App herunterladen
62.5% Orang Biasa / Chapter 10: Gaya Pedang Harimau Hitam, Gaya ke 6 Pedang Void

Kapitel 10: Gaya Pedang Harimau Hitam, Gaya ke 6 Pedang Void

Saat aku tengah berkultivasi dan fokus pada penggabunganku aku merasakan perubahan dalam cairan dan jiwaku. Perama itu membentuk sebuah kucing kecil imut, dan berubah lagi menjadi seekor kadal, lalu berubah kembali ke bentuk kura-kura, namun lagi-lagi itu berubah ke bentuk burung. Saat aku mengira itu akan berhenti hal itu lagi-lagi berubah bentuk dan membentuk sebuah bola hitam dan putih yang saling bertautan seperti yin dan yang.

Saat aku membuka mataku aku merasakan energi yang mengalir dari tubuku dan keluar melalui pori-poriku. Energi itu begitu lemah sehingga tak membentuk bentuk apapun. Lalu dari sisiku tiba-tiba keluar sebuah bola yang berwarna hitam dan putih yang berputar-putar di sekitarku.

Orang yang memberiku cairan biru yang adalah kepala sekolah bima sakti sedikit terkejut dengan muculnya bola itu dan mengerutkan keningnya.

"Bagaimana itu bisa menjadi bola biasa itu?" Tanya nya kearahku.

"Bagaimana aku bisa tau? Bodoh?" Balasku dengan kesal.

"Hei, aku kepala sekolahmu sial" Katanya memprotes perkataanku.

"Oh ayolah kakek tua. Tak ada siapapun di sini jadi jangan berakting. Apa tujuanmu sebenarnya?" tanyaku kembali.

"Tak ada. Aku hanya ingin melihat soulpowermu saja dan memastikan sesuatu." Jelasnya.

"Bagaimana keadaan di sana?" Tanyaku mengubah arah pembicaraan.

"Yah agak kacau" Jelasnya.

"Setelah kepergianmu, beberapa orang mencoba untuk mengendalikan masa dan mencoba untuk mengambil kepemimpinan. Namun orang yang kau tinggalkan untuk menjaga tempatmu sangat kuat, membuat mereka kesulitan untuk mengambil alih" Jelasnya menambahkan. Aku hanya bisa tersenyum dan merasa bangga dengan apa yang di katakan olehnya.

"Tentu saja, aku sendiri yang memilihnya. Bagaimana bisa aku salah" Kataku.

"heh, teruslah berbangga diri. Lalu bagaimana kau menjelaskan soulpowermu itu?" Tanya dia kembali.

"Kenapa memangnya? Bukan seperti hal ini akan membunuhku" Balasku.

"Yah aku kira kau akan mendapatkan sesuatu yang lebih mengejutkan dari ini" jelasnya kembali yang membuatku jengkel.

"Oh ayolah, kau tau aku orang biasa kan? Bagaimana bisa aku mendapatkan sesuatu yang tidak biasa?" tanyaku memprotes.

"Teruslah bertingkah bajingan" Jawabnya memutar bola matanya.

"Sudahlah, ini gelangmu. Jika kau butuh apa-apa katakan saja padaku" jelasnya sembari memberiku gelang warna merah yang sama seperti murid-murid yang sudah menyelesaikan upacara kedewasaan mereka. Aku mengambil gelang itu dan memakainya, lalu menoleh ke arah orang itu sembari memasang wajah meremehkan.

"Seperti ada yang bisa kau bantu saja" Ejekku lalu meninggalkan ruangan itu. Di belakang, kepala sekolah itu sedikit menunduk dan bergumam pelan yang bisa aku tebak apa katanya.

"Panjang umur tuhan"

Setelah aku keluar dari ruangan itu aku melihat kedua saudaraku tengah berbicara dengan teman-temannya sebelum menoleh ke arahku. Saat mereka melambaikan tangan ke arahku dan berusaha untuk menghampiriku aku mengabaikan mereka dan melanjutkan untuk tes yang berikutnya.

Tes yang berikutnya dalah tes untuk menentukan kelas mana yang akan kamu masuki. Ada tiga tipe kelas yang membedakan kemampuan perindifidu yang mana setiap kelas memiliki beberapa anak kelas.

Kelas A adalah kelas yang di tunjukkan untuk murid yang memiliki soulpower kuat dan senibeladiri kuat. Kelas B di peruntutkan untuk seorang yang memiliki kekuatan di salah satu soulpower atau senibeladiri dan lemah di salah satunya juga. Sedangkan kelas C di peruntutkan untuk anak yang lemah pada keduanya.

Setelah menghindar dari sapaan kedua saudaraku, aku mendatangi petugas yang bertugas untuk menguji kelas apa yang aku masuki dan memulai ujian pertama. Ujian pertama adalah ujian untuk mengukur kekuatan kultivasi dan kekuatan soulpowerku. Di sana ada sebuah kristal yang tak berwarna yang mana akan digunakan untuk memeriksa elemen yang terkandung dalam soulpower dan memeriksa kekuatan soulpower serta kultivasi.

Saat aku mendekati penguji, dia menerima data dari gelang yang aku pakai dan mulai memeriksa data itu. Setelah memeriksanya dia menunjukkan kristal bening itu dan menyuruhku untuk menguji kekuatanku di sana.

Aku lalu berjalan dengan santai dan mengalirkan kekuatanku ke kristal itu. Petugas itu mulai mencatat hasil yang di keluarkan kristal itu.

Saat aku menyalurkan energi dari soulpower dan kultivasiku. Tak ada perubahan yang terjadi pada kristal bening itu kecuali muncul sebuah sinar yang memiliki warna putih hitam yang kecil. Seseorang harus sangat memperhatikan untuk dapat melihat bundaran kecil itu yang tak di lakukan oleh petugas. Dia lalu mencatat hasil paling buruk dan memberi label C pada ujian kemampuan soulpower dan kultivasi Kevin.

Setelah itu Kevin melanjutkan untuk ujian pertempuran yang mana seorang petugas sudah ada di sana untuk menunggu murid yang akan mengikuti ujiannya. Anehnya saat petugas lain menerima murid dan menguji mereka. Tak ada satupun murid yang mendatanginya dan mengajukan ujian untuk seni beladiri. Jadi dia hanya bersantai dan menikmati makanan yang di sediakan oleh sekolah untuk dirinya sendiri.

Saat dia tengah bersantai. Aku yang tak tau apa-apa langsung saja mendatanginya dan mengajukan ujian untuk seni beladiri yang membuat beberapa murid di sekitarku terkejut.

"Hei lihat. Ada seorang murid yang mengajukan ujian pada The Beast"

"Apa? apa dia sudah gila?" tanya teman yang berada di sebelahnya.

"Aku tak tau. Lihat saja" balas orang yang pertama kali berbicara.

Saat aku mendatanginya laki-laki itu menunjukkan ekspresi terkejut dan mulai berdiri menyambutku.

"Hai. Kau mau aku mengujimu?" tanya dia ke arahku.

"Tentu. Apa lagi yang aku lakukan disini jika tidak untuk di uji?" jelasku jengkel. Aku masih merasakan perasaan kesal akibat orang tua yang melakukan upacara kedewasaanku tadi yang membuatku merasakan kekesalan yang amat besar.

Laki-laki itu yang melihat nada bicaraku mengerutkan kening dan memikirkan sesuatu sebelum menyeringai merencanakan sesuatu yang buruk. Namun aku mengabaikannya dan hanya mencoba untuk secepatnya menyelesaikan ujian yang menyebalkan ini.

Setelah itu, dia membawaku ke dalam sebuah arena yang dibuat dengan sihir ruang dan waktu, membentuk sebuah arena khusus yang mana dapat digunakan untuk menguji keterampilan seni beladiri murid baru.

Saat aku masuk, aku melihat petugas itu juga ikut masuk sembari membawa pedang besar tumpul di tangannya. Aku bertanya-tanya apa yang ingin dilakukannya sebelum dia berkata.

"Baiklah, aku akan menjadi lawanmu. Jika kau bisa membuatku pindah dari tempatku beridiri, aku akan memberi nilai A kepada seni beladirimu" katanya dengan nada meremehkan.

Lalu ujianpun dimulai. tiba-tiba dari arahnya sebuah energi yang meledak-ledak keluar dan membanjiri daerah sekitar. Saat energi itu datang ke arahku, aku hanya diam di tempat dan menerima energi tersebut. Petugas itu menyeringai melihat responku yang hanya diam saja, mengira aku akan di hempaskan akibat energi yang dia keluarkan. Namun sebelum dia bisa merasakan kegembiraan mengejekku dia tercengang karena melihatku masih berdiri di tempat dengan ekspresi datarku.

Aku yang masih merasakan emosi akibat orang tua sialan itu lalu melesat ke arah petugas yang membawa pedang besar tumpul itu dan mengaitkan kaki kananku ke kaki kirinya dari samping. Salah satu tanganku lalu memegang pergelangan tangannya yang memegang pedang besar dan menariknya kebelakang. Sementara itu tanganku yang satunya mendorong tubuhnya dengan ringan kebelakang. Karena kakiku yang mengunci kakinya dari samping, sendi lututnya tertekuk mengakibatkan dia kehilangan keseimbangan dan terjatuh kebelakang.

Saat dia sadar, dia sudah terbaring di lantai dengan pandangan menghadap keatas. Dia merasa bingung bagaimana dia bisa di kalahkan oleh seorang anak yang barusaja memasuki sekolahan. Dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah kecepatan anak di depannya ini yang bahkan tidak bisa di ikuti oleh matanya. yang lebih mengejutkan petugas ini adalah kehadiranku yang sulit di rasakannya. Saat aku menghilang dari pandangannya aku sudah berada di depan tubuhnya dan mendorongnya jatuh.

Dia merasakan kemarahan dalam tubuhnya yang membuat wajahnya memerah, aku tau dia tak bisa menerima hasil itu dan melompat menjauh dari posisinya. Saat dia terbangun dia berteriak marah ke arahku.

"Bajingan, aku akan membuatmu membayar karena mempermalukanku" Aku tau dia tak lagi berpikiran waras. Jadi aku memulai posisi kuda-kudaku dengan memegang telapak tangan kananku dengan tangan kiri dan mengambil posisi menggambar pedang katana, namun tanpa pedang sungguhan dan hanya telapak tanganku.

Dia lalu berteriak dan sebuah aura berwarna coklat keluar dari tubuhnya, saat seekor beruang besar yang memiliki tinggi setengah tubuhnya keluar dan ikut meraung ke arahku. Dia lalu melesat ke arahku dengan kecepatan yang tinggi sembari mencoba menebasku dengan pedang besar tumpulnya.

Meski jika aku tidak akan terbelah akibat tebasan ini, aku yakin jika tebasan itu mengenaiku maka, tulang dan organ dalamku akan bergeser atau patah. Saat dia berada beberapa meter di depanku, aku menarik tanganku dan menggambar pedang yang sebenarnya tak ada itu ke arahnya.

"Gaya pedang harimau hitam. gaya ke 6 pedang tanpa bentuk void slash"

Swooooosh

Sebuah udara keluar dari telapak tanganku yang aku ayunkan kedepan seperti menebas pedang dan mengarah langsung ke arah petugas itu. Saat udara melewatinya dia terdorong kebelakang dan terlempar hingga membentur dinding pembatas yang membatasi ruangan itu.

Buaaaak

Suara benturan itu terdengar sangat keras dan dia langsung pingsan di tempat dengan sekali tebasanku.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C10
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen