Usai kepergian Kenzie, seorang perawat masuk. Mata Ellina menoleh waspada, dan dia bisa bernapas dengan tenang setelah melihat siapa yang masuk dalam ruangannya. dia hanya menatap perawat tersebut tanpa berniat mendekat. namun dia tidaklah bodoh, dia tak akan melakukan suatu hal yang akan menyakiti dirinya sendiri.
"Nona, bisakah saya melihat luka Nona?" tanya perawat tersebut sangat sopan. Matanya mengitari ruangan tersebut dan terpaku pada cincin yang tergeletak di lantai. Lalu dia menatap keadaan Ellina yang terlihat sedikit berantakan. Sebuah senyum tersungging, dia dengan jelas tahu apa yang telah terjadi di dalam ruangan ini. Itu tidaklah jauh dari pertengkaran.
"Suster, bisakah aku meminjam handphonemu?" tanya Ellina hati-hati. Matanya penuh dengan permohonan. Ditambah wajah yang lusuh membuat ekspresinya kian menyedihkan.
Kening perawat tersebut mengerut. "Nona, atas perintah tuan muda, kami di larang meminjamkan semua aset komunikasi pada Nona."