Pagi ini benar-benar berbeda dengan pagi sebelumnya. Aku tak lagi melihat kota besar. Tak ada pepohonan, nampak gersang dan sangat hancur. Aku merasa tubuhku terguncang lagi. Aku seperti tak menyadarinya. Pria ini berlari dengan menggendongku. "Ada apa? Kenapa berlari seperti ini?" pertanyaanku tak dijawabnya. Ku lihat ke arah jauh di belakang ada sebuah pesawat besar. Keringat pria ini jatuh sederas gerimis embun.
"Turunkan aku. Aku ingin berlari sendiri." Bahkan protesku pun tak ia hiraukan lagi.
"Kita istirahat di sini dulu yah." katanya terengah-engah. Aku hanya diam ketika menyadari ini adalah bekas rumahku.
"Hey, orangtuamu belum pulang. Tak ada penerbangan yang boleh ke mari. Seluruh Jawa sedang diEvakuasi. Evakuasi jalur darat. Karena jalur Udara dan Laut telah dikuasai oleh kami. Tenanglah."