App herunterladen
100% PANDEMI / Chapter 1: Satu
PANDEMI PANDEMI original

PANDEMI

Autor: Avv_Jazz

© WebNovel

Kapitel 1: Satu

Happy reading guys :)

"Eh cuy, masa tadi gue liat di berita ya, katanya di luar negeri ada virus baru, namanya virus apa yak? Aish lupa... oh iye virus crown namanya kalo ngga salah. Terus katanya lagi negara tetangganya juga udah kena." Jelas Joana panjang lebar kepada dia temannya melalui via telepon.

"Eh iya weih sampai - sampai TIEXTI gajadi konser. Huaaaa sayang banget, udah lama nunggu padahal." Balas Puspa penuh kekecewaan.

"Ah lebay lu, kek gitu doang elah" Ledek Fauzan atau yang kerap disapa Ojan kepada Puspa.

"Ih sirik aje lu" Balas Puspa kepada Ojan.

"Hishh udah - udah jangan gelut kalian. Mmm kira - kira virus crown bakal masuk ke Indonesia kaga ya?" Tanya Joana

"Ngga bakal lah" Sahut Ojan

"Ihhh mesti sampai lah, TIEXTI aja sampai batal konser gitu..." Balas Puspa

"Apa hubungannya woy!?" Jawab Ojan

"YA PASTI BAKAL NYEBAR LAH BODO!!!" Teriak Puspa penuh emosi

"Heh udah - udah, earphone gue rusak ntar kalo lu teriak - teriak melulu, lagian kita jaga - jaga dulu aja, biar nanti ga kena virus." Lerai Joana

"Ah bodo amat lah, aku mau bobok cantik, capek mikirin kek gituan, mana tadi PR nya susah banget astaga..." Gerutu Puspa

"Bobok cantik bikin pulau?" Sahut Ojan sambil terkekeh

"OJAAAN!!! BERANTEM KITA!!!" Teriak Puspa sekali lagi

"Ah sudahlah, kalian berisik" Omel Joana.

Joana pun mematikan ponselnya. Ia menarik nafas dan meregangkan badannya yang pegal karena terlalu lama duduk. Kemudian, dia berdiri dari kursi dan melopat ke ranjang.

"Hmm... surga dunia..."

***

(alarm nya Joana)

Tak terasa alarm Joana sudah berbunyi. Itu menandakan bahwa pagi telah tiba. Joana membuka matanya lalu mengusapnya. Kemudian dia hanya terdiam dan menatap langit - langit kamarnya.

"Cepet banget astaga... perasaan baru tidur sebentat tau - tau dah pagi aja." Gerutu Joana

Joana menutup matanya kembali dan tak lama kemudian dia terlelap. Ia terlelap hingga alarmnya yanb kedua berbunyi.

BRAK!!! "JOANA!!! BANGUN GAK LO!!! DAH JAM ENEM INI!!! MAU BERANGKAT JAM BERAPA KAU HA!? BANGUN JANGAN KAYA KEBO!!!" Teriak Bunda sambil memukul pintu kamar Joana.

Mata Joana langsung terbuka lebar karena terkejut. Ia melompat keluar dari ranjangnya dan langsung menyambar handuknya. Sebelum masuk ke kamar mandi, Joana menyempatkan diri untuk melihat jam. Memastikan bahwa apakah ibunya itu berbohong atau tidak.

"Weih iya, Bunda ngga bohong, dah jam enem anjir" Batin Joana

"BUNDA SARAPANNYA BUAT BEKAL AJA!" Teriak Joana

***

*jam istirahat di sekolah

"Jo! Ngga jajan lu?" Tanya Hasan teman sebangku Joana.

"Engga San, gue bawa bekal" Jawab Joana

"Lupa sarapan pasti" Ujar Ojan

"Hehe tau aja lu Jan" Kekeh Joana

"Iyalah, pasti lu telat bangun terus ga sempet sarapan kan? Hmm kebo!" Ejek Ojan

"Hehe"

"Eh kalian tau ngga? Di luar negeri ada virus baru lho" Kata Usman tiba - tiba

"Virus crown kan?" Ujar Joana memastikan

"Iya bener, kira - kira virusnya bakal masuk ke Indonesia ngga ya?"

"Semoga engga"

"Eh tapi yang kena dah banyak lho, sampai ratusan ribu orang" Ujan Hasan yang tiba - tiba nimbrung

"Ya udah jaga - jaga aja dulu, rajin cuci tangan sama pake masker kalo pergi" Ujan Joana

"Tau dari mana kau?" Tanya Hasan

"Dari gugel dong mujidin" Jawab Joana

Tak lama kemudian, belum tanda masuk berbunyi. Semua murid masuk ke kelasnya masing masing. Mereka duduk dan menunggu pelajaran berikutnya. Setelah guru masuk ke kelas, mereka memulai pelajaran hingga waktu pulang tiba.

"Mulai Kamis depan kalian mulai ada les tambahan setiap pulang sekolah untuk persiapan menghadapi UN. Oh iya satu lagi, PR nya jangan lupa dikerjakan ya, yang tidak mengerjakan nanti akan Bapak suruh Mentraktir satu kelas awkokwoakwowkoak Bapak nggak bercanda." Kata Pak Darto di sore hari yang cerah ini.

"Ntar udah les mati - matian terus ngga jadi UN, kan lucu wkwkwk" Canda Putra

"Ish ngga bakal lah" Jawab Joana

"Ih iya iya" Balas Putra

"Jo.. Jo.. Jo.. Joana.. Joana!" Panggil Anwar sambil menarik - narik baju Joana

"Apasih War!?" Balas Joana kesal

"Entar PR nya nyontek ye" Pinta Anwar sambil meringis

"Iya Jo" Sahut Ojan, Hasan, dan Putra bersamaan

"Aish, iya iya" Jawab Joana kesal

"Ekhem" Ternyata Artha si ketua kelas  kesal karena melihat Joana dan teman temannya itu terus mengobrol, sedangkan yang lain sudah siap untuk berdoa.

"Hehehe maap" Kata Anwar dan Joana bersamaan.

Mereka semua pun berdoa dengan khusyuk. Memohon keselamatan kepada Yang Maha Kuasa. Selesai berdoa, mereka berpamitan kepada Pak Darto kemudian keluar dari ruang kelas.

Sore hari ini Joana akan mengikuti les privat dengan Pak Hari bersama keempat temannya. Les tersebut diadakan di rumah Hasan. Sebelum les, biasanya Joana dan kedua temannya jajan di warung dekat rumah Hasan.

"MIA NANA TUNGGUIN NAPA!!" Teriak Joana sambil berlari mengejar dia temannya itu.

"Eh guguk kita ketinggalan Na" Ejek Mia diikuti tawa Nana.

"HEH!!!" Teriak Joana lagi karena kesal.

"Maap Joana cangtip" Rayu Mia agar Joana mau memaafkannya, namun hanya dibalas dengan deheman oleh Joana. "Jo, Na, nongkrong kuy ke Omah Chicken, biasalah... sambil nunggu jam les." Ajak Mia kepada dia temannya yang sedang sibuk dengan ponselnya masing - masing.

"Hayulahhh gas keun"

***

Sampai di Omah Chicken, mereka langsung duduk dan memesan makanan ( minuman maksudnya, soalnya cuma numpang adem ama wi - fi). Sambil menunggu pesanan mereka mengobrol lagi. Maklumlah ciwi - ciwi kalo kumpul mulutnye kaga bisa mingkem.

"Eh kalian tau ngga??" Kata Nana memulai obrolan.

"Belom" Sahut Nana sembari bermain game dengan santainya.

"Kan gua belom ngomong sayang" Nana

"Oh belom toh" Jawab Joana santai sambil mengambil segelas es teh yang baru saja datang lalu menegaknya dengan rakus. "Terus ini namanya apa kalo bukan ngomong beb?" Sambung Joana tanpa melihat ke lawan bicaranya.

"Eh iya ya" Jawab Nana yang kemudian terdiam sejenak. "Ahh bodolah yang penting gue mo bilang."

"Buru, gue lagi fokus ni, dikit lagi dapet savage." Gerutu Joana yang sedang gregetan.

"Ada artis tok - tok baru lho." Kata Nana yang sedikit lega karena info yang akan ia sampaikan  telah tersampaikan.

"Wahh masa!? Gue sih oh aja." Balas Mia.

"Hilih pasti cringe kek Wowo." Ejek Joana.

"Tapi Wowo mending ganteng, lah ini mukanya aja bikin darah tinggi meng." Nana

"Emang wujud manusianya kek gimana sih?" Mia

"Bentar, gue cariin fotonya dulu." Nana

"Kaya demit pasti" Joana

"Nih orangnya" Kata Nana sambil menunjukkan foto orang yang sedang dibicarakan.

"Tuhkan kek demit." Joana

"Namanya sapa tu?" Mia

"Namanya Cimol Mont*k" Nana

"Ih namanya aja menjijikkan." Joana

Tak terasa, waktu les telah tiba. Mereka langsung membayar minuman yang telah mereka pesan lalu pergi meninggalkan tempat tersebut menuju rumah Hasan.

***

"Assalamualaikum Hasan, punten!!" Ucap mereka bertiga saat sampai di rumah Hasan.

"Waalaikumsalam, mangga!!" Balas Hasan sambil berjalan menuju depan rumahnya. "Eh trio kwek kwek sok atuh masuk, si Aldi tu dah kangen sama Mia." Goda Hasan.

"Idih najis." Jawab Mia kesal.

"Ehehehe, udah ayo masuk." Ajak Hasan sambil terkekeh karena berhasil membuat Mia kesal.

Joana dan yang lain pun masuk membuntuti Hasan menuju ke dalam rumah. Sampai di ruang tengah, mereka duduk melingkat diatas karpet yang telah disediakan Hasan. Sekitar 10 menit kemudian, Pak Hari datang. Mereka langsung belajar hingga jarum jam menunjukkan pukul 18.00.

"Sudah pahamkan? Kalau sudah, tutup bukunya, masukkan kedalam tas, lalu silahkan pulang ke rumah masing - masing, sampai bertemu lagi besok." Kata Pak Hari di penghujung acara.

"Baik Pak, terimakasih untuk hari ini." Sahut para murid Pak Hari dilanjutkan  bersalaman.

Sesudah berpamitan, Joana segera pulang ke rumahnya. Joana pulang dengan berjalan kaki. Karena, rumahnya berada satu kampung dengan Hasan. Lagipula, Joana memang suka berjalan kaki. Selain hemat, jalan kaki itu menyehatkan.

Sore hari ini sangatlah indah walah langit sudah mulai gelap. Seperti biasa, kendaraan berlalu lalang dengan suaranya yang bising. Orang - orang yang terlihat lelah sehabis bekerja. Deretan pedagang kaki lima yang sedang menjajakan dagangannya turut membuat suasana semakin indah.

Akhirnya Joana sampai dirumahnya. Sebelum masuk kedalam rumah, Joana melepas sepatunya yang kotor terkena debu jalanan. Setelah itu ia masuk dan langsung merebahka  tubuhnya di sofa. Tiba - tiba kucing kesayangan Joana datang dan menghampirinya sambil mengeong memelas.

"Miaw miaw (woy gue laper!)"

"Ututu ada yang rindu ni." Ucap Joana sambil memgusap kepala kucingnya.

"Miaw miaw miaw (gue ga rindu lh anjer, gue laper woy!)"

"Aww rindunya ntar aja yak, aku laper mau makan, bye bye!"

"Miaaaaww (gue juga laper anjer)"

Joana pergi meninggalkan kucingnya menuju dapur untuk makan. Tanpa mengganti baju dan mencuci tangan  Joana mengambil makanan dan memakannya dengan santai.

"Heh!! Ayo cuci tangan dulu sana!! Sama ganti baju!!" Perintah Bunda dengan nada tinggi.

"Ntar aja Bun, keburu konser cacing diperut ku." Jawab Joana yang tak menuruti perintah Ibunya.

"Terserah deh, ntar kalo diare juga kamu yang rugi, bukan Bunda."

"Ayah belum pulang Bun?"

"Ayah pulangnya ntar malem, mau lembur di studio katanya. Mau nyelesaiin patungnya."

"Ohhh"

Selesai makan Joana, langsung pergi ke kamarnya. Bukannya mengganti pakaiannya dan membersihkan diri, ia malah langsung tiduran di kasur dan bermain ponsel hingga terlelap.

"WOE GANTI BAJU NAPA TONG, KUMAN ITU KUMAN, HIH, MAGERAN BETOL JADI ORANG!!" Author.

***

"Mmmhhh jam berapa ini. Eh HP ku mana anjir!? Eh, ini dimana!? Sepi beut anjir, mana serem lagi."

Tiba - tiba, terdengar suara ketukan sepatu dari luar ruangan Joana. Suara sepatu tersebut semakin mendekat, semakin dekat, dan mendekat.

(Bersambung)


next chapter
Load failed, please RETRY

Bald kommt ein neues Kapitel Schreiben Sie eine Rezension

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C1
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen