Malam semakin larut. Kedua mata Nisa masih bertahan dalam rasa kantuk. Ia terduduk di sebuah sofa pada ruang tamu. Nisa tersenyum ketika pikirannya menerawang peristiwa beberapa jam yang lalu. Senyum itu, senyum yang selalu diharapkan Arul untuk terus terpancarkan.
Saat jam istirahat di kantin sekolah. Arul bersama teman-temannya sedang berkumpul. Biasanya, Arul selalu meminta uang pada teman-temannya. Malak istilahnya. Namun, entah mengapa Arul akhir-akhir ini sering sekali melamun. Kadang ia senyam-senyum sendiri tanpa sebab. Teman-teman Arul pun merasa kalau ada yang tidak beres dengan Arul yang biasanya selalu jadi yang terdepan memalak anak-anak di kantin sekolahnya.
"Rul. Kamu kenapa, sih? Akhir-akhir ini kamu sering ngelamun nggak jelas. Ada apaan, sih?" tanya Fadhlin. Arul tersadar dari lamunannya.