App herunterladen
93.33% Newone / Chapter 14: Chapter 14

Kapitel 14: Chapter 14

Entah sudah menghabiskan waktu berapa menit ketika keheningan diantara mereka bertiga menyelimuti meja, Kyungsoo yang terpaku memandang dengan mata bulatnya yang semakin membulat dan mulut sedikit terbuka, pada Baekhyun yang nafasnya sedikit terengah seakan mengatakan hal yang baru saja keluar dari mulutnya membutuhkan banyak sekali kekuatan untuk diucapkan, dan Luhan yang kepalanya masih sedikit tertunduk dan beberapa kali menelan ludah.

Memang Kyungsoo tahu hal seperti ini sudah bukan hal yang aneh baginya karena dia sendiri sudah masuk ke dalam dunia yang tadi dikatakan Baekhyun 'sepertimu'. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri jika Kyungsoo terkejut dengan pengungkapan Baekhyun bahwa ternyata ia sendiri juga berada di dunia 'sepertimu' persis yang dikatakannya pada Kyungsoo. Yang Kyungsoo tahu selama ini, Baekhyun selalu menggoda perempuan di kampus dan samasekali tak ada tanda-tanda jika ia juga menyukai atau disukai laki-laki, bahkan yang lebih nampak terlihat seperti itu adalah Kyungsoo.

Bukan rahasia bagi mereka berdua kalau Kyungsoo memang dikenal dekat dengan Sehun, lalu Kai, Chanyeol, dan Suho, meski nama terakhir yang disebutkan tidak dalam posisi dekat secara perasaan. Untuk Chanyeol pun Kyungsoo belum pernah menceritakan pada Baekhyun kalau dia pernah mencuri ciuman pertamanya, dan juga punya perasaan lebih dari sekedar teman. Selama ini Baekhyun hanya tahu kalau nama Sehun yang dekat dengan Kyungsoo, dan Kai yang saat ini bagi Baekhyun sudah berpacaran dengan Kyungsoo.

Namun sekarang rahasia lain terungkap diantara persahabatan mereka berdua yang cukup menyita perhatian Kyungsoo dan mengubah pandangannya pada Baekhyun. Persahabatan yang memang belum lama namun sudah terasa dekat sekali seperti sudah saling mengenal beberapa tahun, selalu diikrarkan keduanya bahwa tidak ada rahasia diantara mereka dan kepercayaan tumbuh di dalam hubungan persahabatan mereka.

Bagi Kyungsoo, yang baru saja diucapkan Baekhyun adalah rahasia barunya yang belum pernah diceritakan pada Kyungsoo. Meski kaget, tapi Kyungsoo mencoba mengerti dan memahami, seperti apa yang dilakukan Baekhyun saat Kyungsoo mengungkapkan bahwa dirinya menyukai laki-laki.

"Oke," kata Kyungsoo kembali memecah keheningan dan kecanggungan, masih mencoba mengatur nafas dan ritme jantungnya, "kini aku sudah tahu kapan dan kenapa kalian bisa saling mengenal. Jika tak keberatan, bagaimana jika kalian ceritakan sedikit tentang perkenalan kalian berdua."

Untuk pertama kalinya, Baekhyun memalingkan wajahnya dan kini menatap pada Luhan, yang juga mengangkat kepalanya. Keduanya saling pandang seolah saling bertanya siapa yang akan bercerita. Tapi akhirnya Baekhyun yang membuka mulut dan mulai bercerita.

"Apa aku harus bercerita disini sekarang?" tanya Baekhyun. Mata sipitnya seakan memancarkan aura penolakan.

Kyungsoo memandang ke sekitar. Cafe ini memang tidak begitu ramai dengan pengunjung. Meja mereka berada di pojok dan meja terdekat yang ada pengunjungnya dirasa cukup jauh dari pendengaran mereka.

Kemudian Kyungsoo mengangguk pada Baekhyun, yang menghela sedikit nafasnya dan mulai bercerita.

"Oke, aku akan mulai cerita. Sekitar kurang lebih setahun lalu saat masih di bangku SMA, untuk pertama kalinya aku berpacaran, dan itu bukanlah sebuah hubungan yang normal. Sama sepertimu dengan Kai mungkin, hubungan pacaranku pertama kali adalah dengan seorang laki-laki yang usianya setahun lebih tua dariku, namanya Sungjae.

"Tanpa perlu kuceritakan bagaimana aku bisa seperti ini, singkat cerita hubunganku dengan Sungjae yang hanya berlangsung sekitar satu bulan berakhir karena tiba-tiba dia menghilang. Aku tak mendengar kabar darinya dan aku sendiri tak tahu keberadaannya, hingga suatu hari saat aku dan Kris sedang berada di mall, aku tak sengaja melihat dia sedang berjalan bersama dengan Luhan."

Kembali Luhan menundukan kepalanya ketika Baekhyun menyebut namanya di dalam cerita. Wajahnya yang putih sedikit kemerahan mendengar itu.

"Oh ya, jangan lupakan kalau saat itu baik aku atau Kris tidak saling mengetahui kalau kami berdua sakit. Aku memang tak pernah bercerita padanya kalau aku seperti ini. Setelah pertemuan tak sengaja itu, aku jadi membenci Sungjae dan berjanji pada diriku sendiri kalau aku tak mau berpacaran lagi, baik dengan laki-laki atau perempuan. Karena aku tahu rasanya sakit hati seperti apa," jelas Baekhyun, yang sedikit mengerutkan dahinya. Tak lama ia melanjutkan cerita.

"Karena saat itu menjelang ujian semester, maka aku lebih memilih menyibukkan diriku agar tak selalu teringat pada Sungjae. Aku belajar dengan giat, aku ikut klub sepak bola dengan teman-temanku untuk membunuh kesepian, aku datang ke tempat kursus menari agar aku bisa menari cover grup boyband. Apapun kulakukan untuk bisa menyingkirkan nama Yook Sungjae dari pikiranku.

"Aku tak menyangkal, kalau aku memang berpikir kalau Luhan-lah yang sudah merebut Sungjae, dan aku juga tak perlu mengatakan alasan lagi bagaimana aku..." Baekhyun berhenti sejenak, "sangat tidak suka padanya," tambahnya menunduk sedikit dalam bisikan.

"Lalu, kenapa kau begitu tidak suka juga pada Kris?" tanya Kyungsoo, yang sudah tak sabar ingin mengajukan pertanyaan ini sejak tadi.

Baekhyun melanjutkan ceritanya, "beberapa bulan kemudian sejak pertemuan tak sengaja dengan Sungjae dan Luhan, saat aku sedang ada dirumah, Kris mengajak Luhan ke rumah. Aku yang saat itu sudah bisa melupakan masalahku dengan Sungjae, mau tak mau kembali teringat pada laki-laki itu karena melihat sosok Luhan. Mungkin Luhan tidak menyadari ketidak-sukaan ku padanya, namun aku tak bisa menutup perasaan benciku, hingga mau tak mau aku pun ikut membenci Kris karena aku tahu pasti mereka berdua berpacaran.

"Itulah pertama kali aku mengetahui kalau Kris ternyata seperti ini juga. Tapi ia tidak tahu kalau aku begini," tambah Baekhyun dengan mata menerawang.

"Apa kau tahu kalau Baekhyun ini adalah mantan pacar Sungjae?" Kyungsoo berpaling pada Luhan yang sejak tadi mendengarkan sambil menundukan kepalanya. Namun bukan ia yang menjawab, tetapi Baekhyun.

"Dia tahu karena aku yang mengatakan langsung padanya suatu hari. Saat ia datang kerumah dan Kris belum pulang, akulah yang menemui dia, dan saat itulah aku yang cerita semua hal tentang Sungjae."

"Lalu?" Kyungsoo kembali menoleh pada Luhan, dan berharap kali ini dia yang menceritakan.

"Aku terkejut sekali saat Baekhyun bercerita itu. Jujur, aku tak tahu sama sekali kalau saat mendekatiku ternyata Sungjae masih memiliki pacar. Aku tak tahu dia masih ada hubungan dengan Baekhyun, kemudian meninggalkannya dan mendekati aku.

"Saat dekat dengan Kris, hubunganku dengan Sungjae memang sudah berakhir karena ia melanjutkan kuliah ke luar negeri tanpa pamit padaku dan tanpa kejelasan hubungan kami. Aku mengetahui dia pergi pun dari temannya. Semenjak itu, aku kehilangan kontak dengannya hingga detik ini," Luhan bercerita dan untuk pertama kalinya membuka suaranya menambahkan penjelasan.

"Aku tak percaya kau tidak tahu," kata Baekhyun dengan nada mencela sambil membuang muka.

"Aku sudah berusaha menjelaskannya padamu tapi kau memang tak pernah mendengar dan memercayai apa yang ingin aku sampaikan," kata Luhan membela diri.

"Kenapa kau tidak cari tahu terlebih dulu cerita tentang Sungjae sebelum kau menerimanya?"

"Kenapa aku sampai harus melakukan itu? Aku bukan sedang mencari pasangan hidup. Itu hanya berpacaran."

"Tapi yang kau lakukan itu ternyata merugikan orang lain, kan?"

"Kalau aku tahu bakal seperti ini, aku takkan pernah mau menerimanya."

"Sudah, sudah," kata Kyungsoo cukup keras untuk menengahi, saat kedua orang disampingnya itu mulai menaikan nada bicara mereka masing-masing dan tampak akan melanjutkan debat, "aku tak berniat mengadukan kalian dan memulai perdebatan sengit. Baekhyun, kau harus menahan dirimu untuk tidak menginterupsi cerita Luhan, diapun tidak memotong ceritamu tadi, kan. Dan Luhan, kau juga tak perlu terpancing dengan Baekhyun. Mari kita luruskan permasalahan, aku tak ingin kalian berdua saling benci," jelas Kyungsoo bergantian menatap Baekhyun dan Luhan.

"Aku tanya sekali lagi, kau benar tidak tahu Baekhyun adalah pacar Sungjae saat ia mendekatimu?" tanya Kyungsoo pada Luhan.

"Aku tidak tahu. Jika aku tahu, aku tak akan mau didekatinya," jawab Luhan tegas dan penuh keyakinan.

"Dan Baekhyun, apa Kris tahu kau tidak suka pada Luhan?" Kyungsoo bertanya pada Baekhyun.

"Dia tahu aku tak suka padanya, tapi tak tahu alasan kenapa aku tidak menyukainya," jawab Baekhyun.

"Jadi sekarang sudah jelas? Tak ada alasan lain kalian saling tidak suka, kan?" Kyungsoo kembali bergantian memandang kedua orang disampingnya itu, "Baekhyun hanya salah paham tentang Luhan, dan Luhan memang tidak tahu permasalahan Baekhyun dengan laki-laki bernama Sungjae itu. Lagipula Luhan juga ditinggalkan oleh Sungjae tanpa kabar. Bisa kusimpulkan kalian berdua adalah korban Sungjae, benar tidak?"

Baik Baekhyun atau Luhan tidak menjawab. Dan hal itu cukup bagi Kyungsoo kalau keduanya setuju dengan apa yang baru saja ia katakan.

"Ayo cepat kalian berdua bersalaman," kata Kyungsoo.

"Untuk apa?" protes Baekhyun mendelik.

"Tak usah banyak tanya, ayo cepat lakukan," bentak Kyungsoo, membuat Baekhyun sedikit berjengit karena Kyungsoo ternyata bisa galak juga.

Dengan sedikit ragu-ragu, Baekhyun mengangkat tangan kanannya dan perlahan mengarahkan pada Luhan, yang juga mengangkat tangan kanannya. Meski wajah mereka berdua tidak saling bertatapan tapi kedua tangan mereka akhirnya bertaut. Setelah mengayun sekali, keduanya langsung menarik kembali tangan masing-masing.

"Aku tak melihatnya sebagai bersalaman. Wajah kalian juga harus saling melihat dan tersenyum. Ayo lakukan lagi," kata Kyungsoo galak, seperti seorang juri dalam sebuah pertandingan.

Sambil sedikit tersenyum kecut, Baekhyun mengangkat lagi tangannya. Karena kesal, Kyungsoo menarik tangan Baekhyun dan Luhan membuat kedua tangan itu kembali bertaut.

"Berpandangan," perintah Kyungsoo, yang dituruti mereka berdua. Kini mata Baekhyun dan Luhan saling bertatapan meski masih terlihat canggung, "senyum dan katakan kalian berdua akan bersahabat."

"Aku tak mau bersahabat dengan pacar Kris," kata Baekhyun dengan nada protes lagi.

"Aku sudah tak berpacaran dengan kakakmu," sergah Luhan.

"Apa?" tanya Baekhyun dan Kyungsoo bersamaan. Keduanya memasang tampang terkejut, "benarkah?" tanya Kyungsoo matanya membulat seperti burung hantu.

"Saat kalian berdua datang kerumahku tempo hari, itu adalah hari pertamaku putus dengan Kris. Tak perlu kujelaskan kenapa, aku tak mau menceritakannya, tapi aku tidak berpacaran dengannya lagi sekarang," ujar Luhan, yang kemudian terlihat ada kekecewaan di matanya.

"Ayo cepat," desak Kyungsoo, yang masih memegangi kedua tangan yang bertautan di depannya, "katakan yang tadi aku katakan."

Keduanya mendengus, kemudian berkata bersamaan, "kami akan bersahabat," ucap mereka berdua pelan.

"Kalian ini lemas sekali seperti tidak makan selama dua tahun, kubilang bertatapan, tersenyum, dan katakan dengan lantang," semprot Kyungsoo lagi galak dengan tatapan Satan-soo.

Kembali Baekhyun menatap jengah pada sahabatnya yang cerewet ini yang mendadak seperti seorang polisi yang sedang melakukan mediasi dua orang yang bertikai. Dan kenapa juga harus menurut padanya, bisik Baekhyun dalam hati, tapi ia lebih melakukan permintaan itu. Sementara Luhan mendengus menahan tawa.

"Kami akan bersahabat," kata Baekhyun dan Luhan saling bertatapan, mengembangkan senyum lebar yang terlihat lebih ikhlas, dan Kyungsoo bisa merasakan tautan tangan mereka mengerat kuat sebagai bentuk komitmen.

"Bagus," kata Kyungsoo puas lalu melepas tautan tangannya, yang langsung terlepas ditarik oleh pemilik masing-masing, "tak ada masalah lagi diantara kalian berdua sekarang. Semua sudah jelas. Sebenarnya aku ingin tahu kenapa kau putus dengan Kris, Luhan, tapi kau tampaknya belum siap untuk bercerita saat ini. Dan Baekhyun, rasanya tak ada alasan lagi kau tak suka pada Kris berarti."

"Mungkin aku tidak ada masalah dengannya secara pribadi. Tapi ada hal lain yang masih tidak aku suka darinya," kata Baekhyun.

"Apa itu?" Kyungsoo mengangkat kedua alisnya.

"Kukira jawabannya sama dengan alasanmu tidak suka pada Kris," kata Baekhyun mengangkat alisnya.

"Aku?" tanya Kyungsoo heran.

"Ne! Aku tahu kau juga tak suka pada Kris, iya kan?"

"Ya! Aku bukan tidak suka padanya, hanya saja aku terbawa suasana karena Sehun dan Jongin sering memperingatiku untuk tidak dekat-dekat dengan Kris."

"Aku tahu alasan mereka berdua melarangmu terlalu dekat dengan Kris," kata Luhan, "apa yang terjadi padaku bisa jadi adalah alasanmu diberi peringatan."

"Maksudmu?" tanya Kyungsoo tak mengerti.

"Sama seperti yang dilakukan Sungjae pada Baekhyun. Kris juga meninggalkan aku begitu saja," kata Luhan getir.

"Karena dia sedang mengincar Kyungsoo," kata Baekhyun.

"Bisa jadi seperti itu. Dia pernah menyinggung tentangmu saat bersamaku setelah pertemuan pertama denganmu di rumahnya beberapa waktu lalu, dengan santainya tanpa mencoba memahami perasaanku," ujar Luhan.

"Kalau hal itu aku juga menyadarinya. Malah waktu itu dia sempat mau menciumku, untung saja ada Sehun datang dan langsung meninjunya. Kemarin aku bertemu dengannya dan ada Jongin yang menjauhkan aku. Kini aku semakin mengerti kalau dia memang seorang player. Oh ya, ada satu hal yang ingin aku ceritakan tentang Kris," jelas Kyungsoo, yang kemudian Baekhyun dan Luhan menatap lekat-lekat, "aku pernah memergokinya sedang melakukan sesuatu di dalam toilet gedung Picasso bersama seorang laki-laki yang tidak aku kenal."

"Untunglah aku sudah tak bersamanya. Aku bersyukur," kata Luhan, yang mendadak memasang tampang jijik, "aku jadi tak suka padanya. Euh, mianhae," tambahnya melihat ke arah Baekhyun.

"Tak perlu minta maaf, kau berhak tak suka padanya karena kelakuannya," kata Baekhyun, "jangankan Kai atau Sehun, aku juga tak suka dia mendekati Kyungsoo jika kelakuannya begitu."

"Memang kenapa? Bukankah dengan begitu kalian akan menjadi ipar," kata Luhan tertawa.

"Aku tak sudi memiliki ipar sepertinya," Baekhyun menoleh sambil mendelik pada Kyungsoo.

"Aku lebih tak sudi kau menjadi adik iparku," Kyungsoo balas mencela. Keduanya mulai berdebat dan saling mencela dan mengejek satu sama lain dimana kali ini Luhan-lah yang harus berusaha menengahi sambil menahan tawa.

Setelah itu, karena baru menyadari mereka semua belum sempat memesan makanan, Baekhyun pun memanggil pelayan dan masing-masing memesan makanan untuk makan malam. Sesekali mereka bertiga mengobrol sesuatu yang seru dan tertawa-tawa. Dengan cepat mereka, terutama Baekhyun, bisa menerima Luhan diantaranya. Dan Luhan sendiri dengan mudah bisa berbaur.

*

Kegiatan perkuliahan tinggal dua minggu lagi, yang artinya ujian semester pertama akan diadakan setelah itu. Semua mahasiswa mulai dari tingkat pertama hingga akhir, disibukan dengan tugas yang semakin menumpuk untuk segera dikumpulkan. Sudah tidak ada kegiatan diluar perkuliahan yang diijinkan menjelang ujian semester, termasuk kegiatan Yeonhab, membuat Kyungsoo bisa berkonsentrasi mengerjakan tugas-tugasnya dan belajar untuk menghadapi ujian semester pertamanya. Dia bertekad untuk meraih nilai maksimal dan menjadi juara umum seangkatan. Baekhyun tidak memiliki tensi setinggi Kyungsoo, dan malah terlalu santai menghadapi ujian semester karena tidak terlalu banyak berharap nilai tinggi, hanya menargetkan lulus dengan nilai cukup.

Kai akan mengikuti ujian semester tiga, dan akan mengambil cuti dari pekerjaannya seminggu sebelum ujian jadi bisa berkonsentrasi untuk belajar. Di angkatannya ada Chanyeol juga yang sudah terlebih dulu menunda beberapa acara manggungnya, khususnya pada malam hari, dan hanya menerima job menyanyi di siang hari di akhir pekan atau saat tidak ada perkuliahan. Ada beberapa job dimana ia kembali mengajak Kyungsoo ikut.

Selesai ujian semester yang akan berlangsung selama seminggu, libur panjang pun menanti. Mereka akan libur bertepatan dengan libur musim dingin, yang hawa-hawanya mulai terasa. Bumi terasa mulai mendingin menandakan musim dingin segera tiba. Ini akan menjadi musim dingin pertama Kyungsoo di Seoul membuatnya begitu antusias sekali, namun juga sedikit menyiksa ketika harus ada kegiatan diluar ruangan dimana ia harus memakai jaket yang lebih tebal dari biasanya.

"Aku lelah" kata Baekhyun, membanting pulpennya diatas buku tulisnya. Kemudian ia meregangkan kedua tangannya keatas seperti seekor kucing dan mulai mengambil ponselnya.

"Sedikit lagi selesai, Baekhyun, cepatlah kerjakan," kata Kyungsoo tanpa mengangkat kepalanya dari buku yang sedang ia tulis.

"Aku sudah lelah. Otak-ku sudah ngebul dengan algoritma. Oh ya, tugas English Conversation kau saja yang selesaikan ya, kau kan pintar sekali bahasa Inggris," kata Baekhyun seenaknya membuat Kyungsoo tersenyum mencela.

"Eh, kau melihat Jongin?" tanya Kyungsoo.

"Kau kan pacarnya, jangan bertanya padaku," kata Baekhyun, yang sukses menghindar karena Kyungsoo hendak melayangkan buku jarinya lagi di puncak kepalanya.

"Sudah kubilang jangan berkata seperti itu ditempat umum, dasar bodoh!" bentak Kyungsoo, yang diikuti oleh tawa puas Baekhyun.

"Kalau kalian tidak bisa tenang, kuminta kalian keluar dari perpustakaan," seorang wanita pendek dengan rambut ikal muncul dari balik rak buku, berkata dengan pedas sambil menatap tajam.

"Joesong habnida, saem," kata Kyungsoo dan Baekhyun mengangguk, sambil salah tingkah. Kyungsoo menatap galak pada Baekhyun sambil berbisik, "gara-gara kau."

"Aku kan sejak tadi bersamamu jadi mana aku melihatnya. Memang ia tak mengabarimu?" tanya Baekhyun pelan.

"Katanya mau menyusul kemari, tapi kelihatannya kelasnya belum selesai," jawab Kyungsoo, "oh ya, aku lupa, berapa lama kita libur setelah ujian?"

"Hampir dua minggu. Kita akan tahun baru dimana?" Ujar Baekhyun menguap.

"Aku ingin ke Jeju," kata Kyungsoo dengan mata berbinar-binar.

"Jeju? Aku baru saja kesana setelah lulus SMA kemarin. Memang tak ada tempat lain?"

"Kan kau yang orang Korea, jangan bertanya ide tempat wisata padaku. Ayolah, aku ingin sekali kesana, Jeju Island," Kyungsoo memohon sambil memasang tampang puppy eyes andalannya.

"Kalau kau melakukan itu pada Sehun atau Kai mungkin akan berhasil, tapi aku jijik," cela Baekhyun, yang dibalas tatapan sebal Kyungsoo, "tapi kelihatannya sih akan seru jika dengan teman, mumpung ayah dan ibuku belum mengajak berlibur. Tahun lalu mereka mengajakku ke Bali tapi karena aku sakit jadi batal. Sekalian kita ajak Luhan juga."

"Kenapa kali ini kau antusias sekali pada Luhan?" tanya Kyungsoo, kali ini mengganti tatapan sok imutnya dengan tatapan sinis menggoda.

"Kau sendiri yang bilang sekarang ia juga sahabat kita, kan?" kilah Baekhyun, "kalau dia tak diajak juga aku sih bersyukur saja."

"Baiklah, nanti aku akan mengajaknya sekalian minta izin pada Ann imo. Wow, Jeju," seru Kyungsoo antusias dan terlalu bersemangat, yang kembali harus diingatkan oleh penjaga perpustakaan.

"Kalau begitu, kerjakan English Conversation-ku, maka aku akan mengabulkan keinginanmu," kata Baekhyun melempar sembarangan buku tulisnya ke depan Kyungsoo sambil tersenyum nista, "aku mau ke cafetaria membeli minum, kau mau titip sesuatu?"

"Bawakan aku juga minuman dingin yang tidak bersoda," kata Kyungsoo, dengan malas-malas membuka buku tulis Baekhyun.

Baekhyun kemudian beranjak dari kursinya dan berjalan keluar sementara Kyungsoo melanjutkan tugasnya. Masih menulis sesuatu di buku, ponselnya bergetar menandakan ada panggilan masuk. Kyungsoo sedikit terkejut ketika ada nama Sehun disana.

"Yeoboseyo," sapa Kyungsoo.

"Kau sedang sibuk, Do Kyungsoo?" terdengar suara tak asing diujung telepon. Dari sekian banyak orang yang ia kenal sejak datang ke Seoul hanya Sehun yang sering menyapanya dengan nama Do Kyungsoo.

"Aku sedang bersama Baekhyun di perpustakaan mengerjakan tugas, sunbae. Ada yang bisa kubantu?"

"Maaf mengganggu waktu belajarmu kalau begitu. Aku hanya ingin bertanya, siang ini jam satu setelah makan siang kau ada kelas?"

"Hmmm aku ada kelas lagi jam dua siang."

"Kalau tak keberatan, mau-kah kau menemaniku makan siang diluar kampus jam dua belas? Aku memohon."

Kyungsoo menggigit bibir bawahnya, dan dalam sekejap langsung teringat Kai. Sebenarnya dia bingung menerima atau tidak ajakan makan siang itu. Di satu sisi Kyungsoo merasa tidak enak jika menolak, mengingat banyak kebaikan yang sudah dilakukan Sehun semenjak kedatangan ia ke kampus ini pertama kali. Di sisi lain, jika Kai tahu kalau Kyungsoo makan siang bersama Sehun, ia yakin Kai pasti akan kecewa.

"Kenapa kau diam?" Sehun menyadari Kyungsoo yang tiba-tiba hening, "kalau kau tak mau atau tak bisa, tidak apa-apa, aku tak memaksamu."

"Aku akan mengabarimu setengah jam lagi," kata Kyungsoo buru-buru, "bisa atau tidak," tambahnya.

"Ne. Begini saja, aku akan menunggu di parkiran mobil jam dua belas siang. Aku akan tahu kau datang atau tidak. Sampai jumpa."

Tanpa menunggu jawaban dari Kyungsoo sambungan telepon pun terputus. Lalu ia memandangi ponselnya sambil melamun. Kebingungan berputar di kepalanya membuatnya sedikit pusing memikirkan apa yang harus dilakukannya. Saat masih larut dalam lamunan, tak lama setelah itu Baekhyun datang dengan membawa dua botol minuman di tangannya, membuatnya sedikit mengerjap.

"Hey, bukannya mengerjakan malah melamun. Apa yang sedang kau lamunkan? Kai?" katanya menaruh satu botol di depan Kyungsoo.

"Aniyo. Baru saja Sehun meneleponku," kata Kyungsoo, membuka botol minumannya dan mulai menenggaknya.

"Kenapa dia menelepon?" tanya Baekhyun penuh ingin tahu.

"Dia mengajakku makan siang."

"Lalu?"

"Aku bingung apa harus menerimanya atau tidak," wajah Kyungsoo menggambarkan dengan jelas kalau dirinya memang kebingungan.

"Pasti karena Kai, benar kan?" Baekhyun menebak, yang dijawab Kyungsoo dengan anggukan.

"Menurutmu, aku harus menerima ajakan itu atau bagaimana?" tanya Kyungsoo.

"Hatimu bagaimana? Mau menerima ajakan itu atau tidak?" Baekhyun balas bertanya.

"Justru itu, aku sendiri bingung, Baek," kali ini Kyungsoo memilih untuk menunduk, menyembunyikan kebingungan dan keraguannya.

"Aku tak mengerti, bagaimana bisa hal itu membuatmu bingung, agak aneh menurutku," kata Baekhyun menyeruput minumannya.

"Aneh bagaimana?" tanya Kyungsoo mendongak.

"Jika kau merasa bingung dengan ajakan Sehun, artinya kau belum sepenuhnya melupakan dia, benar kan? Kai tak bisa membuatmu lupa pada Sehun seketika."

Apa yang dikatakan Baekhyun itu cukup menohok Kyungsoo. Dia jadi bertanya dalam hati, benarkah jika sesungguhnya ia memang belum bisa melupakan Sehun? Dirinya sudah jarang sekali bertemu langsung dengan laki-laki jangkung itu sejak pertemuan terakhir di pertandingan perebutan juara tiga basket Campus Solidarity, itupun Kyungsoo hanya melihat Sehun dari kejauhan. Bukan dia, tapi Sehun sendiri yang terlihat memberi jarak dengannya sekarang. Bahkan kabar tentang putusnya Sehun dengan Sulli didapat Kyungsoo dari Chanyeol.

Kyungsoo kembali berpikir, apakah memang ada yang ingin diungkapkan oleh Sehun padanya? Atau dia hanya mengajak makan siang biasa saja tanpa ada niatan lain, mengingat mereka berdua yang dulu begitu dekat, saat ini seakan hanya saling kenal biasa.

"Entahlah," bisik Kyungsoo, "aku tak mau memusingkan hal itu," tambahnya.

"Lantas bagaimana, kau mau menemuinya?" tanya Baekhyun.

"Jika Jongin juga mengajakku makan siang bersama bagaimana? Aku tak mungkin menolaknya dengan alasan akan menemui Sehun, kan?"

Baekhyun lalu memutar matanya, kelihatan berpikir. Belum sempat ia memberikan masukan lain, Kyungsoo sudah berkata terlebih dahulu.

"Biar aku pikirkan sejenak," katanya singkat menutup pembahasan mengenai ajakan Sehun, sambil menutup buku di depannya dan mulai menenggak lagi minumannya

[TBC...]

*


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C14
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen