Hari pernikahan Syahera dan Rendi semakin dekat. Kurang dari dua minggu lagi dan Rendi semakin sibuk. Meski setiap malam laki-laki itu menelepon, tetapi ia merasa aneh dengan sikap Rendi yang seperti itu.
"Kamu itu sibuk apa, sih?" Syahera akhirnya mengeluarkan kekesalan hatinya. Laki-laki yang akan segera menjadi suaminya itu justru semakin menjauh dikala pernikahan semakin dekat.
"Aku mengurus hotel sekarang. Kamu tahu itu 'kan. Aku akan menjadi kepala keluarga, harus punya pekerjaan tetap."
"Hotel itu milik kamu, sudah pasti kamu punya penghasilan. Alasan kamu tidak masuk akal, Ren. Dan juga, kamu tidak pernah memanggilku Honey beberapa hari terakhir ini. Kamu aneh, Ren," ucapnya sambil memijat kening.
"Aku minta maaf, Honey. Aku terlalu capek. Aku harap, kamu memahamiku." Rendi menutup panggilan dari Syahera.
"Dia menutup telepon dengan tiba-tiba. Ada apa dengan dia? Aku tidak percaya, jika yang membuatnya berubah adalah pekerjaan. Aku harus menemuinya nanti malam."