Leony merasa yakin kalau yang menelepon Dika adalah Rani. Wanita itu bahkan memanggilnya berkali-kali, tapi tak digubris oleh Dika. Ia pun mendekati kekasihnya.
"Kamu kenapa? Kok gak diangkat teleponnya padahal bunyi berkali-kali," ucap Leony.
"Aku cuma malas aja ngangkatnya."
"Dari ibumu?" Leony bertanya pada pria itu.
"Iya."
Leony menyuruhnya untuk mengangkat panggilan dari Rani bila berdering kembali. Namun, Dika tak mau melakukan hal itu. Ia sudah merasa kecewa kepada ibunya sendiri.
Tiba-tiba, MIra menyuruh Leony dan Dika untuk memulai acara bakar-bakaran mereka. Wanita itu mulai menyalakan panggangan.
"Dik, ayo. Kita udah disuruh sama Mami," ajak Leony.
"Ayo."
Dika merasa senang berada di sini bersama dengan Leony dan Mira. Ia tak ingin pulang ke rumah karena hanya berdebat saja dengan Rani. Ia juga ingin merasakan sebuah kebebasan dan tak tertekan.
Leony mulai membakar-bakar jagung. Dika menatap wanita itu dengan seksama. Ia merasa kagum dengan kekasihnya sendiri.