Tidur yang seharusnya nyenyak berubah menjadi tidak , berkat ingatan tubuh ini secara mendadak datang tanpa aku minta meski aku memohon pada Tuhan memang dikabulkan tapi telat datangnya memori tubuh ini tuh, langsung saja wajahku berubah jadi jelek setelahnya.
"Tidak aku sangka , aku terlahir kembali sebagai cucu yang memiliki keluarga yang fenomenal (terkenal), apa lagi kakekku Stan Lee yang menciptakan superhero Avengers dan Marvel universe nya sendiri bersama rekan-rekannya" aku menghela nafasku dan menatap ke atas ruang kamar ini "ya tuhan, apa kau merasa kasihan kepadaku sehingga aku terlahir kembali ke keluarga fenomenal (Terkenal) , apalagi kakek ku adalah Stan Lee pembuat komik superhero avengers, X-Men, Fantastic Four dan Marvel universenya yang terkenal sepanjang masa dan juga pendiri Marvel Comic bersama rekan-rekannya, aku tidak bisa mengungkapkan apapun lagi selain ini" ujar Martin mengagumi hadiah yang diberikan oleh tuhan setelah melihat ingatan tubuh yang dia rasuki.
Ngomong-ngomong nama tubuh yang aku rasuki adalah Martin Johan L aku tidak tahu mengapa nama belakang aku L mungkin ayah ku ngasal aja beri namanya atau kakek ku yang punya ide minta anaknya beri L dibelakang namaku, tapi itu tidak penting bagiku mengurusi masalah sepele seperti ini yang aku pikirkan adalah karir masa depanku.
Berhubung aku tahu keadaan di masa depan dimana perkembangan film-film barat dan asia termasuk manga jepang dan animasinya, tapi sayangnya komik barat di masa depan akan kalah saing dengan manga/komik jepang nantinya.
Tapi teknologi barat untuk animasi akan jauh kedepan di abad 20 menuju 21 nanti, ah~ memikirkan persepsi dunia hiburan sangatlah luas membuatku sakit kepala sekarang padahal umurku sekarang baru 8 tahun, tapi sudah memikirkan soal ini, sekarang yang dimana teknologi di tahun 1983 masih memasuki level pemula/berkembang ketimbang tahun 2000 kesananya yang sudah mulai memasuki level pre-perfection/berkembang menuju kesempurnaan, biar nggak ribet mikirnya di tahun 1983 sistem mekanisme CGI untuk pembuatan film masih belum dikategorikan bagus dan masih dalam proses berkembang menuju sempurna meski masih ada kelihatan jelas miniatur yang mereka gunakan namun mereka di tahun ini sudah mencoba semaksimal mungkin mekanisme animasi mereka bisa menjadi realistis saat pemutaran film, kita tahu film yang sudah berani memakai sistem mekanis animasi CGI meski belum sempurna di tahun 1970-1983 ini , seperti Star Wars series, Star Trek series dan E.T.
"...Martin kenapa kamu melamun terus daritadi, ayo makan… kalau kamu melamun terus nanti kamu akan didahului oleh yang lain" ujar Stan melihat cucu-nya yang syukurnya sudah pulih dari sakitnya membuat hatinya lega namun ada sesuatu yang aneh dari otak kecil cucunya itu yang sedang memikirkan sesuatu.
"jangan melamun terus, ayo makan" suruh Stanley kembali.
"ba-baik kakek" aku langsung menurut perkataan kakek Stanley lalu kemudian aku, kakek Stan dan Nenek ku Joan Boocock mulai makan bersama, ngomong-ngomong soal orang tuaku mereka sedang kerja di luar kota (P.S untuk readers, jujur aku nggak tahu nama-nama anak Stanley di dunia nyata dari pencaharianku di wikipedia , identitas anak Stan sangat dirahasiakan jadi untuk menghargai beliau, author tidak akan memberi nama apapun pada dua anak stanley hanya inisial saja, semoga kalian mengerti dan juga mengapa author membuat cerita ini alasannya aku suka dengan karya stanley yang luar biasa meski marvel universe di komik tidak terlalu sinkron/berbeda dengan marvel universe di filmnya, tapi aku tetap suka, dan saya menghargai perjuangan beliau untuk membesarkan nama Marvel komik dan Marvel universe-nya sampai ke ranah internasional dari dulu sampai sekarang, dan semoga beliau bisa bahagia di alam sana bersama istri tercintanya, amin) baik kembali kecerita.
"honey, kenapa wajahmu seperti itu dari kemarin dikamar sampai sekarang wajahmu jelek kaya itik…..apa yang kamu pikirkan hmm…?" tanya nenekku.
"nggak nek… a-aku hanya memikirkan sesuatu.." ujarku setengah jujur karena sekarang meski aku makan pun aku memikirkan hidupku yang ke dua ini, Martin tahu persaingan dunia hiburan Hollywood sangatlah ketat bagai api yang membara tapi dia juga tahu posisi Marvel komik sekarang sedang tengah dilanda perang dingin dengan saingan abadi mereka DC komik yang membuat Martin tidak bisa tenang meski suasana aman dan damai di rumah kakek dan nenek nya.
"ah~... melihat cucuku seperti ini, aku teringat sesuatu yang membuatku merasa tidak adil" ujar stan membuat martin melirik kakeknya yang tengah menatap piring kosong yang sudah kotor bekas makanan.
"jangan membuat cucuku sedih karna ulahmu" ujar nenek memperingatkan suaminya ini.
"hahahahaha… tidak… tidak akan aku janji" sumpah Stan, Joan menatap suaminya dengan sinis lalu berjalan ke wastafel.
"memangnya kenapa kek ?" penasaran Martin karna dia juga ingin tahu situasi kakeknya dan marvel komiknya bagaimana sekarang.
Joan yang mendengarkan pertanyaan aku , dia langsung berbicara pada Stanley sebelum stanley menjawab ke cucunya.
"Jangan membuat cucuku sedih Stan…." peringatan Joan.
"ah… baik…baik… aku kan udah janji…" ujar stan lalu memikirkan jawaban yang cocok buat cucunya.
"kek…" panggil martin yang sudah mulai tidak sabar.
Pertama-tama Stanley menghela nafasnya "begini cucuku, apa kau punya mimpi ?" tanya stan kepada martin, martin yang merasa heran pada pertanyaan kakeknya langsung menjawab tanpa pikir panjang.
"tentu saja aku punya mimpi kek"
"kakek juga sama sepertimu, kakek masih punya mimpi… tapi mimpi itu masih jauh untuk kakek raih" jawab stan kepada cucunya yang terlihat heran didepannya, stan hanya tersenyum saja melihat tingkah cucunya yang sedang berpikir itu.
"tapi kek… kakek kan sudah mendapatkan mimpimu, kakek membuat cerita yang luar biasa untukku dan teman-temanku di sekolah tapi, mengapa kakek masih memiliki mimpi seperti ku, memang mimpi kakek ini apa ?" tanya martin ala anak-anak.
"kamu mau tahu mimpi kakek apa?"
"tentu saja aku ingin tahu"
"mimpi kakek yang satu ini , ingin anak-anak kakek yang kakek ciptakan bisa masuk ke layar lebar seperti DC" jawab stan membuat martin mengingat sesuatu di wikipedia atau di fanfic hollywood yang dia baca di kehidupan sebelumnya.
Stan sangat berambisi seperti orang-orang kebanyakan, dia pikir potensi karya yang dia ciptakan akan membuat peluang lebih besar selain komik, mainan, pakaian/kostum superhero dan miniatur karakter superhero di marvel universe.
Yaitu Film, stan di tahun 1983 ini belum bisa meraih ini ketimbang DC yang memiliki koneksi dengan Warner Bros dan membuat heboh amerika dan dunia barat saat munculnya Superman untuk pertama kali di layar kaca Hollywood.
Tapi Stanley tidak memiliki koneksi seperti DC , dia terus berkelana ke hollywood untuk mendapatkan persetujuan ke 6 perusahaan film terbesar di Hollywood agar mengizinkan Marvel menginjak layar kaca hollywood tapi perjuangan untuk mendapatkan itu sangat sulit dan berliku-liku, dan pada akhirnya stan menyerah untuk sementara waktu, dia menunggu waktu yang tepat dimana Marvel terbang di langit amerika dan juga seluruh dunia.
"Kakek ingin, spiderman , kapten Amerika , Iron Man dan kawan-kawan , hidup di bioskop seperti superman… i…ITU KEREEENNNN" ujar martin bersemangat meski dia akting ala anak-anak biar nggak curiga, dia tahu marvel akan menginjak layar kaca hollywood tapi itu nanti bukan sekarang, meski aku bisa mengubahnya tapi belum saatnya karna martin tahu resikonya dan sekarang martin sedang memikirkan nasibnya yang memiliki 1000 juta inspirasi yang mendebarkan dari masa depan, sedangkan stanley yang melihat cucunya yang bersemangat hanya tersenyum lesu.
"tapi untuk sekarang belum saatnya, mereka menginjak layar kaca hollywood" ujar stan ingin melihat reaksi cucunya, jujur stan tidak ingin cucu tercintanya sedih tapi mau bagaimana lagi dia harus mengutarakan kenyataan ketimbang bohong di hadapan cucunya yang selalu ribut saat melihat komik terbaru tentang superhero buatan kakeknya.
"jangan sedih kakek, aku yakin suatu saat nanti mereka akan berada di layar bioskop, dan saat itu tiba kita akan bergabung dengan mereka disana… hehehehe" martin menunjukan senyum kegembiraannya, stan yang melihat itu lega dan juga senang cucunya mengerti perasaan kakeknya dan stanley juga yakin sama seperti cucunya, nanti mereka akan berada di layar lebar hollywood.
Peringatan cerita ini hanya fiksi belaka, author hanya ingin menghibur kalian di rumah bersama cerita baru author buat kali ini, mohon maaf jika ada kekurangan atau typo di beberapa kalimat pada cerita ini.
Para readers ku yang tercinta jangan ambil serius cerita ini ya...