Aku bingung melihat Naya yang langsung terdiam membeku melihat sesosok perempuan berwajah pucat dengan rambut tergerai coklat yang sedikit berantakan berdiri di sudut teras rumah kontrakannya.
Aku menyusul Naya yang berlari meninggalkanku yang masih duduk di atas motor, dan menghampiri sosok itu.
Naya memakaikan jaketnya pada perempuan itu. Ia kelihatan sangat kacau dan kedinginan.
"Kak, kenapa gak nge-chat kalau ke sini? Kan aku bisa pulang cepet! Kakak jadi kedinginan gini kan, jadinya!" omel Naya sambil menyeret perempuan itu masuk ke dalam rumahnya.
Aku pun mengekori mereka, dan ikut duduk di sofa.
"Kalian bener," lirih perempuan itu.
"Soal apa?" sahut Naya yang terlihat ragu.
Bukannya apa, aku tahu benar bahwa anak-anak Roullete itu suka asal bicara, entah ucapan mereka yang mana yang perempuan itu maksud.
"Santosa, dia itu anggota Blackstone, meski kakak gak tahu apa posisi dia sebenernya."