Ken berlari ke arah toilet, bagaimana tidak berlari, dia segera membersihkan tangannya, dan juga dia yang tengah mual.
Bahkan banyak yang pergi, setelah melihat mayat itu, entah itu membeli minyak angin, atau pergi ke ruang uks untuk meminta obat, karena mual.
"Hoek... hoek.. hoek..."
"Gila tuh anak," umpat teman Ken yang muntah.
Ken melihat temannya yang telah muntah, sedangkan dirinya hanya mual.
"Gadis gila pertama yang ku kenal. Bagaimana bisa dia bisa seberani itu," kata teman Ken.
"Sudahlah, dia bukan gila tapi cerdas, dan tidak penakut," kata Ken membela Awana.
Dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, dia pun agak ngeri. Dia melihat dengan jelas jika mayat itu terdapat belatung di dalamnya.
"Ayo kembali ke rumah," kata pamannya berusaha untuk membujuk keponakannya untuk pulang.
"Tapi, aku ingin ikut mencari pelakunya," kata Awana membuat polisi itu ingin berbicara namun, di tahan oleh pamannya.