Ruang bawah telah berlalu, masih berada di dalam sebuah lift menuju lantai pertama di bangunan rumah sakit ini. Mungkin, sebagian dari mereka yang melihat hanya dapat menutup mata. Baru saja pintu ini terbuka, ternyata dugaanku nyaris sepenuhnya benar.
Tapi, ini hanyalah sebuah pendapat, jadi tidak perlu ditanggap lebih serius.
"Kalian bisa tunggu di halaman depan, saya akan ambil tas saya dulu." Dokter Lusi mulai berkata pamit untuk menuju ruang pribadinya yang ada di lantai atas. Tentunya kami akan siap menunggu dokter Lusi kembali pulang.
Tak lama keluar dari bangunan tersebut, seorang pria tak sengaja menabrakku dengan kasarnya, hingga tasku sedikit merosot ke samping bahu.
Brak!
"Oh, maaf, Neng." Pria itu hanya membungkuk sambil menjulurkan sebelah tangannya untuk meminta maaf.
Sefana meraih lenganku sambil memperhatikan punggung pria itu tak berani menatap kami berdua. Tak hanya dirinya, aku pun berpikir hal yang sama curiga.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Like it ? Add to library!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.