Kapitel 154: S E R A T U S L I M A P U L U H D U A

Entahlah sore ini hati mana lagi yang tuhan pilih untuk bersedih, mungkin benar ada saat yang tepat semuanya akan kembali lagi ke asalnya, begitupun Salsa, alat elektrokardiogram itu berhenti tepat jam 14 lewat 23 menit, tidak ada yang tau tuhan mengambilnya saat dia ingin berjuang untuk hidupnya kembali.

"Enggak... Salsaaaaa... Enggak mungkin... Sayang bangun... Saaaaayaaaang mawar masih kecil... Saaaaayang bangunnn"

Bahkan tangisan yang menggema tak lagi ada gunannya, Salsa pergi sebelum bayi merah yang mungkin sudah beranjak tumbuh itu mengenal ibunya.

"O..ca...

Lisa tau persis bagaimana Salsa mencintai semua orang yang ada disekitarnya, mungkin dia adalah orang yang paling tulus yang pernah di kenalnya, benar adanya orang baik akan pergi lebih cepat.

"Kak... Lo gak boleh pergi... Gue butuh elo... Salsa lo denger gue..

"Bunda... Udah ya"

"Lo harus balik, gue gak suka ya lo gini, bangun... Salsa bangunnn"

"Bun...