POV ALAN
Teruntuk wanita yang istimewa. Saya datang membawakan apa yang ingin diungkapkan, tapi tak lagi mampu tuk bersuara. Mungkin, dengan seuntai puisi cinta ini, dapat menyampaikan rasa cinta terdalam saya untukmu, Nada Adiba. Saya cinta kepadamu.
Aku mulai menulis seuntai kata
Kata penuh makna
Yang tak bersuara
Tapi mampu untuk dirasa
Berbekal sepenggal cerita
Ku torehkan berjuta senandung berirama
Hingga kau tak lagi bisa berkata
Lalu terjatuh tanpa suara
Ku tulis seuntai kata
Sepucuk surat berjuta cinta
Rasa terdalam untuk setiap raga
Yang tak lekang termakan usia
Kembalilah wahai primadona hati
Engganlah engkau terbujuk dunia
Hingga ragamu termakan usia
Lalu hilang tak bermakna
Ku tulis untaian kata
Ungkapan cinta untuk sang jiwa
Berbenahlah untuk kembali, cinta
Merajut asa bersama raga
Tak tersentuh, tak bernoda
***
Terima kasih Kak Putry_Kyoko, Kak Gita_Sofyanti, Kak Semesta_Membaca, Kak Inmadila,Kak Arbai, Kak Kuntari, Kak Cucul, Kak Aca, Kak Lasya, Kak Tatharifqa, KakArum, Kak Dwi, Kak Momi, Kak Bunda_Kabade, Kak Risma Ayu, Kak Siti, Kak Aat, Kak Fitri, Kak Nurul, Kak Evi, Kak Alisya, Kak Nola dan kakak2 semua yang sudah bersedia mampir di cerita ini. Maafkan atas segala kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Allah.
SARANGHEO
— Das Ende — Schreiben Sie eine Rezension