App herunterladen
75.86% RE: Creator God / Chapter 286: CH.286 Menggila

Kapitel 286: CH.286 Menggila

Setelah lewat sekitar empat kali rotasi dengan seluruh pasukan yang ada, aku sudah membagi mereka rata supaya setiap rotasi tidak akan ada perbedaan yang signifikan. Dengan tujuan mengurangi membebani salah satu rotasi, sejauh ini cukup efektif.

Menurut perhitungan IAI yang terus saja berjalan alias terus diperbaharui, sudah terbabat habis sekitar 750 monster. Kalau ini aku dan teman-temanku, kurasa kami bisa 1.5 kali lipatnya dari semua yang diburu para pemburu ini. Bukan sombong, tetapi itu menunjukkan keefektifan kami.

Namun yang tidak akan kukira adalah Jurai benar-benar tidak menahan diri untuk menghabisi para monster itu dengan senjata api, seolah-olah sedang tidak waras. Untung saja dia masih tahu membedakan mana teman dan musuh.

Tadinya dia ingin menggunakan sniper, tetapi akhirnya dia meminta assault rifle dengan teropong. Jika kau ingin meningkatkan ketepatan sasaran, seharusnya kau mempertimbangkan arah angin dan seberapa kuatnya, tetapi tidak usah begitu peduli dengan recoilnya. Tidak akan bukan Jurai sampai lalai menembak pasukan yang sedang berperang.

"Kau benar-benar meninggal Jurai, tidak bisa ya lebih parah dari ini?"

"Hei, hei, apa-apaan perkataanmu itu? Aku melakukan ini juga untuk membantu pasukan yang ada tahu? Kenapa sekarang kau seolah-olah memojokanku?"

"Mana ada aku berkata begitu? Hanya saja kau memang makhluk yang tidak bisa menahan diri, terlalu menggila kalau soal bertarung."

Benar saja, kalau Jurai urusannya sudah bertarung, entah politik, ekonomi, fisik, mental, dialah yang paling tidak bisa menahan diri dan tentu, dia yang menang. Kurasa alasan kenapa Jurai tidak pernah merasa ada tekanan mental walau sebenarnya ada, karena dia begitu kuat.

Aku dan Shin saja seperti ini masih merasakan tekanan yang kuat dan membuat kami benci kepada para dewa lebih lagi komplotan Kuroshin. Namun Jurai masih saja bisa bersikap netral, apa itu karena pernah ada dewa yang membantunya waktu itu?

"Cih, sebaiknya aku anggap itu sebagai pujian saja. Lagipula mana monster besarnya? Aku sudah muak melawan kroco-kroco ini."

"Tenang sedikit, seperempat perjalanan saja belum tercapai, hampir sih."

Terkadang aku berpikir, apa ini efek dia menjadi dewa lebih dari kami? Maksudku kami, memang benar kami semua, aku, Shin, Kiera, Lala, Aeria, dan anak-anak kami. Entah kenapa ras manusianya tersisa begitu sedikit dan lebih mendekati seolah dia memang dewa pada awalnya.

Entah kenapa firasatku buruk saat memikirkan soal ini, seolah memang ada yang salah dengan kebenaran ini pada awalnya. Namun karena aku masih berhadapan dengan Jurai yang sama, maka aku akan diam saja tidak berkomentar. Semoga saja dia masih dipihakku.

"Shin, kira-kira jumlah pasukan akan terus bertambah atau tidak? Para pemburu di sini terlalu lambat walau ini sudah gabungan dua kota."

"Soal itu pun aku tidak tahu, tetapi menurutku akan bertambah walau sedikit. Kenapa? Sudah mulai tumbuh benih tidak sabar?"

"Tidak, tidak, hanya saja aku merasa seperti ini pun masih kurang efektif. Bukan dengan dasar protes, tetapi memang kulihat masih saja aku tidak melihat akhir pertarungan ini."

Pada awalnya aku dengan percaya diri menyerahkan ke para pemburu yang menjawab panggilan kami. Namun sekarang sudah lewat satu jam pun, seperlima dari seluruh monster yang baru dibunuh. Bisa-bisa kami akan menghabiskan lima jam penuh bahkan lebih kalau begini.

Sejauh ini, pertarungan terlamaku waktu itu adalah dua jam setengah, tidak lama, tetapi tidak singkat juga. Pada akhirnya kami memang bisa dibilang kalah jumlah dan kurang kekuatan kalau boleh jujur. Harapanku tidak banyak tumbuh dalam situasi genting seperti ini.

Jelas aku mengerti bahwa semakin banyak jumlah monsternya, semakin lama juga waktu pertarungannya, tetapi kurasa perkataan Shin setengah benar, aku mulai tidak sabar. Bukannya aku ingin pertarungan ini sepenuhnya berjalan lancar tanpa masalah, tetapi kalau terus seperti ini… tidak, sebaiknya kuamati lebih lama sedikit lagi.

Tidak bisa kubantah, bantuan sekecil apa pun, tetaplah bantuan. Hanya karena perbedaan satu jumlah saja, bisa jadi perubahan drastis mampu terjadi. Aku tidak mengharapkan keajaiban, tetapi kemenangan saja cukup bagiku. Kalau mungkin, tanpa terlukai.

"Sabarlah sedikit Sin, mungkin setelah lewat satu ja— ah tidak, setengah jam lagi monster kelas empat pun masih belum muncul, baru kita masuk."

"Sedikit tidak sesuai dengan rencanaku, tetapi aku tidak menolak ajakan itu, kenapa tidak? Kita lakukan saja setelah menunggu beberapa waktu lagi."

"Baguslah kalau begitu. Hoi Jurai, kau terus-terusan saja menembak dengan senjata api itu. Tidakkah kau tahu pelurunya mahal? Bukan berarti kalau stoknya banyak bisa kau habiskan seenaknya. Itu properti Guirusia.co tahu, bukan milikmu!

"Heh, lalu kenapa? Guirusia.co juga milikku kok dengan Sin, itu artinya aku bisa melakukan sesukaku."

"Anak satu ini…."

Hahaha, benar-benar mereka berdua ini, di tengah pertarungan tegang seperti ini masih sempat-sempatnya ribut dan bercanda. Bagaimana kalau nanti para pemburu yang lain melihat dan mengetahui kami santai-santai saja, tetapi seolah memperkerjakan mereka sampai mati?

Bagaimana pun pertarungan ini dan selanjut-lanjutnya adalah pertarungan hidup atau mati. Selama kau hidup, maka pihak lain akan mati, begitu juga sebaliknya. Namun aku berpikir bahwa pilihan untuk kabur juga masih bisa dipikirkan, walau tidak ada sopan-sopannya dan terlihat seperti pengecut.

"Sudah, biarkan saja Shin. Kau juga sudah tahu sifat Jurai dari dulu memang begini. Memang, hidup ratusan tahun belum tentu mengubah orang, sama seperti kepala batu satu ini."

"Enak saja kau mengatakan aku kepala batu Sin, itu harusnya kau. Juga kau itu pengecut, tekanan mental sedikit saja tidak mampu bergerak."

"Heh, diam saja kau. Aku tidak ingin mendengarkan itu dari siapa pun, terlebih lagi dirimu."

Enak saja anak ini mengatakanku pengecut, aku selalu bertarung adil dan jujur, dalam kondisi apa pun dan situasi apa pun. Dan kalau aku dikatakan begitu oleh Shin, itu rasanya begitu aneh dan terasa tidak benar.

Untung saja aku masih bisa menahan emosiku demi kebaikanku sendiri dan tidak ingin kena amuk dari Kiera. Alasan tertentu aku tidak pernah berani mengutik Kiera saat sedang sendiri dan tertekan, bisa kegencet aku jadi bubur. Kiera kalau sudah mulai yandere jadi berbahaya.

"Hah, kalian yang diam, aku sedang sibuk membidik musuh tahu nggak?"

"Sshhhah, sial memang. Aku juga ingin membabi buta musuh juga kan jadinya?"

Padahal aku masih sempat menahan diri untuk tidak mengambil tindakan tanpa memikirkan resikonya dan di luar rencanaku. Namun akhirnya terpojokkan juga aku oleh ucapan Jurai untuk mengambil salah satu senjata kesukaanku, AK-47.

Pada dasarnya sebenarnya ini senjata teroris kalau dulu di Terra, tetapi sekarang mah teroris bukan zamannya lagi. Sudah terlalu banyak ancaman yang muncul dari monster, manusia tidak butuh siksaan fisik dan mental lainnya lagi dari manusia lainnya.

Sebenarnya keberadaan semacam mafia, gangster, pencuri, dan mungkin profesi illegal lainnya masih ada, tetapi manusia yang sudah tinggal di sini itu banyak terseleksi. Tidak mungkin bukan orang pergi ke sini tanpa uang? Jadi memang yang berkecukupan bisa pindah dari Terra ke Logiate atau Heresia.

Jangan katakan yang mengatur semua ini kejam, yang kejam itu dewa yang mengatur dunia ini. Kalau berharap dunia tanpa masalah, hidup tanpa cobaan, mati aja sekalian, terlalu banyak merengek-rengek kalian manusia bodoh.

Tidak ingin sebenarnya aku ingin mengatakan ini, tetapi aku juga masih manusia, hanya saja sebagai dewa aku tahu apa alasan di balik semua ini. Jadi buatku, aku masih bisa menanganinya dengan caraku sendiri, sedangkan manusia hanya bisa pasrah dan mencoba bertahan sendiri.

"Hoo? AK-47, bukankah recoilnya cukup mengerikan untuk senjata itu?"

"Setidaknya aku sudah memodifikasinya kurang lebih, tidak akan memberikan begitu banyak masalah kok. Malahan assault rifle milikmu yang recoilnya lebih besar karena pada dasarnya itu juga punya kekuatan setara sniper."

"Humu, aku tidak menyangkal itu. Ya sudah, kalau begitu, SAATNYA MENGGILA!!"

Mungkin kalau tidak ada pasukan dari para pemburu, aku sudah mengambil gatling gun yang recoilnya terkenal paling besar, tetapi fire ratenya juga yang paling besar. Kalau menggunakan gatling gun, tentu saja semua monster tingkat evolusi rendah hanya bisa pasrah karena dibabi buta oleh kami.

Sadis? Tidak, pada dasarnya entah kami atau monster-monster itu melakukan hal yang sama, bertahan hidup bukan? Kalau mau dibilang di depan hukum, tentu saja yang menyerang duluanlah yang bersalah, tetapi kalau itu hukum alam, siapa yang peduli?

Pada akhirnya manusia hanya bisa pasrah dengan insting bertahan hidupnya saat dalam keadaan bahaya. Yang bisa dilakukan hanyalah melawan balik atau kabur. Tentu, selalu ada pilihan untuk kabur bagi pengecut atau orang lemah.

"Ohh, gila juga kau Sin, presisi sekali."

"Jangan ragukan diriku yang punya pengalaman tidak sedikit. Walau kau lebih kuat, belum tentu aku akan kalah sepenuhnya, ingat itu."

"Iya, iya, aku tahu. Setidaknya pada akhirnya kita bukan musuh kan? Kita hanya melakukan latihan dan kontes atar teman."

Entah Jurai takut atau apa, tetapi dia tidak akan lengah apalagi menyerahkan diri. Hanya orang bodoh yang punya pemikiran untuk menurunkan kewaspadaannya walau di rumahnya sendiri. Bahaya bisa mengancam dari mana pun bukan?

Sulit untukku berkata begini, tetapi hidup ini tidak akan pernah ada yang disebut masa santai. Dalam masa santai pun, kau tetap akan bisa terbunuh, penyakit jantung misalnya. Oh ya, kalau soal sakit-penyakit, aku tidak sepenuhnya kebal, tetapi setidaknya lebih tahan dari manusia biasa.

"Bilang saja kau tidak ingin melawanku dengan sungguh-sungguh karena aku adalah pembuat rencana dan taktik yang paling handal. Kau takut kalah dengan rencanaku."

"Seenaknya saja kau menyimpulkan begitu, aku juga bisa membuat rencana yang baik tahu? Malahan kau jangan meremehkanku."

"Tidak kudengarkan, aku sibuk bertarung, hahaha."

Tidak pernah ada perselisihan paham di antara aku, Jurai, bahkan yang lainnya. Kami tahu jelas perkataan yang kami lontarkan satu sama lain walau perih, itu hanya candaan semata. Setahuku tidak pernah ada yang berkata tidak boleh bercanda bukan?

"Sin, mulai ada perubahan, monster kelas evolusi menengah mulai muncul."

"Ohh, setelah sekian lama. Baguslah, ayo kita babat habis rumput liar."


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C286
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen