App herunterladen
4.43% Queen of Azera / Chapter 14: Berusaha Menahan Diri

Kapitel 14: Berusaha Menahan Diri

Melihat Putri Zian yang memejamkan mata, membuat Pangeran Kenzi pun tersenyum. Ia selalu menyukai putri Zian yang terlihat polos, yang kini bahkan dekat ada di depannya, tapi terasa jauh saat ingat, jika sang Putri menyukai Pangeran pertama.

"Kenapa kau memejamkan mata? bukan sudah jelas kalau kau takut padaku?" tanya Pangeran Kenzi pada Zian, yang jelas membuat pangeran juga tidak tahu harus marah tau tidak.

Melihat istrinya sendiri tidak tahu nama suaminya, bahkan memanggil suaminya sediri moster, tapi hal itu tidak bisa membuat Pangeran marah pada Zian, setiap kali rasa kesal itu datang melihat wajah polos Zian membuat pangeran tidak bisa marah pada Putri Zian.

"Aku kira kau akan memukul ku, karena marah padaku, maafkan aku karena tidak tahu namamu," kata Putri Zian tidak berani menatap wajah Pangeran, karena ia tahu bersalah.

Kesalahan yang sangat sering dia lakukan, ia tidak ingin membuat Pangeran jadi marah padanya, walau ia tidak suka dengan pangeran Kenzi, yang merupakan suaminya sendiri, dengan wajah yang tidak tampan, selalu terlihat dingin dan menakutkan.

Jelas membuat Zian tidak suka dengan pangeran, tapi mau bagaimana lagi, ia yang tidak punya pilihan harus terjebak di tempat yang tidak ia inginkan.

Bahkan jika bisa dan Zian memiliki kemampuan dia ingin membunuh pangeran, agar dirinya bisa bebas keluar dari istana tersebut, dan menghilangkan sedikit luka untuk mendapatkan kembali kebebasannya.

Yang mana Zian juga ingin hidup bebas, tanpa terikat peraturan kerjaan tapi itu sulit, bagaimana bisa seorang putri tidak mengikuti peraturan kerajaan yang sudah dibuat?

Zian yang akhirnya pasrah menerima keadaannya, sekarang yang mana ia juga tidak bisa melakukan apapun. Ia hanya bisa menerima takdirnya, menjadi seorang istri pangeran kedua, yang terkenal dengan kekejamannya tersebut.

Apalagi dengan paras yang tidak itu tampan, karena banyak luka di wajah dan di tangan, bekas peperangan yang mana luka pedang tidak bisa hilang begitu saja.

"Aku tidak akan memukulmu, dan kau juga harus ingat baik-baik namaku, jangan sampai kau melupakan nya, jika sampai sekali lagi kau tidak mengingat namaku atau kau memanggilku monster, Aku tidak akan memaafkan mu, ini untuk yang terakhir kalinya, aku akan memberitahukan namaku agar kau bisa selalu mengingatnya. Aku adalah pangeran Kenzi Aozora, ingat itu," kata pangeran Kenzi memberi tahun Zian, setelah itu pangeran pun akhirnya pergi meninggalkan Zian.

Pangeran yang masuk terlebih dulu kedalam rumah, setelah seharian penuh lelah berlatih, ia memutuskan untuk mandi dan beristirahat.

Zian sendiri langsung terduduk lemas, mengetahui kesalahannya yang fatal, yang jelas hampir sama membuatnya kehilangan nyawa, untung saja pangeran masih memaafkannya.

"Aku merasa tegang tadi, aku kira aku langsung di penggal, saat aku tidak tahu namanya," kata Zian merasa ketakutan membuat Aida juga merasa tegang, atas kesalahan yang dilakukan oleh putri Zian.

Putri Zian yang ia layani sejak dulu, karena kecelakaan yang membuat Putri lupa ingatan, dan akhirnya Putri Zia pun benar-benar sulit untuk dipahami dan dimengerti, bahkan sikapnya sudah berubah total tidak seperti putri yang dulu.

"Aku juga kaget kenapa Putri sampai tidak bisa mengingat nama pangeran, yang mana merupakan suami putri sendiri?" tanya Aida yang saat itu tegang.

Saat mengetahui jika Putri Zian, tidak mengingat nama pangeran Kenzi, yang mana merupakan suaminya, dan merupakan Pangeran kedua di kerajaan Aozora.

"Kau yang tidak memberitahukannya kepada aku, sejak awal kau sendiri sudah tahu, jika aku lupa ingatan dan tidak mengingat apapun, seharusnya kau memberitahuku, siapa nama pangeran sebenarnya, hingga tidak membuatku ketakutan seperti ini, yang mana aku benar-benar merasa salah, ucap dan membuatku takut saat itu.

Tapi sekarang sudah tidak lagi, karena Pangeran pun ternyata tidak marah pada apa yang aku lakukan," kata Zian merasa tidak senang dengan kata-kata pangeran, yang jelas membuat pangeran bersedih itu dan memutuskan untuk pergi saja.

"Maafkan aku Putri, seharusnya aku memberitahu semuanya pada Putri sejak awal, tapi aku tidak tahu jika Putri tidak mengingat semuanya, hingga nama suami putri sendiri lupa, jadi aku sendiri benar-benar minta maaf," kata Aida yang terus meminta maaf atas kesalahannya hingga membuat Putri Zian pun terlihat sangat tidak bersemangat.

"Jangan meminta maaf terus aku tahu ini salahku, tapi kali ini aku selamat, entah untuk lain kali," kata Zian yang khawatir ia akan melakukan kesalahan lagi.

Zian tahu jika banyak orang yang tidak suka dengan dirinya, karena hubungan masa lalunya dengan pangeran pertama yang membuat Zian juga tidak tabu jika selama ini ia memiliki hubungan gelap.

Hingga Rencana penguasaan tahta bersalah pangeran pertama, yang jelas membuat Zian masih sedikit tidak paham.

Zian yang seharusnya menghindar apaan hal itu, tapi dia yang tidak tahu jika putri terdahulu memiliki hubungan dengan pangeran pertama, ia memiliki untuk tutup mulut dan tidak memberi tidak memberitahukan apapun kepada pangeran dua, sebenarnya siang sendiri sudah membaca surat yang diperiksa oleh pangeran pertama untuk putri sian yang sebenarnya.

Walaupun Pangeran Kenzi tidak memberitahukan keseluruhan kepada Zian, tapi harusnya ia tahu jika Pangeran selama ini menyukai dirinya, dan hal tersebut sudah jelas terlihat dari apa yang dilihat oleh pangeran Kenzi, yang terfokus dan tertuju pada Zian dan bahkan berhenti terus memandang Zian.

Tapi rasa sakitnya karena tahu jika Zian menyukai Pangeran pertama, membuangnya terus bersikap dingin, walau sekarang Putri Zian sudah menjadi istrinya.

Berbeda dengan Zian yang saat itu benar-benar bertingkah semaunya sendiri, hingga membuat orang lain yang tidak tahu menjadi tahu jika Zian tidak menyukai pangeran.

"Ya sudah, aku juga ingin kembali ke kamarku, karena aku juga sudah lelah berada di luar," kata Zian pun menyuruh Aida untuk kembali ke kamarnya dan ia pun kembali karena dia juga sudah merasa lelah dengan, apa yang dilakukan hari ini?

Saat Zian membuka pintu kamar, ia lihat pangeran yang baru saja selesai mandi yang hanya menggunakan handuk saja.

Mereka berdua tentu saja sangat kaget melihat hal itu apalagi isian yang langsung masuk begitu saja tanpa menutup pintu membuat pangeran dan tidak mempersiapkan diri dulu.

Karena Zian merasa jika itu merupakan kabarnya, jadi tidak butuh untuk padahal pangeran merasa tidak bedena jika ia ada di dekat Zain. Apalagi sekarang yang jelas makin cinta dengan putri Zian.

"Apa yang sedang kau lakukan kenapa kamu tidak memakai baju," kata Zian langsung menutup mata.

Pangeran merasa tidak bersalah karena ia berada di kamarnya. Orang yang masuk dan tidak memberitahu terlebih dahulu adalah Zian sendiri bukan pangeran.

"Aku baru selesai mandi, bukanya aku sudah bilang sedari awal padamu," kata pangeran sambil mendekati Zian


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C14
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen