App herunterladen
3.24% Sin Cos Tan / Chapter 10: Misi Dadakan Dimulai! (21+)

Kapitel 10: Misi Dadakan Dimulai! (21+)

Malam semakin larut, namun suasana di dalam guild Lumiere justru semakin ramai. Sorak sorai seraya mengangkat minuman yang memabukkan terdengar seantero ruangan. Ada yang sudah mabuk dan tepar di tempat. Ada juga yang masih kuat minum dan masih terjaga kesadarannya. Saat seorang tak dikenal membuka pintu guild dengan kasar kemudian langsung meminta pertolongan, anggota guild yang masih sadar segera merespons.

Beberapa dari penyihir tingkat A dan B langsung menghampiri orang tersebut guna menanyakan permasalahannya. Sedangkan Wod, Sio, dan Trigonometri masih duduk di tempat mereka dengan rasa penasarannya.

"Ada apa? Apa yang sedang terjadi di luar?" tanya seorang anggota guild mewakili.

"Tenangkan dirimu dulu pak," saran anggota guild yang lain.

Seorang pria itu pun mencoba menenangkan diri dan mengatur napasnya. Mereka yang mengerumuni dia menunggu jawaban yang akan keluar dari mulutnya. Sesaat kemudian pria tersebut menjawab, "Di luar sedang ada kerusuhan yang diakibatkan oleh orang-orang yang tidak bisa mengendalikan nafsu birahinya sendiri. Mereka..." Pria itu seperti ragu hendak meneruskan kalimatnya. Namun karena ini demi menolong banyak orang maka pria itu pun melanjutkan kalimatnya. "Mereka seperti kerasukan sihir jahat! Para warga seakan tidak punya urat malu sehingga melakukan pelecehan seksual di tempat ramai dan bahkan sampai berani seks di depan umum! Tolong sadarkan orang-orang itu secepatnya sebelum lebih banyak korban lagi!" jelas pria tersebut seraya meminta tolong.

Para anggota guild terdiam sesaat setelah mereka mendengarkan penuturan pria tersebut. Tak lama setelah itu sebagian ada yang justru tertawa karena tidak percaya dengan hal tersebut dan sebagian lainnya percaya dengan rasa ingin melihat adegan seks di depan umum itu.

"Hei, Wod! Sepertinya kita juga harus mendengarkan permintaan tolong pria itu. Aku penasaran apa yang sedang dia bicarakan. Ada yang tertawa dan ada juga yang serius menanggapinya. Ayo kita ke sana!" ajak Sio setelah menghabiskan minumannya untuk ke sekian kali.

"Kalian bertiga duduk saja di sini. Ayo, Sio!" ucap Wod kemudian beranjak dari duduknya.

"Oi, Paman! Kami ikut! Kami juga ingin tahu apa yang sedang terjadi di luar," pinta Tan ikut berdiru dari duduknya.

Sintri merasa takut akan sesuatu yang terjadi di luar. Gonocos tetap tenang saja di tempat duduknya. Kini Wod mendekatkan mukanya ke Tan lantas berkata dengan tegas, "Kalian bertiga duduk saja di sini. Apa kalian tidak paham maksud ucapanku?"

Tan yang seakan tidak punya rasa takut itu pun biasa saja meski Wod telah memodifikasi raut mukanya agar terlihat semakin sangar dari biasanya itu.

"Tidak, Paman! Kami bertiga juga ingin tahu apa yang sedang terjadi di luar. Ayo Sin, Cos! Kenapa kalian berdua masih duduk saja?!" ujar Tan dengan nada memaksa. Sio yang di situ malah tertawa karena ulah Tan.

"Sudahlah, Wod. Biarkan saja. Ayo kita cepat ke sana!" kata Sio kemudian berjalan ke tempat pria yang meminta pertolongan. Wod pun terpaksa membiarkan anak-anak itu ikut ke kerumunan para anggota guild. Sintri dan Gonocos bangkit dan mengikuti Wod serta Sio bersama dengan Tan.

"Apa yang terjadi?" tanya Sio pada salah seorang anggota guild di situ yang sedang tertawa.

"Oh, pria itu menerangkan kalo di luar sedang ada keributan akibat banyak orang yang melakukan pelecehan seksual dan juga berani seks di depan umum. Sangat menggelikan, bukan?" terang orang tersebut kemudian tertawa lagi.

"Jelas itu bukan sebuah lawakan, Dasar Bodoh!" batin Wod yang mendengar penjelasan itu.

Dengan cepat Sip dan Wod pun berusaha lebih dekat lagi dengan si pria itu. Sin, Cos, dan Tan tetap mengikuti dari belakang.

"Apa benar yang kau ucapkan tadi, Pak? Berapa banyak orang yang melakukan hal tersebut di luar sana? Apa yang terkena efek sihir itu hanya pria saja atau wanita juga? Di mana kejadiannya?" berondong seorang penyihir tingkat A berpakaian lusuh dan rambut berantakan yang berada di situ juga.

"Kau terlalu banyak tanya! Cepat selamatkan orang-orang yang belum jadi korban dan sadarkan para pelakunya! Aku tidak tahu berapa banyaknya yang jelas semakin lama akan semakin banyak pelakunya! Mereka bertempat di keramaian pasar malam!" bentak pria tersebut yang merasa kesal karena ulah si penyihir lusuh.

"Benar juga, Pol! Ayo kita cepat keluar! Kita harus memastikannya sendiri!" timpal seorang penyihir wanita tingkat A. Seorang penyihir lusuh bernama Polo itu pun menganggukkan kepala dan segera keluar guild untuk memastikan secara langsung. Para penyihir lain yang percaya akan cerita si pria itu juga mengikuti mereka berdua. Namun kebanyakan dari mereka hanya ingin melihat kejadian langka itu kalo memang betul kenyataan.

Secara kebetulan, Wod dan Sio juga mendengarkan penuturan pria asing tersebut. Mereka berdua juga segera keluar guild. Trigonometri tetap mengikuti mereka berdua setelah tahu apa yang terjadi. Cos justru tersenyum sendiri membayangkan kejadian absurd dalam benaknya itu. Namun baru beberapa langkah saja setelah keluar guild, Wod tiba-tiba menghentikan langkahnya dan memutar badan.

"Stop! Kalian bertiga jangan ikuti kami lagi! Mungkin bisa jadi ini jebakan atau situasi yang genting! Kalian masih anak kecil dan juga bukan bagian dari guild Lumiere. Ini tidak ada sangkut pautnya dengan kalian bertiga. Masuklah dan tunggu saja Master kembali ke ruangan itu dan tanyakan apa yang jadi tujuan kalian!" tutur Wod dengan kesal.

"Betul apa yang diucapkan Paman Wod, Tan. Ayo kita kembali masuk saja," ajak Sintri yang masih berpikiran jernih. Sayang sekali bagi Tan ajakan Sintri itu tidak akan berkesan.

"Maaf saja, Paman! Tapi sepertinya selain aku, Gonocos juga sangat ingin ikut melihat kejadian itu. Jadi ya sebagai pengalaman kami nantinya, biarkan kami ikut juga. Toh kami tidak akan menyusahkan paman!" jelas Tan dengan mantap.

"Sudahlah, Wod! Sempat-sempatnya kau masih memikirkan tiga anak itu! Kalo mereka bertiga terjadi apa-apa pun bukan tanggung jawabmu juga! Lekas bergegaslah!" kata Sio yang menghentikan langkahnya juga.

Untuk kedua kalinya, Wod mengalah. Dia dan Sio lanjut berlari ke tempat yang dituju. Tan tersenyum puas karena hal itu. Sintri pun terpaksa ikut lagi dengan kedua saudara kembarnya. Tempat yang dituju pun letaknya tidak terlalu jauh dari guild. Hanya berlari lurus beberapa meter saja mereka semua sampai.

"Aaa!! Tolong! Jangan! Jangan dimasukkan! Aaa!" teriak seorang wanita yang tergeletak di tanah dengan keadaan tak mengenakan benang sehelai pun. Di atas tubuh wanita tersebut, seorang pria sedang buas-buasnya seakan hendak memangsa hewan buruan. Saking buasnya si wanita itu pun hanya bisa pasrah.

Korban lain juga sudah banyak berjatuhan. Para pelakunya tidak hanya pria namun wanita juga sangat liar.

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" ucap Wod menelan ludah.


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C10
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen