App herunterladen
93.9% My Possessive Brother / Chapter 77: Bab 77. Aku Dimana?

Kapitel 77: Bab 77. Aku Dimana?

Suasana yang gelap serta bunyi gemuruh hujan yang turun dengan derasnya diluar sana membuat gadis yang sedang meringkuk di balik selimut itu menggeram kesal suasana kamar yang berbeda dengan kamarnya serta keadaan kamar itu yang gelab membuatnya semakin tidak bisa mengenali dimana dia sekarang.

Derap langkah kaki yang mulai mendekat diluar sana membuatnya semakin penasaran, dengan perlahan dia membuka matanya dan memperhatikan sekitar, tapi yang didapat hanya kegelapan saja.

"sebenarnya dimana aku, apa ini sudah malam, disini gelap sekali"

Bunyi kunci yang diputar perlahan semakin membuatnya penasaran sekaligus ketakutan, semua ini semakin membuatnya yakin kalau dia sedang dalam bahaya, walaupun dia tidak ingat betul apa sebenarnya yang terjadi, dan kenapa dia bisa disini. Langkah kaki itu melangkah perlahan, setelah dia menutup pintu kamar itu. seolah tidak membiarkan siapapun masuk maupun keluar dari sana.

"kau...." Alexsa nama gadis itu telonjak kaget saat saklar lampu sudah di hidupkan, disana didepannya berdiri seorang pria yang amat sangat dikenalnya. Sedang menatapnya penuh minat.

"kamu sudah sadar sayang' Alexsa menatap jijik lelaki yang baru saja memanggilnya sayang itu.

"kenapa kau ada disini, sebenarnya dimana aku" Alexsa menatap sekelilingnya, jelas ini bukan kamarnya, dan pasti ini bukan rumahnya kalau ini rumahnya tidak mungkin lelaki itu bisa masuk kemari

"kamu tidak mengingatnya sayang, " Alexsa menatap bingung, memang dia tidak ingat kenapa dia ada disini bersama lelaki yang paling ingin dia jauhi itu.

"apa yang kau lakukan Beny" Beny tertawa kencang seolah menertawakan segala hal yang menurutnya lucu.

"kamu masih tidak ingat sayang, padahal aku menjemputmu tadi di sekolah kita, kamu menyakiti hatiku sayang" ucap Beny sambil mengambil posisi duduk di depan Lexsa, yang membuat gadis itu meringkut kebelakang.

"kau menculikku Brengsek" Beny menatap tak suka saat gadis itu mengumpatinya.

"Brengsekan mana aku dengan Alex" Alexsa menatap tak suka dengan apa yang baru saja meluncur dari bibir lelaki di depannya.

"kau Brengsek , aku ingin pulang" Beny tertawa mengejek.

"pulang hahahah, kau pikir aku akan mebiarkan mu pergi begitu saja, setelah sekian lama aku mendambakanmu dan sekarang lihatlah aku bisa mendapatkanmu sayang, kau bersama ku sekarang" Lexsa menggelengkan kepalanya kuat, dia tidak ingin berada disini dengan laki-laki gila ini.

" kau gila.. aku ingin pulang" Lexsa berteriak murka sambil berusaha untuk kabur tapi sayangnya lelaki itu malah mencengkram tangannya kuat.

"lepas Brengsek!!" Beny menatap murka,

"diam kau, kau pikir aku akan membiarkan mu pergi, kau adalah kunci untuk kehancuran keluarga william dan wilshon, kau kuncinya. Dan kau adalah kartu As seorang Alex Wilshon bagaimana mungkin aku membiarkan tangkapan besarku lepas" Alexsa menatap lelaki di depannya ini tak percaya,

"kau gila Beny, kau gila' teriak Lexsa sambil berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman tangan Beny dilengannya yang semakin erat itu.

"ya AKU GILA, dan itu karena Kau, dan keluarga Brengsekmu itu. kau tahu enam tahun lalu, kakakmu itu menghancurkan keluargaku. Dan saat aku mencoba memaafkan semuanya dan mulai menyukaimu, kau malah berpacaran dengan Corner, tapi sayangnya setelah nya kau putus dengan lelaki yang masih terjebak masa lalu itu .dan kamu tahu sayang siapa yang berada dibalik putusnya kalian" Beny menatap gadis didepannya yang masih menatap benci dan jijik ke arahnya.

'yaa itu aku, aku yang mengirimkan semua gambar itu pada Alex dan kemudian Alex mulai memaksamu untuk putus dengan Alcio. Tapi sayangnya kau malah jatuh cinta pada lelaki itu, kau malah menerima Alex jadi kekasihmu, padahal kau tahu dia itu kakakmu. Kenapa Lexsa KENAPA" Beny berteriak murka, rasa sakit dan dendam yang selama ini sudah tertanam dengan dalam, semakin tumbuh dengan suburnya, mengkoyak hatinya perlahan-lahan.

"Karena aku hanya menginginkannya, bukan Kau, Bukan KAU" Beny menatap tajam gadis di depannya, sebuah seringai muncul di bibirnya Alexsa menatap gelisah. Dia kenal betul siapa dihadapannya ini ,lelaki ini pernah ingin melecehkannya sekali, apa sekarang dia akan mengalaminya lagi.

"tenang saja sayang,aku tidak akan melakukannya tapi ada hal yang lebih menyenangkan yang akan aku lakukan kau tahu, sebentar lagi hubungan gelab kalian akan terekposh ke publik. Dan sebentar lagi saham perusahan kalian akan jatuh, kalian akan dipandang hina. Sebentar lagi kalian akan merasakan rasa sakit itu sayang, sebentar lagi. " Alexsa menatap tak percaya apa yang baru di dengarnya, lelaki ini akan mengekposh nya. Tidak dia belum siap, kakak nya belum ingat semuanya kalau ini terjadi dady nya akan semakin murka. Tidak dia tidak boleh membiarkan hal ini terjadi. Tidak boleh

"selamat menikmai hari mu sayang, oa kau bisa menonton TV disini,kau tahu ada acara yang sangat menyenangkan hari ini. " Lexsa berteriak histeris seiring dengan angkah kaki beny yang semakinn menjauh dari nya

'Brengsek, kau Brengsek Beny. Kau gila" Beny tertawa senang, sebentar lagi kejadian enam tahun lalu akan terulang kemabli, dia harus mempersiapkan semuanya, kali ini polisi pun tida akan bisa menghentikannya.

"sebentar lagi" Beny melangkah pergi sambil tersenyum sennag, memandang kedepan seolah disana dia bisa melihat kemenangannya .

*******)

Beberapa barang yang kembali melayang terbang bagaikan burung itu membuat beberapa orang disana mendengus kesal. Alex yang sedari tadi merasa tidak puas dengan apa yang disampaikan anak buahnya langsung melampiaskan amarahnya pada beberapa benda yang bisa di raihnya. Apartemen yang seharusnya menjadi tempat yang sangat nyaman itu sudah berubah menjadi kapal pecah. Eve yang masih duduk di sofa tak jauh dari Alex sudah sejak tadi memanggil seorang pembantu dari kediamannya hanya untuk membersihkan apartement sepupunya ini. Al yang masih dengan perban di tangan dan di wajahnya juga harus ikut bergabung dengan Alex dan emosinya. Dan jangan lupa teman-temannya juga ada disini dan sahabat dari Alex maupun Alexsa, semua ada disini. Membuat ruangan ini semakin pengab saja.

" berhenti menghela nafas begitu AL, aku tahu kau masih kesal" Eve menatap mantan kekasihnya yang tidak bisa di sebut mantan itu tajam

"oo Eve, aku pikir kamu tidak akan kembali pada teman Brengsekku ini" Bram menatap Eve Jail membuat Alex yang mendengar itu kembali melempar benda yang ada di sekitarnya beruntungnya Bram karena kali ini Alex hanya melemparkan bantal sofa.

"bisakah kalian diam, seharusnya kalian mencari Alexsa bukan kesini untuk pacaran" ken yang juga ikut nimblung disana, menatap kasihan, beberapa orang suruhannya sudah dia kerahkan, tapi memang kali ini mereka kesusahan mencari dimana Alexsa. Walaupun mereka sudah tahu kalau ini adalah perbuatan beny. Karena hanya lelaki itu yang sangat berambisi menghancurkan keluarganya.

"tenanglah lex!, kau tahu kita sudah berusaha disini. Sebaiknya kau segera mengatur rencana yang bagus untuk menggagalkan rencana Beny, sudah jelas bukan, lelaki itu ingin mengulang kejadian enam tahun lalu. " ken menatap Alex tajam, sepupunya ini trlalu panas.

"kau memintaku untuk tenang, bagaimana aku bisa tenang, sedangkan gadisku mungkin saja sedang ketakutan diluar sana. Apa guna kalian semua kalau menemukan satu orang gadis saja kalian tidak bisa. " Amuk Alex lagi dan lagi. Beruntungnya dalam ruangan itu sudah tidak ada lagi benda yang berada dalam jangkauan Alex, kalau tidak tentu kalian tahu apa yang akan lelaki itu buat lagi.

"kau pikir Beny itu bodoh, kau pikir dia akan menyembunyikan Lexsa ditempat yang mudah kita temukan, berpikirlah lebih tenang, kau hanya akan mengantar nyawa kalau masih begini" Eve menatap jengkel, sepupunya ini baru saja meremehkan orang-orang suruhannya. Sangat menyebalkan.

Ken menatap jengkel, saat ponsel dalam saku celananya berggetar hebat, siapa yang berani mengganggunya disaat-saat seperti ini. Dengan kasar dironggohnya benda pipih yang masih bergetar itu.

"Grandma" gumamnya heran, melihat nama siapa yang terteradi layar ponselnya, sayangnya grandmanya itu hanya mengirimkan sebuah pesan singkat untuknya. Bukkan menelponnnya.

From: Nenek Tua

Apa kalian sudah menjadi orang yang tidak update, hidupkan TV kalian sekarang!!

Ken menatap heran membaca pesan aneh itu apa sekarang nenek tua kesayangannya itu sudah gila belanja di homeshhoping sehingga memerintahkannya untuk membelinya, atau grandmanya memasuki masa puber kedua, danmenemukan brondong tampan yang tidak lebih tampan dari nya di balik layar itu.

"ada apa" Skyla menatap heran kekasihnya yang masih menatap penuh ttanya pada llayar ponselnya

"sepertinya Grandma mendapatkan sesuatu" ken berucap datar,, kalau dipikir-pikir granmanya bukan waniita yang suka bercanda apa lagi pada saat terdesak seperti ini, pasti ada sesuatu dibalik perintahnya.

"oo apa ada acara menarik" Devon langsung mengambil posisi di belakang salsa yang sudah dari tadi dudu tenang di lantai beralaskan ambar tebal itu.

"dev" devon mendengus pelan tapi tetap masih memeluk salsa dan mengecup leher kekasihnya itu lembut.

Sebuah berita yang dilaporkan langsug oleh wartawan kami, kembali menggegerkan dunia bisnis tanah air.

Alex menatap penuh minat seorang wanita pembawa acara gosib yang seharusnya tidak mengubah atensinya itu, bukan tertarik pada wanita yang sedang berbicara itu, melainkan hatinya merasa tidak tenang setiap kata –kata yang meluncur dari bibir wanita itu.

Anak dari pasangan pembisnis yang paling disegani didunia bisnis. Dikabarkan menjalin hubungan terlarang yang lagi-lagi membuat kita bertanya. Sebenarnya sudah berapa lama hubungan itu berlangsung. Salah satu dari mereka yang baru saja menamatkan sekolah senior Hight Shoolnya juga dikabarkan menghilang saat wartawan kami mengunjungi nya dikediamannya.

Alex menatap tak percaya saat layar itu menunjukkan gambarnya dan lexsa yang sedang berciuman panas, bahkkan saat dia memeluk gadis itu dengna intimnya. Itu mereka, dia tidak percaya berita laknat itu sudah sampai ke awak media. Belum selesai satu masalah dan sekarang masalah yang lain pun datang.

"BRENGSEK, akan ku bunuh kalian semua. AKKKkk" Alex melempar gelas di depannya sampai pecah membentur layar televisi di depannya.

Al menatap tak percaya apa yyang di sajikan di depan matanya, bagaimanapun dia pernah menaruh hati pada gadis yang sekarang sedang dicari oleh mereka itu.

"devon, feby urus awak media itu. tutup mulut mereka. Atau bunuh mereka" ken mengeram frustasi, kemudian menatap lelaki yang baru saja mendapat perintah dari Alex itu

"jangan dengarkan perintah terakhirnya, klasifikasi semuanya temui Granma, dia pasti masih menyimpan semua bukti itu, kita harus segera meluruskan semuanya. Bagaimanapun dunia harus tahu Alex dan Alexsa bukanlah saudara kandung"semua yang berada di ruangan itu menatap ken penuh tanya, tentu saja mereka terkejut dengan apa yang baru saja didengar itu. Ken tersenyum samar, beruntungnya dia sangat pandai dalam mengecoh lawan, sehingga Beny hanya dapat memperoleh sedikit berita dari kecerobohan sepupunya itu.

"baiklah, kami pergi. Dan tentunya kami menunggu penjelasan atas semua ini" devon menatap ken penuh tuntutan, ken hanya menggangguk samar. Lagi pula sebentar lagi dunia akan tahu apa yang disembunyikan keluarganya.

"kita harus bergerak cepat. Dua hari lagi . dan waktunya akan tiba. Semuanya akan terulang kembali, kalian tentu sudah tahu posisi kalian masing-masing, kali ini kita harus menghancurkan mereka sampai keakar-akarnya" Alex menantap ken tajam, sekarang dia paham mereka tidak perlu mencari dimana lelaki rengsek itu menyembunyikan Alexsa, saat hari itu tiba, lelaki bodoh itu pasti akan mengulang semuanya kembali. Dia harus siap dengan semua resiko yang akan mereka hadapi

***


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C77
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen