Youra telah sampai di dalam kamarnya, ia sempat mendudukan diri di atas kasur empuk miliknya. Kemudian dengan kasar melempar tas kecil miliknya yang sedari tadi tertengger.
"Hufft." Youra mengusap kasar wajahnya.
Apa yang telah ia pikirkan sekarang, kenapa ia malah marah saat Hyunki jalan dengan gadis lain. Padahal seharusnya ia tidak boleh memikirkan Hyunki. Hyunki harus bebas dengan keputusannya sendiri, dan lagipula mereka berdua hanya sekedar teman. Apa yang lebih dari itu, semua tidak ada yang spesial.
Raut wajah Youra terlihat keruh. Masalah hati, tidak bisa dipungkiri sangat menggangu pikiran dan juga moodnya.
Apalagi ia adalah remaja yang perlahan beranjak dewasa. Belum juga naik ke universitas, tetapi sudah menghadapi beberapa kenyataan yang pelik begini.
Youra tidak seharusnya berharap.
"Menyebalkan," desisnya kesal.