App herunterladen
25% Rahasia sekretarisku / Chapter 1: 01. Awal dari segalanya
Rahasia sekretarisku Rahasia sekretarisku original

Rahasia sekretarisku

Autor: wilda_04

© WebNovel

Kapitel 1: 01. Awal dari segalanya

Bandara Internasional Soekarno-hatta

"Akhir tahun memang musimnya penghujan",

seorang wanita muda pemilik mata berwarna hanzel menatap langit mendung yang sejak tadi mengguyur kota Jakarta.

Namanya Kinan Aditya putri, gadis kelahiran Solo yang besar di Jakarta. Dia mempunyai kembaran yang jaraknya hanya terpaut lima belas menit darinya. Setelah tiga tahun bekerja di Itali , akhirnya Kinan kembali ke tanah air dengan harapan kehidupannya kali ini akan lebih baik dari sebelumnya.

"Hujannya tidak juga reda, kalau tetap seperti ini bisa-bisa aku menginap di sini"

Beberapa kali Kinan mengecek ponselnya, mencoba menghubungi kedua orang tuanya dan juga kakak kembarannya. Namun, tak ada satu pun di antara mereka yang mengangkat telepon darinya. Sudah hampir dua ham Kinan mencoba menunggu kalau-kalau hujan akan segera reda. Tapi nyatanya sampai sekarang hujan malah semakin deras.

"ku pikir setelah sekian lama aku tidak kembali, sikap mereka akan berubah. Ternyata masih sama", Kinan tertawa miris meratapi nasibnya yang begitu malang.

Entah kenapa keberadaan Kinan di keluarganya seperti tak di anggap. Berbeda dari kakak kembarannya, yang sejak kecil selalu di manja oleh kedua orang tua dan juga nenek nya. Hanya sang kakek yang peduli pada dirinya di keluarga itu. Tapi sayang, kakek yang sangat perhatian padanya sudah berpulang tiga tahun yang lalu sebelum kepergiannya ke Itali.

Akhirnya Kinan memilih untuk naik taksi daripada harus menunggu sesuatu yang mungkin hanya akan menjadi angannya belaka. Ia yakin, sampai nanti malam pun keluarganya tidak akan ada yang menjemput.

Kinan bergegas membuka aplikasi kendaraan online yang kini telah menjadi sarana transportasi utama sebagian besar masyarakat yang hendak bepergian.

Saat ia baru saja membuka ponselnya, sebuah pesan dari mamanya masuk. Bukan menanyakan kabar atau sekedar berbasa-basi, justru mamanya memberitahu kabar mengejutkan yang membuat Kinan bergegas keluar dari bandara.

Yah, sebuah pesan singkat yang mengatakan kalau Kenan-kakak kembarannya masuk rumah sakit karena penyakit asmanya yang kambuh.

"Pak ke rumah sakit PELITA ya" kata Kinan ketika ia sudah masuk ke dalam taksi.

"kok nggak sesuai sama yang dipesan tadi mbak?"

"maaf pak lagi darurat, nanti saya kasih lebih tolong ya pak" pinta Kinan, pria paruh baya dengan topi hitam di kepalanya mengangguk pelan. Lalu tanpa bertanya lagi ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Kota Jakarta, kota metropolitan yang menjadi saksi bisu tumbuh kembangnya tanpa kasih sayang dan perhatian. Ternyata mengalami banyak perubahan setelah kepergiannya ke Itali. Gedung-gedung pencakar langit kian bertambah jumlahnya, perkembangan masyarakatnya pun semakin terlihat maju dan modern. Membuat ia sedikit pangling akan perubahan ibu kota saat ini.

"sudah sampai mbak" kata sopir taksi itu membuyarkan lamunan Kinan.

"Eh, sudah sampai pak?"

"Iya mbak, ini rumah sakit Pelita" jawab sopir tersebut.

Kinan tersenyum malu, terlalu asyik melihat-lihat jalanan kota membuat ia sampai tak sadar jika sudah tiba. Kinan pun bergegas turun. Diikuti oleh supir taksi yang membantu mengeluarkan koper milik Kinan.

"Makasih pak" ucap Kinan tersenyum sembari memberikan dua lembar uang seratus ribuan pada sopir taksi tersebut.

"Kebanyakan ini mbak"

"Nggak apa-apa pak, saya juga terimakasih banget udah mau anterin ke sini. Padahal awalnya bukan kemari" ujar Kinan tetap memberikan uang yang sempat hendak ditolak oleh sopir tadi.

"Terima kasih banyak mbak, kalau begitu saya duluan"

"iya pak"

Kinan bergegas masuk ke dalam rumah sakit, menuju ruangan yang telah diberitahukan oleh mamanya tadi.

Ceklek!

Kinan membuka pintu ruangan, terlihat kakak kembarannya masih terbaring lemah dengan bantuan alat pernafasan yang sudah menjadi teman lamanya ketika penyakit sang kakak kambuh.

"assalamualaikum" ucap Kinan berjalan menghampiri mereka.

"waalaikumsalam" jawab papa, mama serta neneknya serentak.

"kok lama Nan sampe nya, dari tadi kita udah tungguin" ujar mamanya menatap Kinan tanpa ada niatan untuk beranjak dari kursinya.

Kinan menghampiri kedua orang tuanya dan juga neneknya, lalu ia menyalami tangan mereka secara bergantian. Kemudian Kinan menghampiri Kenan, kakak kembarannya.

"Nan, aku mau minta tolong" ucap Kenan berusaha bangun, namun Kinan menahannya.

"ck..belum juga disapa adeknya. Jahat banget sih jadi abang" gerutu Kinan memberengut.

"Udah nggak usah sok ngambek kayak gitu, sekarang keadaannya lagi darurat banget. Cuma kamu yang bisa nolongin aku kali ini Nan" ucap Kenan memelas. Jarang-jarang pria egois di depannya ini memasang wajah seperti ini.

"Iya nan, kakak kamu hari ini seharusnya ada pertemuan pertama dengan CEO di perusahaan Fast food. Tapi mendadak tadi malam asmanya kambuh. Mungkin karena kakak kamu terlalu capek" sahut sang mama.

"kamu kan pernah mempelajari manajemen dari kakek kamu, pasti kamu bisa" kata papanya turut membuka suara.

"Demi kakak mu Nan, kamu tau kan. Impian Kakak mu itu bisa bekerja di perusahaan besar itu. Nenek jamin setelah kakak kamu benar-benar sembuh nenek akan bantu kamu untuk membuka resto. Bagaimana?" ujar neneknya.

Kinan menatap empat orang itu secara bergantian. Sungguh tak ada yang peduli mereka pada dirinya, belum juga pulang ke rumah malah ia lagi-lagi harus melakukan sesuatu demi kakaknya. Lagu lama.

"Harus hari ini? Tapi kan aku cewek sedangkan kak Kenan itu cowok. Gimana aku bisa wakilin dia, kalian aneh-aneh aja sih"

Tak ada tanggapan apa pun dari mereka, bahkan mereka terus menatap penuh harap pada Kinan.

"Apa aku menggantikan kak Kenan?" tanya Kinan memastikan.

"Bukan menggantikan, lebih tepat nya kamu jadi aku untuk sementara. Kita kan kembar aku yakin mereka pasti tidak akan mencurigai kamu kalau kamu berpenampilan seperti aku" jelas Kenan. Dibarengi dengan anggukan dari kedua orang tua dan neneknya.

"Mana bisa? Kakak pikir kita lagi syuting drama? Kalau ketahuan gimana? Nggak, aku nggak mau" tolak Kinan.

Meski dia didandani seperti pria sekalipun, tetap saja sisi feminimnya masih akan terlihat.

"Dek..kakak mohon! Nggak lama, hanya satu bulan saja" pinta Kenan menatap Kinan penuh iba. Kenan memang rajanya berakting.

"Beneran?"

Kenan mengangguk cepat, "iya".

"Oke, aku bakal bantu kakak" ucap Kinan mengalah.

"Jam lima sore nanti kamu harus udah ada di sana, nanti biar mama yang bantu kamu siap-siap" kata Kenan tersenyum penuh kemenangan.

Kenan benar-benar tahu titik kelemahan Kinan. Sejak dulu Kinan orang nya tidak tegaan, dan sifat itu masih melekat hingga sekarang.

Kinan duduk disebelah ranjang Kenan, menatap kakaknya yang terlihat semakin tampan. Apalagi melihat pria itu tersenyum, ia yakin pasti diluaran sana banyak sekali wanita yang sudah mengantri untuk menjadi kekasihnya.

"Andai aku juga terlahir sebagai laki-laki, apa mereka akan memperlakukan sama seperti kak Kenan? Ah, jika melihat kak Kenan aku selalu jadi iri" gumam Kinan dalam hati.

Bersambung..


next chapter
Load failed, please RETRY

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C1
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen