Kapitel 88: Bapak Harum, Saya Suka

Cia menatapnya lamat sampai Dhika tertidur pulas. Dia sedikit bergeser dekat suaminya lalu membenahi selimut Dhika sampai batas dada.

Baru kali ini dia lihat Dhika memejamkan matanya, gurat di wajah tampan pria ini juga mengendur. Cia menumpang tangannya dan betah menatap Dhika, kamar terpantul cahaya tumblr membuat wajah mereka pun terbias, ada ikan kecil-kecil di wajah Dhika, gadis itu terkikik geli.

Cia menyentuh pipi Dhika dengan jari telunjuknya. Wajah tampan ini banyak menanggung beban yang Cia tidak mengerti dan dia juga nggak mau berbaik hati untuk merasakan beban Dhika.

Sebab bebannya sendiri pun udah berat.

Cia akui sikapnya sama Dhika kelewatan, tapi dia nggak bisa mengontrol diri. Dia butuh pelampiasan atas setiap rasa kesal dan marah yang dia derita. Nggak mau di pendam nanti jadi penyakit.