyentuh wajahnya, tapi tentu tidak ada apa-apa di wajahnya.
Kemudian Shi Shang memandang Luzhou, "Hei, kita ini teman, kan?"
Luzhou menghela nafas dan berkata, "Sudah, diam, akan aku traktir kalian."
Setelah melakukan pencapaian besar seperti itu, jelas saja Luzhou tidak bisa menolak permintaan teman-temannya yang minta ditraktir.
Ekspresi Shi Shang berubah kecut. "Memangnya aku sampai segitunya, ya?"
Kemudian Luzhou menjawab, "Apa aku tidak perlu mentraktir kalian?"
"Uhuk! Tidak, maksudku, aku bukan orang seperti itu, tapi jika kamu mengundang, aku tidak akan menolak!" Shi Shang berdehem dan tersenyum malu. "Eh, selain itu… Lu… Maksudku, maukah kamu berfoto bersamaku? Untuk dikirim ke teman-teman."
Huang Guangming terbelalak kaget dan berteriak, "Sialan, Fei! Kamu ini kenapa sih?! Kenapa kamu jadi penjilat bodoh seperti ini? Tunggu, jika ada wartawan mau meliput, jangan lupa panggil aku!"
Liu Rui duduk dan menggaruk-garuk kepalanya seraya memikirkan bukti Teori Zhou yang ditulis oleh Luzhou. Walaupun ia sudah membuka dan membaca versi asli artikel, tapi ia masih tidak mengerti cara pembuktiannya. Ia fokus pada artikel dan tidak ikut obrolan teman-temannya.
"..." Luzhou sendiri tampak diam.
Saat itulah, Luzhou menyadari jika ia ingin nama baiknya tetap selamat, ia tidak bisa diwawancarai di sini.
Tidak akan ada yang tahu kata-kata gila apa yang bisa dilontarkan para berandalan ini.
Bahkan, jika mereka ada di sini, akan lebih baik jika ia menghindar dari para wartawan!
Akhirnya, di tengah pembicaraan mereka, Luzhou mengambil tasnya dan memutuskan untuk kabur.
Tanpa memedulikan teriakan Huang Guangming, Luzhou segera berlari keluar kamar dan menuruni tangga.
Namun, saat ia hendak keluar melalui pintu gedung asrama, ia bersama teman-temannya dihalangi oleh sekelompok wartawan.
Situasi ini benar-benar gawat, dan sepertinya, sebentar lagi ia akan ketahuan. Luzhou berencana untuk bersembunyi dalam kerumunan untuk kabur, namun seorang pria berkacamata yang membawa perangkat kamera mengenalinya.
"Halo, apakah benar Anda bernama Luzhou?" Tanya seorang wartawan dari saluran Berita Malam Jin Ling sambil mengulurkan alat perekam.
"Luzhou, bagaimana Anda berhasil membuktikan Teori Zhou? Berita di internet mengatakan bahwa Anda berhasil menyelesaikannya saat malam, karena mendapatkan inspirasi dari mimpi. Apa benar begitu?"
"Bolehkah kami tahu cara Anda belajar? Apakah Anda punya saran untuk mahasiswa-mahasiswa lain?"
"Ada gosip yang beredar di internet yang menyatakan bahwa Profesor Pierre Deligne dari Universitas Princeton telah memberikan Anda beasiswa untuk belajar S2 di Amerika Serikat. Apakah Anda akan pergi ke Princeton untuk melanjutkan studi?"
Berbagai macam pertanyaan dilontarkan pada Luzhou, dan puluhan kamera menghadap tepat ke arahnya. Para mahasiswa yang lewat, berkumpul untuk melihat apa yang sedang terjadi, hingga akhirnya Luzhou tidak tahu harus menjawab pertanyaan yang mana.
Untungnya, ada seseorang yang memutuskan untuk membantu…
"Tunggu, tunggu sebentar. Bergantian."
"Jangan menghalangi pintu asrama."
Beberapa pria berpakaian jas berjalan ke depan, dan para wartawan segera mundur.
Luzhou bernafas lega. Di belakang pria-pria berjas itu, ada Bapak Qin, sang Kepala Departemen, sedang berjalan bersama dua orang tua yang asing. Namun, kedua pria tua itu memiliki aura yang sama dengan Bapak Qin, menunjukkan bahwa setidaknya mereka adalah salah satu pimpinan kampus.
Saat Luzhou sibuk berpikir dan menebak-nebak siapa sebenarnya kedua orang tua di samping Bapak Qin, salah satu pria berjalan mendekat dan mengulurkan tangan kanannya. "Luzhou, selamat ya, Nak."
Luzhou menerima uluran tangan itu dan bertanya dengan sopan, "Maaf Pak Dosen, siapa bapak sebenarnya?"
"Hahaha." Pria tua itu tersenyum, matanya menunjukkan bahwa senyum itu benar-benar tulus. "Satu-satunya yang layak disebut pengajar di sini adalah Bapak Qin. Aku tidak berhak memiliki kehormatan itu."
Terdengar suara jepretan kamera, dan momen saat mereka bersalaman telah diabadikan.
Luzhou pun menjadi semakin bingung.
Kalau bukan dosen, lalu siapa dia sebenarnya?
Ia benar-benar tidak tahu siapa pria tua itu.
"Dia adalah salah satu staf negeri yang bertugas di Kota Jin Ling, Yun Qing Feng." Ucap Bapak Qin lalu tersenyum. "Ini Wang Zhongming, kepala Asosiasi Matematika Provinsi Jiangsu, dan wakil direktur Asosiasi Ahli Matematika China."
Sosok tua kedua orang yang mengenakan kacamata. Mereka terlihat mengangguk seraya tersenyum kepada Luzhou.
"Halo, Profesor Wang." Luzhou menyapa dengan sopan, dan mengulurkan tangan kanannya.
Ternyata, kedua pria tua itu punya kedudukan yang tinggi…
"Halo." Profesor Wang tertawa dan menyalami Luzhou sembari mengangguk puas. "Pantas saja Profesor Tang yang mengajar di Jin Ling sangat menyukaimu. Kamu benar-benar berbakat."
Luzhou tertawa dan berkata, "Profesor Wang terlalu memuji saya."
"Kalau ada kesempatan, kita akan berbicara lagi. Sekretaris Yun masih ingin berbicara, dan aku tidak ingin menghabiskan waktu." Ucap Profesor Wang lalu tersenyum.
"Tidak juga, aku sudah meluangkan waktu." Balas Sekretaris Yun seraya menyunggingkan senyum. "Luzhou, saya sebagai wakil dari kota Jin Ling, mengucapkan terima kasih atas sumbangsihmu pada ilmu pengetahuan."
Luzhou merasa sedikit bangga mendengarnya.
Ia sangatlah senang karena karyanya telah menjadi kontribusi dalam ilmu matematika, dan untuk seluruh kota Jin Ling.
"Tidak, saya hanya mengerjakan soal matematika. Terima kasih atas pujian ini." Ucap Luzhou lalu tersenyum.
"Tidak," Sekretaris Yun tersenyum. "Kamu tidak hanya menyelesaikan soal matematika biasa, kamu telah berhasil menyelesaikan soal matematika yang menjadi momok bagi dunia matematika selama lebih dari 20 tahun! Kamu telah berkontribusi untuk Universitas Jin Ling, untuk kami semua. Kamu berhak menerimanya!"
Kata-katanya sangatlah formal.
Namun, semua pujian itu memang pantas diterima oleh Luzhou.
Soal matematika itu memang ada selama lebih dari 20 tahun, namun bukan berarti soal tersebut dipikirkan dan dikerjakan selama itu, dan tidak berhasil diselesaikan juga. Setiap orang memiliki spesialisasi masing-masing, dan mereka fokus pada masalah lain tanpa terlalu memikirkan soal tersebut.
Luzhou tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Dalam situasi seperti ini, lebih baik ia tidak terlalu banyak bicara jika tidak ditanya, dan membiarkan alat-alat perekam para wartawan mendapatkan apa yang diperlukan saja.
Luzhou merasa senang saat melihat senyum dari Sekretaris Yun.
Seperti kata pepatah, semua akan kembali pada Tiga Dewa. Pria yang sibuk seperti Sekretaris Yun pun menyempatkan waktu untuk mengunjungi Universitas Jin Ling dan bertemu dengan Luzhou. Sepertinya, makalah buatannya telah menjadi terkenal dalam komunitas matematika dan menjadi sensasi nasional. Apakah kepala negara sudah tahu? Atau ia sudah mendengar berita itu dari koran?
Apa yang akan Luzhou dapatkan jika mereka memutuskan untuk mendukungnya?
Uang?
Nama?
Yah, apapun itu, ini bisa dibilang menguntungkan!
Setelah beberapa saat, Sekretaris Yun tersenyum dan berkata, "Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dasar untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan negara. Memberi pendidikan kepada murid-murid berbakat adalah salah satu prioritas kota kita! Kemarin, para anggota Kementrian Pendidikan di kota kita melaporkan pencapaian ini padaku, dan kami menjadi semakin tertarik setelah mengetahui situasi keluargamu. Kemarin, kami mengadakan pertemuan, dan memutuskan untuk memberimu hadiah materiil. Kita tidak bisa bermain-main dalam masalah pendidikan para ilmuwan masa depan!"
Mendengar perkataan itu, Luzhou berkata, "Terima kasih, Bapak Yun! Maaf telah merepotkan!"
"Tidak apa-apa, ini sudah biasa." Pria tua itu melambaikan tangan dan tersenyum. "Kamulah yang sudah bekerja keras. Para ilmuwan adalah garis terdepan penyumbang ilmu pengetahuan untuk negeri kita."
Das könnte Ihnen auch gefallen
Kommentar absatzweise anzeigen
Die Absatzkommentarfunktion ist jetzt im Web! Bewegen Sie den Mauszeiger über einen beliebigen Absatz und klicken Sie auf das Symbol, um Ihren Kommentar hinzuzufügen.
Außerdem können Sie es jederzeit in den Einstellungen aus- und einschalten.
ICH HAB ES