Dengan tatapan mata setajam elang, Bambang berjalan menghampiriku. Baiklah, siapa pun, tolong buat aku pingsan lagi!
"Lo!" Bambang menunjuk wajahku dengan jari telunjuknya.
"Aduh, argh, kepalaku sakit!" seruku setengah berteriak sambil memegang erat kepalaku, dan menunduk.
Semoga aktingku cukup baik untuk mengelabuhi Bambang. Sungguh, aku tidak ingin mendengar siapa pun memarahiku saat ini.
Bukankah aku ini korban? Bukankah yang paling penting, adalah membuat korban sembuh terlebih dulu? Kenapa Bambang sudah siap untuk mengomel begitu melihatku membuka mata?
Ah, ini menyebalkan. Aku sudah mengalami sesuatu yang mengerikan, tidak bisakah mereka bersikap lebih baik padaku?
"Mel? Apa yang sakit? Gue panggilin dokter, ya?" pekik Gepeng begitu panik.
Terserah, tolong panggilkan siapa pun yang bisa membuat Bambang menjauhiku!
Bambang hanya melirik sinis ke arahku, ia lalu menekan dengan kasar tombol untuk memanggil perawat, yang tertempel di dinding.