Kapitel 118: kemarahan anya

Semalam aku langsung terlelap bahkan sebelum sempat membersihkan tubuhku terlebih dahulu. Anya tampak terlelap sambil terduduk di samping ku.

Sekarang sudah pukul 7 pagi, dan ketukan di kamar ku berhasil membangunkan Anya yang terkesiap.

"Nak. Udah bangun belum? " Terdengar suara ibu memanggil ku dari luar kamar,

"Udah bu" Saut ku dengan cepat, berusaha sebisa mungkin terdengar baik baik saja.

"Keluar yuk ajak Anya juga sarapan. Abang udah beliin bubur untuk kalian" Ujar ibu lagi dari balik pintu.

"Iya bu nanti aku sama gadis keluar" Ujar Anya sambil menatap ku. Seolah mengecek apakah aku sudah membaik atau belum.

"Ok, di tunggu ya" Ujar ibu kemudian.  Lalu terdengar langkah kaki ibu yang semakin lama semakin jauh.

Anya menatap ku lagi. Lalu mengecek temperatur tubuh ku dari kening kuku untuk beberapa lama. Lalu setelah ia cukup yakin kalau aku sudah baik baik saja ia pun menghembuskan nafas lega lalu terduduk lemas di lantai sambil menyandar ke sisi tempat tidur ku.