Luna mengernyit heran. "Bad mood banget," komentarnya.
"Nggak," sahut Surya saat irisnya dan milik Luna bertubrukkan, "kafe rame banget."
Kening Luna semakin berkerut. Harusnya, dialah yang menggerutu demikian, bukan seorang Surya si pekerja keras.
"Jam berapa acaranya?" Surya bertanya. Cowok itu memindahkan satu-satu perabotan kering ke rak.
Sedangkan Luna yang menyaksikan dan membiarkan sahabatnya itu mengerjakan tugasnya, menaik-turunkan bahu. "Katanya, sih, jam tiga, tapi ini udah jam dua lima belas dan belum ada orang-orang mereka yang dateng ke sini untuk prepare. Padahal wartawan sama fans udah rame aja."