Adaline yang terlanjur lebih nyaman berada di kamar, sengaja mengajak Jessie untuk mengobrol masuk di kamarnya sekalian. Memang sebaiknya mereka tidak usah turun dikarenakan ruang tamu depan bisa jadi akan ada beberapa gangguan yang tidak bisa diprediksi jadi lebih puas dan lebih asik mengobrol di tempat yang tersendiri berdua.
"Ehm, aku punya stok kue, lho, hehe. Terkadang aku lapar di malam hari, jadi aku sedia makanan di almariku. Yuk, kita makan bareng, makanan di Negerimu enak-enak walau aneh dan unik." Adaline menggandeng tangan Jessie untuk masuk ke kamarnya.
"Bagaimana perasaanmu, Jessie? Apa yang membuatmu menangis? Dari kemarin aku hanya menerka-nerka saat pertama kali bertemu dengan pria itu, aku feeliing saja kalau itu mantan suami kamu, katakan apa yang dia bawa sehingga membuat kamu menangis?" Adaline meraih lengan Jessie berusaha untuk menyuntikkan support, ia tahu bahwa sahabatnya itu tidak sedang baik-baik saja.