"Eh, mau kabur ya?" Kini senyumnya mengerikan.
"Tapi itu terlambat, sebentar lagi kita akan sampai dan jangan khawatir aku bukan orang asing aneh kok." Ia tertawa kecil masih dengan wajah menyebalkannya. Lalu dengan tiba-tiba ia menggenggam tanganku, sambil tersenyum. Lalu meneruskan perkataannya.. "Kalau kau hilang nanti aku yang repot."
"H-hei, aku bukan anak kecil walau tak tahu jalan, tahu!" jawabku sambil melepaskan genggamannya.
Dari kejauhan sinar matahari menembus pepohonan ini, hembusan angin semakin kencang bahkan rambutku kini berantakan. Dedaunan yang gugur dari tangkainya pun terbawa angin, bagai bertualang. Perlahan mulai tercium aroma yang tak asing, aku menerka-nerka. "Rumput. Wangi rumput.," bisikku pelan. Laki-laki itu menoleh ke arahku dan seketika ia malah berlari dengan cukup kencang. Menyebalkan, ku pikir ia tadi mengkhawatirkanku.
Hei, tunggu!!" aku sedikit merungut kesal.
"Ayolah jangan malas!" candanya.