App herunterladen
100% SANG DEWI AZURA 2 / Chapter 23: BAB 61

Kapitel 23: BAB 61

Dua tahun telah berlalu begitu saja, sekarang Azra sudah lulus, dan akan melanjutkan pendidikannya di universitas terbaik di kota T.

Universitas B yang terkenal di kota T, merupakan universitas terbaik yang di incar oleh banyak calon mahasiswa.

Di sebuah pusat perbelanjaan, Lima orang gadis sedang berbincang dengan sangat antusias. Mereka memutuskan untuk mencari tempat makan dan beristirahat.

"Huh... Hari ini sangat menyenangkan, tapi sayang, mulai besok kita akan mulai sibuk untuk melakukan kegiatan ospek." Linda berbicara dengan nada sedikit suram.

"Hei.. apa maksudmu? bukankah besok itu adalah hari yang paling di nanti-nanti! oh... para lelaki tampan, senior-senior tampan. Aaaaa aku sangat menantikannya." Dhyan berucap dengan sangat antusias.

Puk.. Azra menjentik dahi Dhyan tanpa ampun.

"Auch.. apa yang kamu lakukan Ra? sakit tau!" keluhnya sambil memegangi dahinya yang sakit.

"Sejak kapan kamu berubah menjadi maniak pria tampan? berhentilah bersikap seperti itu!" ucap Azra cuek, sambil memesan beberapa minuman pada pelayan.

"Aku tidak seperti itu, kamu terlalu berpikir berlebihan saja!" Dhyan berkata dengan cemberut.

"Lis, lihatlah sahabatmu yang satu ini! dia benar-benar tak menyadari dirinya sendiri!" Sartika berbicara dengan cekikikan sambil menyenggol Lisda di sampingnya.

"Hentikanlah kalian semua! kalian memang senang membuly diriku yang sangat menarik perhatian ini!" Dhyan pun membalikkan pandangannya ke arah lain, seolah-olah dia adalah gadis tak berdosa yang telah di fitnah.

"Ya ampun, narsis banget neng! bangung woy bangun... sekarang udah bukan jam tidur, jadi berhentilah bermimpi ok!" Sartika menggelengkan kepalanya dengan putus asa.

*

Hari pertama ospek, seluruh Calon Maba [Mahasiswa Baru] di kumpulkan di tengah lapangan.

Mereka terbagi menjadi beberapa kelompok, semua sesuai dengan jurusan masing-masing.

Dhyan mengambil jurusan biologi, Lisda dan Linda mengambil jurusan sastra, Sartika mengambil jurusan ekonomi, dan Azra memilih jurusan mate-matika.

Awalnya Linda, Lisda dan Sartika ingin mengikuti jurusan yang di pilih Azra, namun Azra mengatakan pada mereka, bahwa mereka harus memilih hal yang mereka sendiri sukai.

Untuk melindungi Dewi mereka harus selalu mengikutinya, tapi mereka juga tidak bisa menolak perintah dari Dewi. Setelah mengikuti Dewi Azura di dunia manusia selama dua tahun lebih, mereka sudah terbiasa berinteraksi layaknya manusia biasa.

Priiiiittttttt!!!

Suara sumpritan terdengar, seorang laki-laki yang mengenakan almamater, memberikan arahan kepada calon maba jurusan Mate-matika untuk menuju pos tes.

Azra dan para calon maba lain berjalan teratur, dengan menggunkan atribut yang terbuat dari barang bekas berwarna warni. Mereka semua terlihat sangat konyol.

Bagi calon maba laki-laki, mereka harus mengenakan wig yang panjang berwarna merah, sementara untuk calon maba perempuan, mereka harus menyanggul rambut mereka dan menutupinya menggunakan peci berwarna hitam.

"Ah.. Ini sangat memalukan, mengapa kita harus mengenakan pakaian seperti ini?" salah seorang di hadapan Azra mulai mengeluh dan berusaha menyembunyikan wajahnya.

"Sstt.. jangan bicara sembarangan, jika para senior mendengar maka mampuslah kita semua!" teman yang berada di sampingnya berusaha mengingatkan.

Azra yang berada di belakang mereka hanya mengamati, dia bahkan tidak peduli dengan tampilannya sendiri, dengan memakai sebuah kaca mata, dia berusaha tidak terlihat mencolok.

Mereka akhirnya sampai di sebuah ruangan yang cukup luas, mereka membentuk barisan yang teratur dan rapi, merekapun di perkenankan untuk duduk di lantai tanpa mengenakan alas apa pun.

"Wow... sudah tidak sabar melihat kaka senior yang super duper tampan!" beberapa gadis saling berbisik dan histeris dengan suara yang sebisa mungkin di kecilkan.

"Apa kah kamu tau? pria tertampan di kampus ini berasal dari jurusan kita aaaaaa senang sekali rasanya."

"Tentu saja aku tau, itulah sebabnya aku memilih jurusan ini. Mencoba peruntungan untuk meminta bantuan di masa depan, aaaa aku tidak bisa berhenti membayangkannya!"

Para pria di samping mereka hanya melihat mereka dengan tatapan kasihan, buat apa mereka memilih jurusan yang tak terlalu mereka pahami dan sukai.

Bahkan merelakan hal yang mampu mereka kejar, demi mendapatkan perhatian seorang pria. Benar-benar tindakan yang sungguh sia-sia.

"Perhatian!"

Salah seorang senior berbicara, dia mulai memperkenalkan dirinya dan menjelaskan rangkain tugas yang harus di selesaikan oleh seluruh calon maba.

setelah melakukan perkenalan antar masing-masing calon maba, mereka akhirnya di perkenankan untuk beristirahat selama setengah jam.

Para calon maba kini mulai membentuk kelompok-kelompok kecil, ada yang berkumpul karena berasal dari sekolah yang sama, dan ada juga karena sudah berkenalan sewaktu melakukan pendaftaran.

Mereka semua berusaha untuk berkumpul dalam sebuah kelompok kecil, yang pada intinya mereka tidak ingin terlihat sendiri, dan menjadi sasaran empuk bully para senior.

Di sisi lain, Azra yang pada dasarnya memiliki jiwa yang lebih dewasa dari umurnya, tidak memiliki rasa tertarik untuk berkumpul dengan bocah-bocah ingusan itu.

Azra hanya tetap beristirahat di tempatnya dari awal hingga akhir dan hanya sendirian, hanya sibuk memainkan ponsel di tangannya.

Dari tampilan luarnya, yang lain melihat dia seolah anak yang tak pandai bergaul, berusaha menyibukkan diri dengan bermain ponsel. Sungguh kasian, dengan penampilan yang cupu seperti itu, siapa yang ingin bergaul dengannya?!

Hal yang tak di sadari oleh mereka, saat ini Azra hanya sedang membalas chat para sahabatnya dalam grub.

Dhyan : "Sungguh membosankan disini! para senior dan pesertanya, semua biasa-biasa saja(/ω\)"

Sartika : "Itu adalah hal terbaik untuk dirimu sendiri😏"

Lisda : "Aku setuju, biarkan dirimu belajar tanpa memikirkan hal yang tidak berguna😏"

Dhyan : "Oh tuhanku😥 kalian berdua adalah iblis yang menghantuiku😡, dimanakah gerangan malaikat pelindungkuヾ(¯∇ ̄๑)"

Linda : "Berhentilah mengganggunya, saat ini dia hanya sedang melampiaskan kesedihannya saja!"

Dhyan : "Oh malaikatku, aku sangat ingin memelukmu saat ini🤗🤗🤗"

Sartika : "Masihka kamu memikirkan lelaki itu? sadarlah Dhyan! Radit sudah menikah sekarang😩"

Lisda : "Dan itu karena kamu sendiri yang melepaskannya, dasar bod*h😒"

Dhyan : "Kaliaaannn.....😡😠😠!"

Lisda, Sartika : "Apa?"

Azra : "Aku melihat sebuah tempat makan yang bagus di dekat kampus, adakah dari kalian yang ingin menemaniku kesana saat pulang nanti?"

Semua : "Asyaaapp 😁"

PRIIITTT

Suara sumpritan kembali terdengar, Azra memutuskan percakapan mereka dan mulai berbaris.

"Wah... Cantik sekali, senior itu dengan wajah dan tubuh yang sangat bagus, layak menjadi seorang model."

"Tentu saja, dia adalah Putri, berasal dari keluarga yang kaya dan memiliki IQ yang tinggi."

Semua calon maba mulai berbisik setelah melihat kehadiran Putri.


next chapter
Load failed, please RETRY

Bald kommt ein neues Kapitel Schreiben Sie eine Rezension

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C23
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen