App herunterladen
16.31% Princess Pamela / Chapter 39: Cucu Untuk Ratu

Kapitel 39: Cucu Untuk Ratu

Melihat wajah Pamela dari jarak dekat, nyatanya mampu membuat detak jantung Drak kian bergemuruh. Wanita itu seakan memiliki kekuatan super yang bisa membuat Drak tak bisa berkutik, atau menunjukkan kekejamannya.

Secepat mungkin Drak melepaskan tangannya dari wajah Pamela. Dia berusaha menghindar dari binar netra yang begitu indah itu.

Drak masih tak habis pikir mengapa Pamela sering dihina-hina oleh para manusia.

Padahal dia teramat cantik di mata Drak. Bahkan dia tidak pernah merasakan sensasi panas dingin seperti ini, saat berdekatan dengan seorang wanita.

Pamela sangat berbeda, dia menarik bagi Drak.

"Drak, apa kau baik-baik, saja?" tanya Pamela.

"Iya, aku baik-baik saja!" jawab Drak dengan  kedua netra yang tak beraninya melihat ke arah Pamela.

Pamela pun mendekati Drak, dan kali ini rasa canggungnya sudah mulai hilang.  Sebenarnya belum hilang sepenuhnya, hanya saja ... dia tengah berusaha untuk menghilangkannya, hingga tak tampak di permukaan.

"Drak, mulai sekarang, aku akan membiasakan diri untuk dekat-dekat denganmu," ujar Pamela.

"Benarkah?" Drak pun segera menengok ke arah Pamela, "apa itu artinya ...."

"Apa?!" Pamela kembali melebarkan pupil matanya.

"Apa itu artinya kau juga akan mau bersikap layaknya istri yang baik di depanku?" tanya Drak.

"Tentu saja!" jawab Pamela dengan tegas.

"Syukurlah, berarti sekarang kita akan segera mulai berproduksi," kata Drak.

"Produksi? Memangnya produksi apa? Kita bukan pabrik, 'kan?"

"Hei, Pamela! Kau lupa, ya?"

"Lupa apa, Drak?"

"Lupa jika Ibuku akan membebaskan ibumu apa bila kamu bisa memberikan cucu untuknya!" jelas Drak.

Dan Pamela pun terdiam sesaat, apa yang diucapkan oleh Drak memang benar. Dan mau tak mau dia harus menuruti perintah wanita jahat itu.

"Kenapa diam?" Drak meraih dagu Pamela. Namun lagi-lagi dia memalingkan wajahnya. Dia tak berani menatap mata indah Pamela.

"Ya, aku ...." Pamela menundukkan  kepalanya.

"Pamela, kalau kau menyukaiku dan menyayangi ibumu, ayo buktikan!" kata Drak.

"Iya, sih tapi—"

"Pamela, kita ini tidak ada ikatan darah. Dan itu artinya tidak ada alasan bagimu untuk menolaknya. Hanya ini satu-satunya cara untuk membebaskan ibumu!" ucap Drak meyakinkan Pamela.

Pamela begitu ragu untuk mengiyakan permintaan Drak. Terlebih saat ia mengingat kejadian pada malam seusai acara pernikahannya.

'Tapi, Ibu sudah memberikanku ramuan penunda kehamilan. Lalu bagaimana ini?' bicara Pamela di dalam hati.

"Apa kau masih memikirkanmu hal ini?" tanya Drak, "kalau begitu, aku akan menunggumu sampai kau siap!"  tegasnya.

Pemela kembali menatap Drak.

"Drak, bisa kau antarkan aku kepada Ibuku?"  pintanya.

"Kenapa?" tanya Drak.

"Aku ingin bicara dengannya!"

"Oh, begitu, ya?" 

"Iya!" Pamela menganggukkan kepalanya dengan penuh bersemangat.

"Bisa ... tapi kau tidak boleh berlama-lama, karena Ibu bisa saja akan memergoki kita," kata Drak.

"Baiklah, aku setuju! Hanya sebentar saja, kok!" kata Pamela

Lalu Drak pun mengantarkan Pamela untuk menemui ibunya di dalam Penjara. Tentunya dengan cara bersembunyi-sembunyi dari Ratu Marigold.

Mereka sudah berada di dalam lorong gelap.

Dan tampak Ratu Vivian yang sedang duduk dengan wajah bersedih.

"Itu Ibu!" tukas Pamela.

"Kalau begitu, cepat kau temui dia, Pamela!"

"Iya, Drak!" Pamela berlari ke arah Penjara ibunya.

"Jangan berlama-lama! Aku akan menunggumu disini! Agar bisa mengawasi jika sewaktu-waktu Ibuku datang!" tukas Drak. Dan Pamela menjawabnya dengan anggukan kepalanya, lalu dia mendekati Penjara Sihir itu.

"Bu!" panggil Pamela. Ratu Vivian menengok dengan perasaan senang. Kedatangan Pamela seolah memberinya secercah harapan. Karena dia yakin jika Pamela akan memberikan kabar baik untuknya.

"Ada apa, Sayang." tanya Ratu Vivian.

"Bu, aku ingin bertanya tentang ramuan penunda kehamilan," tukas Pamela.

"Memangnya kenapa?"

"Bu, untuk mengeluarkan Ibu. Aku harus memberikan cucu untuk Ratu Marigold. Jadi kau harus membuang ramuan itu dari tubuhku!" jawab Pamela. Dan Ratu Vivian tampak keberatan untuk melakukannya.

Terlebih  dia tidak mau jika ada titisan wanita jahat itu yang akan terlahir.

"Tapi, aku tidak mau ada darah Marigold mengalir pada anakmu nanti, Pamela!" tukas Ratu Vivian.

"Tapi tidak ada pilihan lain, Bu! Hanya ini satu-satunya cara. Lagi pula anakku nanti juga belum tentu akan menjadi jahat! Kekuatan gelap tidak akan menyertai anakku jika aku dan Drak tidak memiliki ikatan darah, 'kan, Bu?" tukas Pamela.

Ratu Vivian pun berdecak heran akan hal ini. Bahkan dia sampai lupa jika Drak dan Pamela itu bukan saudara. Jadi kekuatan kegelapan tidak akan menyertai anak Pamela kelak.

Hal ini karena dia sudah menyayangi Pamela layaknya putrinya sendiri, sehingga Ratu Vivian lupa jika Pamela bukan anak kandungnya, dan bukan darah daging Sky.

"Nak, Ibu hampir lupa akan hal itu. Dan bisa jadi anakmu kelak malah akan menjadi putra mahkota kerajaan Violet!" ucap Ratu Vivian dengan senyuman sumeringahnya. Entah mengapa hal ini baru terpikirkan olehnya.

"Jadi bagaimana, Bu? Apa Ibu mau memberitahu cara untuk melunturkan ramuan itu dari tubuhku?" tanya Pamela.

"Iya, Sayang! Ibu akan melunturkan ramuan dari tubuhmu!" kata Ratu Vivian, lalu dia menggerakkan tongkatnya. Dan pada saat itu pula Ratu Vivian baru menyadari jika tongkat sihirnya tidak akan bisa berfungsi bila terhalang oleh tembok sihir buatan Ratu Marigold.

"Ah, sial!" Ratu Vivian membanting tongkatnya sendiri.

"Bu, kenapa?" tanya Pamela, "kok tongkatnya tidak bisa bercahaya?" timpalnya.

"Pamela, tongkatku tidak bisa berfungsi!" jawab Ratu Vivian.

"Yah ... bagaimana dong, Bu?" Pamela terlihat panik. "Yang bisa melunturkan ramuan itu adalah sihirku, dan ...."

"Dan apa, Bu?"

"Dan ramuan buatan Camelia! Pamela, kau harus menemui Camelia lalu meminta ramuan penawarnya!" sergah Ratu Vivian.

"Tapi, aku tidak bisa melakukannya, Bu! Ratu Marigold mengurungkan di istana ini!"

"Wah, iya juga, ya!" Ratu Vivian terlihat kecewa, dan entah sampai kapan dia harus berada di Penjara ini. Bukan hanya dirinya yang ia pikirkan, akan tetapi juga para penduduk Kerajaan Violet yang saat ini ia tinggalkan.

Namun tiba-tiba Drak pun menimbrung pembicaraan mereka.

"Aku bisa melakukannya!" kata Drak.

"Drak?" Pamela dan Ratu Vivian menoleh secara kompak.

"Iya, aku bisa melakuannya!" tegas Drak.

"Mungkin Pamela tidak boleh keluar dari istana ini. Tapi aku bisa! Aku bisa mencari alasan untuk berburu atau melakukan kegiatan lain di luar istana!" jelas Drak. Dan Pamela pun tersenyum seraya bernapas lega.

Ratu Vivian terkejut mendengar pernyataan Drak. Karena ini artinya Drak akan berada di pihaknya, bahkan dia juga sampai lupa jika sejak tadi ia mengobrol dengan Pamela dan tengah diawasi oleh Drak.

'Kenapa Dark bicara begitu? Apa itu artinya dia benar-benar menyukai putriku, hingga rela berada di pihakku ketimbang di pihak ibunya?'

Dalam hati Ratu Vivian pun mulai bertanya-tanya.

Bersambung ....


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C39
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen