Kapitel 146: 146. (3) Pikiran kacau Iqbal (4) Miris adalah Salsha

Membahas yang sama Iqbal memikirkan apa yang dia pikirkan dengan detik itu juga. (Sekarang adalah bagian chapter setelah Bastian menelfon Iqbal)

(Permainan chapter.)

Iqbal memutuskan keluar dari kamarnya sendiri bahkan tapi rasa kantuknya benar-benar menyelimutinya.

Beberapa pembantu yang sedang mengurus beberapa kotoran makan malam dibuat bingung kerena Iqbal justru keluar dari kamarnya.

Sekarang jam satu pagi, biasanya Iqbal akan langsung beristirahat untuk bisa berangkat ke kampusnya pagi-pagi sekali.

Meluhat seberapa gilanya seorang Iqbal yang bangun, salah satu bibi yang paling dekat berjalan mendekati Iqbal untuk menanyakan sesuatu.

"Tuan tidak beristirahat? Kami sudah menyiapkan beberapa bagian yang sedang kami bersihkan, taun menginginkam sesuatu?" Iqbal menggelengkan kepalanya pelan dan berjalan menuju taman belakang dimana dia akan duduk-duduknya sebentar.