App herunterladen
14.22% Princess Pamela / Chapter 34: Genderang Perang

Kapitel 34: Genderang Perang

"Huft... sepertinya aku salah memilih Besan!" ucap Ratu Marigold, "bahkan dia tidak tahu sopan santun," gumamnya.

"Jadi yang seperti disebut 'Ratu?'"

Ratu Vivian pun langsung menyahutinya ucapan wanita itu dengan kalimat yang ketus.

"Sudah, jangan banyak drama! Cepat pertemukan aku dengan suamiku!" pekiknya.

"Ibu," Pamela mengusap pundak Ratu Vivian, "sabar Bu. Sabar ...." Tukasnya.

Melihat dua wanita yang sedang bertengkar di hadapannya, Drak pun mencoba untuk melerai.

"Bu, sudahlah ... cepat kembalikan laki-laki tak berguna itu kepada mereka!" ujar Drak, "aku sudah melakukan perintamu Ibu!"

"Lelaki tak berguna?" Ratu Vivian melotot tajam ke arah Drak. Dan membuat pemuda itu seketika menutup mulutnya dengan  reflek.

"Ma-maaf, Ibu Mertua," ucap Drak. Dan Pamela mencubit lengan tangan Drak dengan keras.

"Ah, apa-apaan sih, ini!" sengut Drak.

"Lain kali kalau berbicara itu jangan asal-asalan, dong," bisik Pamela di telinga Drak.

"Diam!" bentak Drak lagi.

Karena Ratu Vivian terus memaksa akhirnya, Ratu Marigold pun mau menuruti permintaannya dan membawa mereka masuk ke dalam penjara bawah tanah.

Saat menuruni  tangga usang yang dipenuhi dengan sarang laba-laba, Ratu Vivian  tampak kesal.

Dia mulai protes kepada Ratu Marigold.

"Jadi selama ini kau mengurung suamiku di tempat seperti ini?" tanya Ratu Vivian.

"Lalu aku harus menaruhnya di mana?  Di kamarku?" sahut Ratu Marigold.

"Kalau kau lakukan itu maka aku akan membunuhmu!" cantas Ratu Vivian.

Ratu Marigold menahan tawa seraya bergumam pelan sendirian.

"Padahal setiap hari kami memang sering mengahabiskan waktu berduaan di kamarku," ucapnya.

Ratu Vivian mendengar ucapan Ratu Marigold samar-samar. Tentu membuatnya murka, apa lagi saat mendengar kata 'kamar' pikiran Ratu Vivian pun semakin melambung jauh, dan hal itu memantik perasaan cemburunya.

"Kau tadi bilang apa?!" bentak Ratu Vivian.

Ratu Marigold langsung menutup mulutnya sambil menahan tawa lagi. 'Ternyata dia ini mudah dibuat tersinggung. Kalau begini caranya aku akan mengerjainya,' bicara Ratu Marigold di dalam hati.

"Opps! Aku keceplosan!" Ratu Marigold puar-pura menutup mulutnya, dan seakan dia sedang keceplosan, "harusnya aku tidak boleh bicara kepada siapapun kalau aku sering tidur bersama Sky!" Ratu Marigold sengaja memperkencang nada bicaranya. Dia melakukan ini untuk memancing amarah Ratu Vivian.

"Hai! Kau ini benar-benar ingin berkelahi denganku, ya!?" pekik Ratu Vivian dan dia sudah mengangkat tangannya tinggi-tinggi, dia bersiap untuk menghajar Ratu Marigold. Sudah seperti seorang atlit kickboxing yang siap berlaga di dalam ring.

"Owh, ya ampun! Dia ini seperti wanita pinggir jalan yang tidak tahu adap!" cerca Ratu Marigold, "benar-benar memalukan!"

"Kau mengatakan aku, memalukan?"  teriak Ratu Vivian.

"Loh, memangnya kenapa? Aku bicara apa adanya kok!" sahut Retu Marigold yang seakan menantangnya.

"Bicara benar apanya? Kau sengaja ingin membuat aku emosi, ya?"

"Vivian! Kau itu sering marah terus, ya? Pantas saja kalau Sky lebih nyaman denganku ketimbang denganmu!"

"Lagi-lagi kau bicara begitu! Seolah-olah suamiku yang tergila-gila kepadamu! Padahal kau yang mengejar suamiku, Marigold!" pekik Ratu Vivian.

Ratu Marigold malah tersenyum menang melihat wanita yang menjadi musuhnya ini uring-uringan.

Dia ingin melihat sikap buruk Ratu Vivian yang sebenarnya pemarah dan emosian itu muncul lagi. Dengan begitu Ratu Vivian yang terkenal baik hati dan  bijak sana itu akan terlihat buruk.

"Vivian, percaya lah kepadaku. Sebaiknya kau itu berhenti saja memimpin Negeri  Violet, dan serahkan saja kepada putraku Drak. Karena dia lebih cocok loh!"

"Hei, Marigold! Jangan asal bicara, ya! Walau dia menjadi menantiku, tapi sampai kapan pun aku tetap tidak akan menyerah negeriku kepadanya!" sahut Ratu Vivian.

"Oh, begitu, ya?" Ratu Marigold mengernyitkan dahinya, "kalau begitu kita lihat saja nanti!" ujar Ratu Marigold menantang.

"Cepat! Pertemukan aku dengan suamiku!" pekik Ratu Vivian sekali lagi. Dan dia langsung mandorong tubuh Ratu Marigold dengan kasar.

Ratu Marigold nyaris terjatuh karena ulah dari Ratu Vivian, dan Ratu Marigold tak terima lalu berbalik mendorong Ratu Vivian. Dan keduanya pun  terlibat saling dorong dan cakar-cakaran.

Sejenak Pamela teringat dengan kejadian di sekolahnya. Dulu ada seorang kakak kelas yang melabrak adik kelasnya  karena memperebutkan seorang anak lelaki terpopuler di sekolah itu.

Kemudian keduanya pun terlibat saling dorong dan saling jambak-jambakan.

Seketika dalam pandangan  Pamela, Ratu Marigold dan Ratu Vivian menjadi dua anak SMA yang sedang berkelahi.

Namun  Drak mengagetkannya, dan menyuruh Pamela untuk membantunya  menghentikan Ratu Vivian dan Ratu Marigold.

"Pamela! Ayo tolong aku! Jangan malah melamun terus!" sergah Drak. Pamela pun seketika tersentak.

"Ah, baiklah!"  Wanita itu pun langsung bertindak.

"Ibu, sudah, Bu! Jangan berkelahi!" ujar Pamela.

Namun Ratu Vivian tak mau mendengarnya.

Begitu pula dengan Ratu Marigold.

"Bu, sudah Bu!  seru Drak.

Kedua orang itu berusaha  menahan tubuh orang tuanya masing-masing.

Namun mereka tampak kesulitan, kedua wanita itu memang bukan sembarang wanita. Sehinga Pamela dan Drak tampak kewalahan.

"Loh! Sekarang kamu berubah ya, Drak! Kenapa membela musuh?" tanya Ratu Marigold.

"Dia itu istriku, Bu! Bukan musuhku!" tegas Drak.

"Ibu, tidak mau tahu! Kamu pokoknya harus bantu Ibu menyerang wanita itu?

"Berhenti! Tolong jangan berkelahi!" teriak Drak. Kemudian amarah kedua mulai reda.

Dan mereka melanjutkan langkah mereka untuk menuju ruang persembunyian Raja Sky.

Dan sampailah mereka di sebuah jalan buntu.

"Hei, kau ingin menipuku, ya?" tanya Ratu Vivian.

"Tenanglah aku tidak akan berbohong kepadamu!" jawab Ratu Marigold.

Lalu dia menggerakkan tongkatnya.

Sebuah cahaya muncul dari tongkat itu, lalu cahaya itu memudarkan sisi tembok, kemudian terlihat sebuah ruangan yang cukup terang dan terlihat sangat nyaman. Sama sekali tak tampak seperti penjara, tapi lebih mirip sebuah kamar pribadi.

Lalu di sana terlihat ada seorang pria yang sedang duduk.

"Sky! Kau kah itu?" teriak Ratu Vivian  memanggil si pria.

Dan pria yang tengah duduk di atas kasur itu menoleh ke arah Ratu Vivian.

"Vivian, istriku sayang!" teriaknya. Lalu dia berjalan mendekat, namun langkahnya terhenti, karena dia menabrak sebuah tembok transparan di hadapannya.

Tuing!

Raja Sky tempak peringisan menahan sakit karena dahinya terbentur tembok itu.

"Kenapa kau malah memberi tembok transparan ini?" protes Ratu Vivian.

"Kau pikir akan semuda itu kalian bisa bersatu!" sahut Ratu Marigold sambil tersenyum.

"Hei, Marigold! Apa maksudmu itu!" pekik Ratu Vivian yang mulai kesal.

"Haha! Aku tidak akan membiarkan kalian bersatu dengan mudah!" ujar Ratu Marigold.

Karena sudah tak tahan lagi,  Ratu Vivian pun mulai menyalakan genderang perang.

Dia mengeluarakan tongkatnya dan sudah bersiap mengeluarkan kekuatannya untuk menyerang Ratu Marigold.

Namun Ratu Marigold yang licik tak tinggal diam, dia sudah menyiapkan sebuah cara untuk melumpuhkan musuhnya itu.

Bersambung ....


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C34
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen