"Gimana? Mana suaminya? Udah yuk sama kita, kita antar gratis sampai depan rumah."
"Lepas!"
Jihan mundur beberapa langkah menjauh dari tiga orang pria mengerikan di depannya. Tidak perduli mobil serta barang-barangnya, Jihan terus mundur dengan wajah pucat pasi. Malam ini Jihan memang pergi sendiri, itu semua karena dia ada sedikit masalah dengan gedung pernikahannya. Awalnya Jihan sudah mengajak Sean namun pria itu tidak menggubris. Semua berjalan lancar, tetapi tidak detik ini. Mobilnya tiba-tiba mogok, harapan Jihan hanya Sean, namun lagi-lagi pria itu tidak meresponnya.
Kondisi jalanan yang sepi membuat nyali Jihan semakin ciut, terlebih saat ketiga pria di depannya terus maju mendekat.
"Ambil semua barang saya, kalau kalian mau mobil saya, ambil! Tapi tolong menjauh dari saya," pinta Jihan dengan memohon.
"Jangan takut, kemarilah."