Kapitel 42: Harapan yang kuat

Tak terasa hari sudah berganti. Sinar matahari menembus gorden, membuat seorang gadis mengerang dan membalikkan tubuhnya membelakangi jendela.

Sampai beberapa menit ada suara deringan membuatnya meraba benda asal sumber suara, dengan mata yang masih tertutup.

Dengan malas gadis tersebut membuka mata dan menatap layar ponselnya dan mengangkat telepon, melihat siapa yang telah mengganggu tidurnya

"Hal—"

"Halo Bella, bel buatin gue surat izin, gue lupa ngabarin kalian semalam, ini aja pinjam hp orang di samping gue. Jadi buati surat ya, gue mau ke rumah nenek kasihan dia sedang sakit, kalo nungguin orang tua gue ... mereka lama, gila kerja. Itu aja dah Bellaku sayang, makasih ya nanti gue kasih oleh-oleh deh."

Tut tut tut

Sambungan telepon diputuskan begitu saja oleh sebehak pihak, padahal ia belum menjawab mau atau tidak.

"Shit! Hancur mood gue pagi-pagi, bangun gak estetik banget, mana masih pagi tapi udah di suruh ginian."