Pagi itu Desa Moro digemparkan oleh bunyi deru air di Sungai. Dentuman keras berlangsung beberapa detik. Warga sangat panik. Akankah tanah longsor telah terjadi ataukah batu meteor jatuh ke air. Tak ayal para bapak-bapak berlari ke sumber suara. Sedangkan Ibu-ibu bersembunyi di balik selimutnya. Seakan bunyi itu adalah malapetaka bagi mereka. Walaupun ada beberapa lagi sibuk dengan racikannya sendiri, berharap masakannya menjadi buah bibir suami mereka.
Nawir lalu lalang di depan rumahnya. Daripada mengacuhkan bunyi dentuman keras, ada yang lebih genting daripada itu. Perut istrinya kesakitan tanda ingin melahirkan. Tapi sulit baginya untuk mendapatkan pinjaman motor. Karena para warga disibukan dengan bunyi dentuman. Sudah berlari ke mana saja, tetapi nihil hasilnya. Akhirnya dia kembali ke rumah dengan wajah panik.