App herunterladen
42.1% Pernikahan kilat : istriku yang Nakal, Jangan Lari! / Chapter 8: 8. Pakaian motif panda

Kapitel 8: 8. Pakaian motif panda

Nana memberikan sebuah kunci kamar kepada Jordan, kemudian pergi mengerjakan pekerjaan yang lainnya. Jordan menerima kunci itu, ya... kunci kamar yang sudah 2 tahun ini kosong tanpa penghuni, meski begitu kamar ini masih sangat terawat dan tertata rapi seperti dulu dan tidak pernah berubah. meskipun pemilik kamar sudah lama tidak menempatinya.

Jordan menerima kunci kamarnya dari Nana. setelah itu pelayan muda itu pergi dari hadapan Jordan untuk beristirahat karena malam.sudah larut dan Tuan dan Nyonya besarnya juga tidak sedang berada di rumah.

Jordan melangkah maju menuju kamarnya. ceklak, cetak... Jordan membuka kunci pintu. krieett, pintu kamar terbuka lebar. terlihat sebuah kamar khas anak laki-laki dengan segala ornamennya. kamar yang biasanya berantakan, kini tertata sangat rapi dan bersih.

"benar-benar tidak ada yang berubah" gumam Jordan. bahkan foto-foto masa kecil sang mayor pun masih terpajang dan berjajar rapi di dinding kamarnya. foto sejak ia sekolah di taman kanak-kanak, sampai dengan sekolah militer. mungkin cuma satu foto yang belum terpajang di dinding kamar itu, yaitu foto pernikahan he... he...

Jordan meletakkan ranselnya diatas meja dan merebahkan tubuh lelahnya sebentar di atas tempat tidur. sungguh perjalanan panjang dan melelahkan, kurang lebih sekitar 3 jam perjalanan dari camp menuju rumah Jordan.

sekitar 15 menit Jordan istirahat dengan merebahkan diatas tempat tidur empuk yang sudah lama Tidak ia tempati itu. Jordan kemudian bangun dan mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

crazzz...suara air yang berjatuhan dengan keras membentur tubuh kekar itu, sudah lama sekali Jordan tidak menikmati suasana sesantai ini, tanpa camp dan para prajurit. selesai mandi ia berganti baju santai yang dibawanya dan sesekali membuka almari untuk melihat apakah isinya masih sama seperti dulu sebelum ia memutuskan untuk memilih tinggal di camp militer.

" heh... baju ini masih saja ada Disini. seperti biasanya mama memang tetap merawatnya dengan baik, sungguh konyol... disimpan untuk anakku katanya ha.. ha..." gumam Jordan sambil tersenyum tipis melihat baju tidur motif panda yang tergantung di dalam almarinya. masih berapa lama lagi baju itu akan tergantung di dalam lemari itu, Jordan sendiri tidak tahu. sekarang saja ia masih jomblo dan kekasih saja tidak punya, apalagi anak ha... ha... tertawa geli dalam hati.

jam sudah menunjukkan pukul 9.30 malam hari. Jordan memutuskan untuk membesuk kakek Johnson besok pagi saja, malam ini ia akan telepon mamanya saja untuk menanyakan kondisi kakeknya.

dreett... drettt... handphone Sarah bergetar, segeralah wanita cantik ini mengeluarkan handphone dari tas tangannya.

" Hallo anak mama sayang... kapan kamu pulang? mama sudah kangen kepadamu. kenapa kamu jadi sek kejam ini dengan mama? apa kau hanya bisa pulang kalau ada orang sakit saja?" Kata Sarah yang mulai mengomel tiada henti Seperti biasanya.

Jordan hanya memegang keningnya mendengar ucapan mamanya. menurut Jordan tidak ada yang salah dengan apa yang di ucapkan mamanya, Jordan saja yang kurang dewasa dalam berpikir waktu itu. hanya karena perselisihan kecih dengan ayah dan kakeknya, ia memutuskan untuk meninggalkan rumah dan memilih untuk menetap di camp militer.

" Mama ngomong apa sih, ini aku sudah dirumah. besok baru kesana jenguk kakek, ini sudah malam. biarkan kakek istirahat saja" jawab Jordan yang tidak ingin memperpanjang perdebatan kosong antara dirinya dengan mamanya malam ini.

sikap dingin dan angkuh Jordan diwarisi dari papanya yang juga seorang prajurit militer. tak banyak Jordan bicara, dia hanya mengucapkan sesuatu yang ingin dia ucapkan saja kemudian mengakhiri panggilan teleponnya.

Tut... tut... Tut.... suara Telepon yang sambungannya telah terputus.

**

Di Rumah Sakit Kota

Terlihat kakek Johnson belum tertidur dan mengamati juga memperhatikan Sarah yang baru saja menerima telepon dari Jordan, sehingga menimbulkan rasa penasaran berat untuk kakek Johnson.

" bagaimana...dia mau pulang tidak"

Sarah mengedipkan mata kepada kakek Johnson dan melingkarkan dua jari telunjuk dan jempol tangannya, sebagai tanda misi awal mereka telah berhasil.

" Oh... syukurlah, berarti besok adalah giliran ku untuk bermain dengan Jordan, aktingku harus lebih bagus dari kalian berdua"

yang di maksud kakek Johnson adalah dua orang yang sedang berdiri di samping tempat tidur pasien saat ini. mereka adalah William dan Sarah Johnson orang tua Jordan.

" tentu saja, kali ini papa tidak boleh gagal atau anak keras kepala itu akan kabur lagi dari rumah" ucap William.

William dan Sarah memutuskan untuk pulang ke rumah karena hari sudah larut malam. drap.. draap.. langkah kaki Sarah san William menapaki lantai Rumah Sakit, mereka berhenti di parkiran mobil. tit..tit..suara alarm dari sebuah mobil mewah keluaran terbaru, Sarah dan William masuk kedalam mobil.

Ya... William memang sudah satu tahun ini tidak mengendarai mobil dinas Militer lagi setelah ia pensiun.

***

beberapa saat kemudian William dan Sarah sampai di rumah mereka. bruaakk... suara pintu mobil dibuka kemudian ditutup, mereka langsung masuk ke dalam rumah. terlihat sekali rumah sudah gelap karena semua lampu sudah di matikan.

William menuju ke kamar tidur mereka, sedang Sarah ingin melihat Jordan di kamarnya sebentar, ia begitu rindu dengan putra semata wayangnya itu.

" Papa duluan saja, aku ingin melihat Jordan sebentar"

Sarah melangkahkan kaki indahnya ke kamar putranya Jordan, ia membuka pintu dengan hati-hati. Sarah takut membangunkan Jordan, Sarah mengecup kening Jordan. Sarah tidak menyangka Jordan akan bereaksi dengan keras terhadap sentuhannya.

Jordan menarik tubuh Sarah dan membantingnya ke atas tempat tidur kemudian mencekik leher Sarah. suasana gelap di kamar Jordan membuat susah melihat siapa yang sedang mendatangi dan menyentunya.

" Sa..sayang ini Mama"

mendengar suara Sarah Jordan segera bangkit dari tubuh Sarah dan menyalakan lampu.

" mama...kenapa ngagetin Jordan sih, untung saja tadi aku bantingannya ke atas tempat tidur, kalau ke lantai gimana? yang ada bisa patah tulang mama" gumam Jordan yang membantu mamanya bangun dari tempat tidurnya.

"Haiiiisss...kamu ini, mentang-mentang mayor terus sukanya main banting saja. memang kalau kamu sudah punya istri nanti juga bakal kamu banting kesana kemari juga"

Sarah duduk di tepi tempat tidur milik Jordan.

" Sayang...kapan kamu mau menikah? apakah kamu sudah punya calon sendiri, jika memang kamu ada mama papa tidak akan memaksakan perjodohan ini...tetapi jika belum ada, bisakah kamu menemui atau melihat calon istri pilihan papa dan mama meski dari jauh. setelah itu terserah kamu yang putuskan" kata Sarah dengan tegas.

------****-------

hai readers....

Dukung novel ini dengan cara :

1. simpan di library

2.kirimkan power stone (PS)

3. tinggalkan komentar dan review terbaik

terimakasih.... atas dukungannya yang di berikan kepada karya saya. happy reading


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C8
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen