App herunterladen
32% Rumah Bekas Pembunuhan / Chapter 8: 8. Teman Yang Baik

Kapitel 8: 8. Teman Yang Baik

Singgah cerita...

Amira : "Ada apa? kenapa kau diam diam masuk ke halaman rumahku?"

Rey : "Tidak, tadi aku pikir kau tidak melihatku"

Amira : "Begitu ya"

Rey : "Aku ingin memberi tahumu sesuatu"

Amira : "Memberi tahu apa?"

Rey : "Bahaya sedang mendekati keluargamu, aku minta kau dan keluargamu harus selalu hati hati"

Amira : "B... bahaya apa maksudmu?"

Rey : "Aku tidak bisa memberi tahumu sekarang, aku hanya minta kau dan keluargamu harus selalu hati hati, jangan pernah dengarkan suara orang memanggil kalian di malam hari. Jika kalian mendengar suara panggilan malam malam, jangan di jawab dan jangan di cari dari mana asal suara itu"

Amira : "Tunggu tunggu, kenapa kau bisa tahu kami semua dalam bahaya?"

Rey : "Suatu saat kau akan tahu, kau cukup dengarkan aku saja oke?"

Amira : "Terima kasih, kau sudah mengkhawatirkan aku dan keluarga ku, kau memang temanku yang baik"

Rey : "Aku hanya tidak ingin di rumah itu ada korban lagi Mir"

Amira : "Memangnya sudah banyak korban nya ya?"

Rey : "Sudah lebih dari sepuluh keluarga"

Amira : "Ya ampun!"

Rey : "Satu persatu anggota keluarga mereka mati, dan aku tidak ingin hal ini terjadi lagi pada keluarga mu"

Amira : "Aku takut sekali Rey. Apa aku dan keluarga ku harus pergi dari rumah itu secepatnya?"

Rey : "Itu tidak akan berhasil"

Amira : "M... maksudmu?"

Rey : "Orang yang sudah memasuki rumah itu tidak akan pernah bisa pergi lagi"

Amira : "A..apa?!"

Rey : "Kalian harus menghadapi nya"

Amira terdiam saat mendengarnya. Amira merasa cemas dan takut terjadi apa apa pada keluarga nya.

Amira : "Rey, terima kasih sudah memberi tahuku. Sekarang aku harus pulang, aku sampai lupa kalau ibu sedang sakit di rumah, ya ampun" ujarnya terburu buru

Rey : "Ya sudah sana pulang"

Amira : "Bye..."

Rey tersenyum dan mengangguk.

Setelah mengetahui tentang rumah itu dari Rey, Amira merasa takut ketika berada di rumah dan selalu merasa cemas. Amira ingin menceritakan semuanya pada keluarga nya tetapi dia takut akan merusak kebahagiaan mereka.

Riki : "Amira, kau darimana saja?"

Amira : "Maaf kak, aku...."

Riki : "Ibu sedang sakit kau malah main keluyuran, sama siapa tadi?"

Amira : "Sama temen aku Kak"

Riki : "Temen? emangnya disini kamu punya temen?"

Amira : "Aku baru kenal beberapa hari yang lalu sama dia Kak, kenapa sih?"

Riki : "Gak papa kok, sana bantuin Aini dan Mona masak untuk makan malam"

Amira : "Hmmm, oke"


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C8
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen