App herunterladen
2.09% PEMBALASAN SANG SUPER MODEL DUNIA / Chapter 4: BAB 4: RAGA ORANG LAIN

Kapitel 4: BAB 4: RAGA ORANG LAIN

Rasa sakit mendera ketika Andrianna membuka mata. Dia menatap ke sekeliling dan melihat bahwa dia berada di ruangan serba putih. Dia bisa tahu bahwa sekarang ini, Andrianna sedang berada di rumah sakit. Kadang, dia berpikir bahwa mungkin ini hanyalah halusinasinya. Namun, semuanya sekarang ini terasa sangat nyata. Bukan halusinasi saat mendekati kematian. Yang lebih meyakinkan adalah rasa nyata pada tangannya.

"Pasien sudah sadar. Segera bagi tahu Tuan Alexander Adams. Katakan padanya bahwa Nona Irielly sudah sadar."

Hanya itu yang bisa didengar oleh Andrianna. Apalagi bahwa yang dia dengar hanyalah sayup-sayup saja. Namun, dia sepertinya mengenal orang-orang yang disebutkan. Yang pertama adalah Alexander Adams. Salah satu dari enam triliuner di dunia ini. Alexander Adam berada di nomer dua. Sedangkan nomer pertama adalah Ayah dari Alexander Adam sendiri, Fernandes Adam. Sedangkan Irielly Adams adalah putri satu-satunya dari Alexander Adam. Gadis muda yang berkecimpung di dunia fashion sebagai desaigner itu juga merupakan cucu perempuan satu-satunya Fernandes Adams.

"Apa maksudnya para perawat itu mengatakan bahwa Irielly sudah sadar?" batin Andrianna. Namun, sebelum dia bisa membuka matanya dengan sempurna, suara langkah kaki terdengar berjalan mendekat. Itu bukan hanya satu orang, tapi kemungkinan lebih dari lima orang.

"Nona Irielly memang sudah sadar. Namun, komanya selama satu tahun ini membuatnya sedikit kesulitan untuk menerima informasi. Biarkan dia beristirahat dulu," ucap salah satu dari mereka. Yang kemungkinan adalah ketua dari tim dokter yang selama ini merawat Irielly.

Andrianna membuka matanya dengan sempurna ketika orang-orang itu keluar dari dalam ruangan. Dari percakapan para tim medis itu, Andrianna bisa menyimpulkan bahwa raga ini adalah milik Irielly Adams. Entah bagaimana jiwa Andrianna bisa berada di raga ini. Namun entah mengapa dia merasa sedikit bahagia. Tuhan memberikannya sekali lagi kesempatan untuk membalas dendam.

"Anda mungkin sedikit bingung, tapi sekarang lebih baik untuk beristirahat terlebih dahulu. Jangan berpikir yang terlalu berat karena itu akan melukai saraf di dalam otak."

Andrianna menoleh ketika dia menyadari bahwa ada seorang perawat di sampingnya. Karena melamun, dia bahkan tidak menyadari kedatangan perawat itu. Entah apa yang disuntikkan olehnya, tapi Andrianna lalu merasakan rasa kantuk. Kelopak matanya bahkan tidak bisa terbuka. Meskipun Andrianna sudah memaksakannya.

***

Tuan Alexander Adams dan Nyonya Margareta Elliot menghela napas dengan lega. Mereka baru saja mendapatkan kabar bahwa putri mereka sudah sadar. Nyonya Margareta benar-benar tidak bisa makan dan tidur dengan baik selama setahun ini. Bagaimana tidak, Nyonya Margareta selalu saja terbayang-bayang tentang kemungkinan buruk yang akan terjadi dengan Irielly. Untungnya, Tuhan masih memberikan kesempatan kepada mereka untuk melihat anak perempuan itu sembuh.

"Tidak perlu untuk menangis. Irielly sudah sadar dan lewat dari masa kritisnya. Kita akan menemui Dokter Carol untuk keterangan lebih lanjut," ucap Tuan Alexander Adams dengan lembut.

Nyonya Margareta mengangguk dan tersenyum manis ke arah suaminya, Alexander. Wanita berusia lima puluh tahun itu masih terlihat sangat muda. Dan senyumnya yang manis membuat wajahnya terlihat lebih cantik. Senyuman inilah yang menghilang selama setahun ini. Dan Tuan Alexander benar-benar bersyukur bahwa istrinya kembali bersemangat seperti ini.

"Ya Dokter Carol mengatakan bahwa kondisi Irielly sudah membaik. Aku sudah tidak sabar untuk mengajaknya pulang. Akan aku buatkan banyak masakan kesukaannya," ucap Nyonya Margareta dengan semangat.

Tuan Alexander hanya tertawa dan menggenggam tangan istrinya itu. Mobil yang mereka tumpangi sekarang ini sudah terparkir di lobby rumah sakit. Pintu mobil juga sudah dibuka oleh para pengawal. Tuan Alexander akhirnya melepaskan genggaman tangannya dan keluar dari dalam mobil. Lalu berlari mengitari mobil sebelum sang Nyonya keluar. Dia mengulurkan tangannya agar Nyonya Margareta menerimanya.

"Dokter Carol sudah menunggu di ruangan, Tuan," ucap Daren, asisten utama yang selama ini mengatur jadwal Tuan Alexander.

"Tunjukkan jalannya."

Daren mengangguk dan berjalan lebih dulu. Tuan Alexander berjalan di belakang Daren sambil kembali menggenggam tangan istrinya, Margareta. Di belakang mereka, puluhan pengawal berbaris mengikuti. Beginilah hidup sebagai salah satu pengusaha sukses. Bahkan masuk ke dalam list pengusaha sukses dengan uang bersih hingga beberapa triliun.

***

Dokter Carol menyambut kedatangan para tamunya dengan ramah. Setelah itu, dia mempersilahkan dua pasang suami istri itu untuk duduk. Setelahnya, Dokter Carol mengeluarkan hasil rongsen dan CT Scan agar mereka berdua bisa melihatnya.

"Seperti yang Tuan dan Nyonya Adams lihat, penyumbatan di otak yang selama ini kita khawatirkan menghilang. Itu artinya bahwa mengobatan yang kita lakukan selama ini termasuk sukses. Tidak perlu adanya pembedahan setelah Nona Irielly sadar. Yang perlu kita khawatirkan di sini adalah saraf yang terlalu lama tertidur. Harus ada terapi agar Nona Irielly bisa kembali berjalan dan menggerakkan tangannya seperti semula. Kami juga belum mendengar Nona Irielly berbicara. Jadi, tidak tahu apakah koma setahun ini mengganggu pita suaranya," ucap Dokter Carol dengan penuh rasa syukur.

Penyumbatan di otak kanan yang selama ini mereka bertiga takutkan benar-benar menghilang. Bahkan sumbatan itu bisa membuat pasien lumpuh. Dia hanya bisa memberitahu dua orang di depannya ini dengan perlahan. Karena memang belum tahu apakah Irielly akan lumpuh atau tidak.

"Lakukan yang terbaik, Dokter. Anda tahu bahwa kita tidak perlu memikirkan tentang uang," ucap Tuan Alexander Adams. Dia bukan sombong atau semacamnya. Namun, dia benar-benar akan melakukan yang terbaik untuk anak bungsunya itu.

"Baiklah. Setelah screening ini, jika hasilnya baik, Nona Irielly bisa pindah ke kamar rawat inap. Dan anda berdua bisa menemuinya saat itu juga," beritahu Dokter Carol dengan lembut.

Nyonya Margareta hanya diam sambil mengangguk berulang kali. Matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Dia terharu dan sangat bahagia. Bagaimana pun juga, dia sudah menunggu selama setahun untuk kesembuhan putrinya. Dan sekuat tenaga untuk tidak menangis karena itu akan menghancurkan semua kebahagiannya.

"Jangan menangis, Irielly sekarang sudah baik-baik saja. Apa lagi yang kamu takutkan? Jika Irielly melihat matamu yang bengkak, kamu hanya akan menakutinya," ucap Tuan Alexander.

Nyonya Margareta mengangguk dengan wajah yang masih memerah. Namun, dia sepenuhnya mencoba menahan diri agar tidak menangis lagi. Dokter Lucas hanya diam dan membiarkan Nyonya Margareta untuk menenangkan perasaannya. Dia sangat tahu bagaimana perjuangan sepasang suami dan istri ini. Dan sepertinya surga mendengar doa dan rintihan mereka. Karena Dokter Lucas juga merasa bahwa semua ini adalah sebuah keajaiban.

"Baik. Kita akan lakukan screening sekarang ketika kondisinya sudah stabil. Saya harap Tuan dan Nyonya bisa menunggu hasilnya dengan sabar," ucap Dokter Lucas setelah Nyonya Margareta tenang.

"Saya bisa menunggu. Saya bahkan bisa menunggu selama satu tahun ini. Apa lagi hanya sekitar satu atau dua hari."


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C4
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen