App herunterladen
87% RE: Creator God / Chapter 328: CH.328 Bimbang

Kapitel 328: CH.328 Bimbang

Menurut Kiera sebaiknya memang aku mencoba sekali lagi untuk menyelamatkan Heresia karena kegagalan belum tercapai. Namun untuk lebih mendapat banyak masukan, aku perlu bertanya ke yang lainnya juga karena ini juga menyangkutkan mereka dan aku tidak bisa memaksakan kehendakku untuk suatu hal yang egois.

Karena masih belum pulang, aku tidak bisa meminta pendapat Jurai dan Aeria. Maka sekarang hanya bisa meminta kepada Shin, Lala, dan mama. Hanya mereka bertiga yang bisa kuandalkan di rumah ini selain Kiera.

Kalau Feliha, tentu saja tidak mungkin. Keberadaannya ada malahan justru untuk dilindungi. Ngomong-ngomong aku jadi kasihan memaksa Feliha, padahal akhirnya dia bisa bersekolah dan mendapat banyak teman.

Maka dari itu, alasan itulah yang akan menjadi semangat buatku agar tetap berjuang selama aku mampu dan bernafas. Tidak ada alasan untuk aku mundur, sama seperti yang Kiera katakan. Pada akhirnya kuakui alasan aku bertindak hanyalah Kiera dan Feliha, alias keluargaku.

"Jadi menurut kalian memang ditinggalkan saja? Bukankah kalian sudah tinggal lama di Heresia? Juga banyak memperjuangkan hal di sana tentunya."

"Bagi kami, dunia mana pun tidak penting, selama kami masih bisa hidup, makan, minum, berpakaian lengkap, intinya berkecukupan. Tidak kaya pun tidak masalah."

Shin dan Lala yang malah sudah tinggal lama di Heresia memberikan jawaban yang mengejutkan kepadaku. Jujur aku malah berpikir mereka yang akan paling semangat untuk menyelamatkan karena dunia itu sudah lama jadi tempat tinggal mereka, lebih lama dari Terra.

Namun alasan yang diberikan Shin juga logis, karena itulah apa yang dipikirkan oleh seorang yang sudah pernah tinggal di beberapa dunia. Kau tidak akan tahu bahwa manusia pun bisa punya pola pikir yang mengejutkan dan berbeda dari yang kau duga.

Kalau begini satu setuju, dan dua menolak. Sekarang aku ganti menanyai mama saja dulu, karena aku butuh konfirmasi yang jelas. Niatnya bukan voting sih, tetapi aku juga menanyai pendapat mereka dalam memilih pilihan itu agar jadi bahan pertimbangan.

"Menurut mama? Kenapa tanya ke mama yang tidak ada sangkut-pautnya? Mama tidak bisa menjelaskan pendapat mama, karena mama sendiri tidak tahu akan hidup seperti apa walau di dunia yang berbeda. Kan mama bergantung pada anak-anak mama."

"Iya juga sih… tetapi apakah setidaknya mama memberiku pilihan antara menolong atau meninggalkan? Aku butuh pertimbangan yang jelas."

"Mama tidak bisa menjawab itu nak, toh yang berjuang kan kalian bukan mama. Yang penting kalian aman dan tetap hidup saja sudah cukup buat mama."

Arghh, ini memusingkanku. Kiera setuju, Shin dan Lala menolak, sedangkan mama tidak jelas. Kalau begini aku hanya bisa bergantung pada Jurai dan Aeria. Walau kupikir, mereka pastinya akan menolak juga karena sudah tidak penting bagi mereka menyelamatkan dunia itu.

Pada awalnya aku meminta mereka karena serangan para monster. Lalu masalah yang baru-baru saja ini, soal mana, itu semua karena Shin dan Lala masih tinggal di situ dengan anak-anak mereka juga. Kalau Shin dan Lala tidak ingin, pastilah Jurai dan Aeria juga akan menolak.

Sebaiknya aku bahas ini lagi dengan Kiera karena ini benar-benar membuatku bingung. Tidak ada kejelasan ketika aku bertanya kepada yang lain, malahan tambah bingung iya. Memang hanya Kiera yang bisa kuandalkan saat mengambil keputusan seperti ini.

"Jadi begitu ya jawaban mereka? Aku tidak menduga itu juga apalagi dari Shin dan Lala. Soal mama, pastilah dia bersikap netral karena selama tidak ada hubungannya, mama pasti tidak ingin berurusan. Aku tahu ini dari mama sendiri."

"Hah~ benar-benar, padahal aku butuh jawaban positif, malah dihadapkan dengan yang seperti ini lagi."

Ngomong-ngomong kalau Kiera bilang bahwa dia tahu dari mama sendiri, sedangkan aku tidak, berarti mama dan Kiera sudah super dekat sampai mengenal begitu dalam. Aku jadi sedih tidak mengenal dengan jelas mamaku sendiri.

Waktuku bersama keluargaku sendiri bahkan tidak ada, mama yang sudah kupanggil malah sering kubiarkan sendiri. Entah bagaimana mama tetap bisa tenang di dalam rumah walau tidak ada pekerjaan. Atau sebenarnya ada hanya aku yang tidak menyadarinya saja? Kesalnya….

"Terkadang ada waktunya bahwa kita harus memilih pilihan yang tidak mengenakan memang. Menolak juga bukan sepenuhnya hal buruk kok, jika ingin menghindari masalah lebih banyak lagi."

"Menghindari masalah ya…? Aku jadi berpikir, apakah itu boleh dilakukan sejak aku sudah terlalu sering menghindari masalah-masalah yang kuprediksi akan ada."

"Mau bagaimana lagi? Pada akhirnya menyerah juga pilihan bukan? Tidak seperti menyerah itu sepenuhnya buruk juga kok sayang."

Memang sih menyerah bukan pilihan yang buruk, tetapi itu terdengar sangat negatif sekali. Tidak ada yang benar-benar bisa kulakukan kalau pilihannya hanya menyerah. Namun di saat ini, masih ada pilihan lain yang memungkinkanku tidak memilih untuk mengorbankan Heresia begitu saja.

Aneh ya aku ini? Waktu itu bahkan aku bolak-balik depresi dan ingin menyerah, tetapi yang lain bilang jangan. Malahan di saat sekarang aku ingin berjuang, banyak yang memilih untuk meninggalkan dengan perasaan setengah-setengah seperti itu.

Aku tidak bisa memungkiri bahwa perasaanku pada Heresia benar-benar luar biasa, tanpa kusadari aku sudah menyukai dunia itu. Memang, kesukaanku memang tetaplah Kimino, tetapi Heresia bisa jadi yang kedua setelah itu.

"Memang sih, kurasa memang banyak yang ingin memilih untuk menyerah ya? Apa sayang akan tetap berpikir untuk memperjuangkan atau malah berubah menjadi menyerag sama dengan yang lain?"

"Bukankah kita saling mengetahui satu sama lain sayang? Bukanlah tipe kita yang meninggalkan sesuatu dengan mudah. Makanya sayang juga berjuang memanggilku lagi walau sebenarnya aku sudah mati."

Contoh yang sangat kejam, tetapi nyata. Siapa pikir bahwa aku benar-benar memaksa diri untuk mengetahui sihir yang begitu mengerikan itu? Tidak ada, itu jawaban mutlak, tetapi aku mampu. Dan tentu, aku tidak bisa menahan diri untuk memanggil Kiera, lalu mama.

Tidak ada satu hal yang bisa kubantah kalau kau mengatakan aku berlebih bersandar kepada mama dan Kiera, karena mereka berdua memang orang yang penting bagiku. Untunglah mereka sekarang tidak akan mati dengan mudah dengan efek sihirku.

"Persistensiku benar-benar menjijikkan ya? Aku benar-benar tidak bisa melepaskanmu dan mama dalam hidupku. Pada akhirnya aku semakin terikat lebih dalam kepadamu sayang. Tidak kuijinkan salah satu dari kalian menghilang dari hidupku."

"Syukurlah kalau memang sayang memiliki pikiran seperti itu. Namun sekarang coba pikirkan bahwa Heresia itu aku, apa yang akan sayang lakukan?"

Tersentak aku saat mendengar itu dari Kiera sendiri. Siapa kira bahwa Kiera akan menanyaiku pertanyaan yang super rumit seperti itu? Kalau bisa dibilang, Heresia akan hancur cepat atau lambat, entah karena mana atau monster, dan pilihannya hanya menyerah.

Namun begitu Kiera bertanya bagaimana kalau Heresia itu adalah dirinya. Apakah aku bisa memperlakukan yang sama? Menyerah dan tidak bisa berbuat apa pun? Itukah yang benar-benar serius aku akan lakukan? Kurasa tidak begitu.

"Tidak mungkin aku bisa meninggalkanmu sayang, bahkan aku juga meneguhkan hatiku saat sayang bilang bahwa kita harus menyelamatkannya sebelum gagal."

"Begitulah, kalau memang berpikir seperti itu, berarti sayang sudah mantap untuk memperjuangkan Heresia juga?"

"Kesiapanku bukan dinilai dari aku sendiri, tetapi orang lain juga. Dan salah satu parameter yang paling bisa diketahui, itu Kiera sayang, keluargaku, dan teman-temanku."

Kalau aku sendiri, tak perlu aku bertanya dengan yang lainnya dan langsung berangkat saja. Paling mentok-mentok hanya memberi kabar lewat surat yang kutinggalkan atau apa. Namun kali ini masalahnya menyangkut Jurai dan Shin juga, aku butuh konfirmasi dari mereka.

Aku tidak tahu bahwa Shin akan merubah keputusannya kalau semisal saj Jurai menerima undanganku. Setahuku Shin pasti akan berubah pikiran karena terbeban untuk membantu sejak kami berdua akan ada dalam bahaya dan masalah di dunia kedua yang ia tinggali.

Shin akan berubah pikirkan karena merasa tidak enak dan khawatir saja, itu mungkin alasannya kalau Shin misal jadi ikut. Semoga saja begitu, karena tanpa Shin, aku tidak yakin bisa berbuat apa pun yang menguntungkan.

"Aku tidak bisa selamanya menjadi alat untuk menilai keputusanmu sayang walau aku yakin aku masih bisa hidup lama. Namun masalahnya bukan aku masih hidup atau tidak, tetapi ada masalah di mana kau harus menyelesaikannya sendiri."

"Memang sih ada yang seperti itu, tetapi aku tetap butuh pendapatmu sayang untuk banyak hal, karena keputusanmu selalu yang terbaik."

"Kalau sayang begitu berharap kepadaku, maka aku akan sebisanya mememuhi harapanmu itu. Tapi jangan pernah depresi kalau ada saatnya aku tidak bisa membantu."

Kuyakini memang pasti ada saatnya bahwa Kiera sama sekali tidak bisa menolongku, dan akhirnya aku harus menentukannya semuanya sendiri. Kiera sebenarnya satu-satunya yang akan terus bersamaku sepanjang aku tetap hidup, tetapi tidak dengan teman-temanku.

Seharusnya kalian ingat bahwa sihirku untuk memanggil Kiera dan mama itu berlangsung selama aku hidup, dan tidak memerlukan mana lagi selama ada mana di sekitar yang bisa dipakai. Oke, kuakui aku lupa memberi tahu bagian kedua soal mana itu, tetapi yang pertama sudah.

Beralih ke teman-temanku, mereka tidak bisa untuk ada selamanya bagiku, karena mereka juga punya keluarga masing-masing untuk dilindungi. Pada akhirnya aku, manusia hanya bisa mengandalkan diriku sendiri di masa aku sulit tanpa orang di sekitar.

Pada saat aku bilang diriku sendiri, aku juga mengacu pada kepribadian lainku yang punya banyak kemampuan. Tidak hanya untuk bertarung, mereka juga sama pintarnya dan bisa mengambil keputusan yang baik juga. Jadi tidak ada salahnya mengandalkan diriku sendiri dan Alter Egoku.

"Tentu saja. Aku akan mengingat itu. Oh tunggu, kelihatannya Jurai dan Aeria sudah pulang, sebaiknya aku tanya mereka juga karena aku membutuhkan bantuan Jurai juga."

"Kutunggu di sini. Nanti beri tahu tanggapan mereka dan keputusanmu sayang."

"Baiklah, akan kusampaikan nanti."

Tak bertele-tele aku menyambut Jurai dan Aeria bahkan sebelum mereka masuk ke dalam rumah. Seharusnya aku bertanya dengan sopan sambil duduk diam, tetapi karena ketidaksabaranku, aku langsung menanyakannya di luar rumah.

Sebenarnya itu tidak terlalu penting, karena mereka tidak akan protes kecuali tindakanku benar-benar di luar batas normal dan lepas kendali. Yang penting sekarang adalah jawaban dari mereka, supaya aku bisa menentukan pilihanku juga nantinya. Benar-benar membuat tubuhku menegang saat bertanya apa keputusan mereka dan alasannya juga.

"Apakah itu aneh?"

"Tidak, kuyakini bahwa memang apa yang dipikirkan olehmu dan Kiera tidak salah. Tak ada alasan untuk kita menolak dan meninggalkan Heresia begitu saja. Sudah kuputuskan, aku akan membantu kalian. Pastikan kau bisa membujuk Shin juga."

"Tentu! Terima kasih Jurai, Aeria!!"


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C328
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen