Angin berhembus kencang. Awan hitam bergulung ria menutup matahari. Rinanti duduk menghadap jendela yang terbuka. Nelangsa suasana meremukkan hati, mati rasa. "untuk kalian yang kucintai, cintaku untuk kalian tidak akan pernah pudar" gumam Rinanti pilu. Tak ada suara, tak ada air mata, rintik air mulai jatuh mewakilli perasaan Rinanti yang tersisa. Angin menggelitik membawanya pada kenangan masa lalu.
"Rinanti, kamu kalau sudah besar ingin menjadi apa?" tanya seorang wanita paruh baya pada anak perempuannya yang berumur 6 tahun. Rinanti menggeleng tanda tak tahu. Wanita itu tersenyum lembut pada Rinanti. "kalau begitu, kenapa tidak mencoba menjadi dokter saja?" tanyanya lagi. Rinanti tersenyum dan mengangguk ceria. "Rinanti akan melakukannya untukmu, bu" jawabnya riang.