Ren sengaja menotok Pak Din agar pingsan agar Beliau tidak merasakan kesakitan yang kemarin dirasakan Ping. Rasanya Ren tidak tega membiarkan orang setua dan seringkih Pak Din harus merasakan hal berat seperti itu.
Maka, ketika Yun kembali ke kamar mandi, Ren mengatakan apa yang baru saja dia kerjakan.
"Terima kasih atas perhatian Kak Ren pada ayahku." Yun tidak bisa selain berterima kasih karena majikannya begitu dermawan dan berhati lembut dibalik wajah datar dinginnya.
Namun, ketika Yun melongok ke dalam bak kayu, alangkah kagetnya dia. Air cokelat bening yang tadi dia lihat sebelum ini, kini sudah berubah jadi hitam!
Hitam! Bukan lagi cokelat keruh seperti Ping kemarin.
"K-Kak Ren, itukah … itukah penyakit ayahku yang mulai keluar? Kankernya?" Yun sampai tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya ke Ren.
"Bukan. Itu baru racun-racun di tubuh ayahmu." Ren menjelaskan singkat.