App herunterladen
7.31% My Possessive Brother / Chapter 6: Bab 7. Our Secret

Kapitel 6: Bab 7. Our Secret

" sudah main mainnya princess" tanya Alex sambil mengusab pelan kepala Alexsa berusaha menghiangkan rasa sakit di kepala adiknya, tapi mengapa wajah Alexsa semakin menunduk takut. Apa Alexsa takut padanya?

apa dia akan marah lagi, atau dia akan mengadukan ini kepada Mommy dan Daddy. aku sungguh tidak ingin membuat mereka kecewa. aku gak mau dikirim ke Amerika, aku gak mau jauh dari kak Alex. aku takut..

Kak Alex please jangan marah, Lexsa minta maaf.

Alex segera membantu Alexsa untuk berdiri tegak setelah dirasa pening di kepala Alexsa sudah berkurang, jelas ekpresi yang tunjukkan sekarang sangat mengganggunya. dan kemudian beralih menatap Karin tajam, gadis itu pasti ingin mati. Mengganggu saudaranya, berani sekali_

Padahal dia sudah mengingatkan sebelumnya, apa gadis ini Tuli_

"Alex" gumam karin sambil tersenyum senang. Dia sudah siap memainan perannya disini, dia harus menarik perhatian Alex lagi.

" Alex hiks hiks ini semua karena dia, “ Karin menunjuk Alexsa cepat membuat Alex semakin menatapnya sinis “hiks kalau saja dia tidak memancing amarah ku hiks, kalau saja hiks bukan dia duluan yang melabrakku. pasti semua ini tak akan terjadi. " adu Karin dengan air mata yang terus merembas keluar, gadis ini bena-benar artis yang hebat. Bahkan getaran yang terdengar disuara kari dan raut menyesal yang hadis itu tampilkan terlihat begitu nyata.

Alex benar-benar takjub dibuatnya.

" sudah lah karin jangan nangis lagi, ini semua memang salah dia. " ucap Shion sambil mengelus bahu Karin mencoba menenangkan gadis itu. Mereka benar-benar artis yang sangat hebat bahkan Bella ingin kembali menjambak Shion saat ini juga. Memuakkan sekali

" beraninya kalian menyalahkan Alexsa, sudah jelas- jelas ini semua karena kalian. kalian yang lebih dulu cari gara – gara, Kalian_." Bella hampir saja maju menampar Shion yang tersenyum remeh kearahnya kalau saja Reno tidak menahannya dia pasti akan membuat wanita licik itu merasakan tangan cantiknya.

Alexsa yang melihat itu mendengus jengkel, dia sedang tidak bisa melawan sekarang. Keberadaan Alex bena-benar membuat nyalinya ciut seketika.

" sudah lah Bell, gue malas berurusan dengan nenek sihir macam dia" ucap Alexsa jengkel sambil menatap garang Karin dan Shion, dan kemudian kembali menunduk setelah mata nya bertemu dengan mata Alex yag masih menatap tajam dirinya.

" kamu lihat kan Alex, ini semua memang dia yang mulai duluan. " adu Karin lagi yang semakin membuat mereka geram.

“dasar nenek sihir SIALAN!!” geram Lexsa yang tentunya dalam hati.

"heh, gak usah sok gak merasa bersalah deh. " Sinis Bella yang masih berusaha terbebas dari kukungan tangan Reno di pinggangnya. Netra Coklatnya menatap sekelilingnya awas, dia mencari beberapa sahabatnya dan saat netra indahnya menangkap kehadiran Salsa gadis itu langsung tersenyum senang. Anggota mereka bertambah.

" kamu percaya sama aku kan " tanya Karin sambil menatap sedih, bolehkan Alexsa menyiram wanita licik didepannya ini dengan air es biar membeku sekalian.

" tentu saja kak Alex akan percaya Alexsa. " ucap Bella geram melihat Alexsa yang sedari tadi hanya diam. Ada apa dengan sahabatnya itu, netranya kembali melihat Salsa yang ternyata malah ditahan Dion. Mengapa lelaki-lelaki ini sangat menyebalkan sekali.

" kamu ingin kakak percaya sama kamu Alexsa. " tanya Alex tajam, sangat berbeda dengan tangannya yang mengusab lembu surai indah adiknya.

Alexsa menatap mata kakaknya cemas, mencoba mencari sesuatu yang sanggup membuat dia seberani tadi. Tapi sayangnya dia tidak melihat itu, seketika kegelihan itu membuatnya inggin menghilang saja.

" apa Kakak akan percaya sama Aku, Kakak pasti akan percaya Dia kan. " ucap Alexsa cemas, dia ingin Alex selalu berada di pihaknya. Selalu percaya padanya.

"tentu saja Jalang" ucap Karin penuh percaya diri, tidak sadar bahaya sudah berada didepannya.

" Tutup mulut sampahmu itu Karin, kau benar-benar membuat ku muak. Jangan mencoba melewati batasmu lagi atau gue pastiin lo gak akan pernah bisa lagi menginjakkan kaki disini lagi. " geram Alex, yang sukses membuat Karin menatap Alexsa tidak suka. siapa gadis itu, mengapa dengan mudahnya gadis itu menarik perhatian Alex, bukan kah selama ini Alex hanya miliknya?.

" Alex, kamu tidak percaya padaku. " Karin kembali memasang ekpresi terlukanya, namun kali ini bukanlah sandiwara. Hatinya jelas terluka disini, dan semua itu karena Alex. Ah tidak, Alexnya tidak pernah bersalah, wanita itulah yang salah. Alexsa lah yang salah, Ya Alexsa lah yang salah.

" Ck!!, kau memuakkan Karin " Alex berucap sinis, tidak peduli dengan luka yang semakin mengganga di hati Karin.

"kak_ " Alexsa menatap kakaknya cemas, hatinya masih ingin diyakinkan disini. Tapi_ jelas dia bisa melihat amarah yang begitu besar dalam tatapan Alex sekarang. Dan ini lebih bahaya dari pada kecemasannya yang semakin membuatnya ingin berteriak keras.

" apa karena wanita bar bar ini, lo berubah sama gue. apa dia lebih baik dari aku Alex. ". Karin menghapus air matanya, dia juga terluka disini. kemudian menatap tak suka ke arah Alexsa. Padahal dua tahun terakhir ini semuanya baik-baik saja, mengapa searang_

Dia memang harus menyingkirkan wanita ini!.

Alex tersenyum sinis, membuat suasana semakin tegang saja. Jelas merea tidak pernah melihat kapten Tim basket mereka tersenyum semengerikan itu

" dia jauh lebih baik dari lo. "

Lebih baik darinya, benarkah?. Karin menggeleng keras, bukankah dia lebih baik dari semua gadis yang mendekati Alex selama ini.

"kenapa lo lebih milih dia.,jelas gue lebih kaya dan lebih baik dari pada cewek yang gak jalas asal usulnya itu. " Alex tersenyum meremehkan, gadis ini pasti buta.

" Lo pasti buta ya, dia bahkan lebih kaya dari pada lo. " sinis Bella sambil tersenyum mengejek.

“LO pasti buta Karin” Sallsa yang maih berada dalam pengawasan Dion serucap sinis. Bolehkah dia melempar Salsa dengan sepatunya sekarang. Dia benar-benar merasa sangat diremehkan sekarang.

Dia jelas mengenal siapa Bella dan juga Monalisa Depatra, beraninya mereka meremehkannya. Kalau bukan karena nama besar yang mereka sandang, dia pasti sudah menyingirkan kedua gadis itu.

Reno yang sedari tadi menahan Bella, mencoba menenangkan gadis itu.

Alexsa semakin menggenggam tangan Alex erat, mencoba meredakan amarah lelaki itu sedari tadi. Menghembuskan nafas pelan, Alex menatap Alexsa lembut. Dia lupa amarahnya hanya akan membuat adiknya terluka.

" Princess, maaf kan kakak. seharusnya kakak datang lebih cepat. " Alex menatap Alexsa lembut, dia tahu adiknya ini sedang cemas. Seharusnya dia bisa mengendalikan amarahnya tadi.

" semua juga tahu anak kecil, gue Karin Billiendra. sudah tentu gue lebih cocok bersama Alex dari pada sahabat lo yang gak jelas itu. " ucap Karin bangga, menyingkirkan semua rasa sakit yang menumpukk di hatinya Karin kembali memainkan perannya dengan baik.

" lo berurusan sama orang yang bahkan posisinya di hati Alex tidak bisa di gantikan" akhirnya Reno angkat bicara, dia sudahh muak meihat semua ketidak jelasan ini " lo salah memilih lawan Karin, padahal Alex sudah memperingatkan. sampai kapan pun lo gak akan bisa memenangkan hati seorang Alex Wilshon. kalau Lo menyakiti Alexsa Wilson. " lanjutnya yang sukses membuat karin mematung ditempat, bahkan suasana gedung olahraga yang semula hening kini kembali ricuh hanya karena ucapan Reno.

" Alexsa Wilshon" Karin berucap tak percaya, apa telinganya salah dengar.

" Wilshon. Alexsa. " Xarly menatap Daniel yang sedari tadi ikut menonton disampingnya bingung, apa telinganya bermasalah

“kamu pasti bercanda kan” Bella menatap Sinis Karin yang masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Karin menatap Alex tak mengerti. tatapannya jelas menampilkan kebingungan

semoga gue salah dengar.

" Alex”. Ucap Karin mencari kepastian atas pernyataan Reno barusan, bahkan dia yakin semua orang yang ada disini juga ingin tahu kebenarannya langsung dari mulut Alex.

" iya dia saudara kandung gue" jawab Alex final yang sukses membuat gedung olahraga itu kembali gempar. " Ah atau jangan-jangan lo mikirnya dia istri gue hahahaha, open your eye. wake up girl" lanjut Alex sinis.

DARR

Bagaikan bom disiang bolong, Karin melongo tak percaya. menatap kedua manusia beda gender di depan nya yang tersenyum meremehkan kearahnya. Apa dia bermimpi, jadi selama ini dia mencari gara-gara dengan saudara Alex. Tapi mengapa dari awal Alex tidak memperkenalkan Alexsa sebagai saudara. Yang lebih parahnya lagi bagaimana mungkin dia tidak tahu bahwa Alexsa seorang Wilshon.

" bagaimana mungkin Alexsa saudara kandung lo, kenapa dari awal kalian tidak memperkenalkan diri sebagai saudara" tanya xarly ikut andil. Karin rasanya ingin bersujut syukur sekarang, berterimakasih kepada lelaki itu yang sudah mempertanyakan sesuatu yang sangat ingin dia tanyakan.

Reno hanya menatap Xarly bingung.

'ni anak bodoh atau tolol sih masak gak bisa lihat, jelas jelas nama marganya Wilshon..'

" lo becanda kan" Karin masih tiidak percaya, tapi kalau semua ini benar Maka tidak akan ada lagi hambatan untuk menjadikan Alex miliknya.

Benarkan_?

" hn" Alexsa menatap tidak suka kearah Karin yang sekarang lebih terlihat seperti memakai topeng kepalsuan yang terlihat sangat memuakkan, mencoba mengatur ekpresi yang lebih baik wanita ini pasti ingin menjadi pengjilat.

" lo nya aja yang bodoh, apa lo pikir marga gue itu pasaran. " mendengar itu Karin langsung tersenyum senang membuat Alexsa menatapnya muak. Karin mulai mendekat kearah Alex dan bergelayut manja di lengannya, wanita ini memang perlu dia singkirkan. Alexsa mendengus jengkel.

" lepas! jijik gue" Alex menepis kasar tangan Alex, tapi bukannya kesal Karin malah tersenyum lebar kearahnya.

Wanita ini pasti sudah gila_

dasar muka dua, tadi aja lo teriak-teriak gak jelas. sekarang malah mencoba dekatin kakak gue, jangan harap_

" Sayang kok kamu gak bilang sih dari awal kalau Alexsa adik kamu. Alexsa sayang Maafin gue ya. gue gak bermaksud jahat kok. Mulai sekarang kita baikan ya, bagaimana pun kan aku adalah calon kakak ipar kamu. " Karin tersenyum penuh arti, lidahnya seolah sudah terlatih mengucapkan semua bualan itu dengan sangat lancar. Bahkan dia dengan mudah bisa menatap lembut kearah Alexsa. namun malah terkesan seperti iblis dimata Alexsa.

Dasar nene sihir!

Berusaha menetralkan amarahnya dan rasa benci yang semakin membuncah dihatinya mengalahkan rasa takut yang sekarang sudah menghilang entah kemana, setelah yakin Alex tetap berusaha menetralkan amarahnya dan rasa benci yang semakin membuncah dihatinya mengalahkan rasa takut yang searang sudah menghilang entah kemana. Setelah yakin Alex tetap berpihak padanya.

" calon kakak ipar hahh, selera kakak gak banget . " Sindir Alexsa membuat Alex mendengus tidak suka. Bahkan sekarang Karin dengan beraninya kembali menyentuh tangannya, lama-lama dia alergi kalau begini.

" lepas Karin!. " Alex mulai jengah, dengan kuat dia menghentakkan tangan Karin kasar.

" jaga sikap lo. " lanjut Alex jengah dengan kelakuan Karin, kemudian kembali menatap Alexsa dan ikut berdiri semakin dekkat dengan saudaranya. Bukankah dia sudah katakan sebelumnya, Karin membuatnya Alergi dadaan_

" tidak seperti yang kamu lihat Princes" Ucap Alex, tangannya dengan cepat merangkul Alexsa.

" Cabe, semoga kakak gak kepedasan ya. " sindir Alexsa lagi, sambil tersenyum mengejek kakaknya yang sepertinya benar-benar ingin jauh-jauh dengan Karin yang semakin berusaha mendekati Alex.

Karin yang mendengar itu menatap kesal kearah Alexsa, sepertinya dia memang tidak bisa berdamai dengan Alexsa.

Sadar dengan situasi yang seppertinya sudah sediit lebih tenang, sebelum akhirnya Pak Romi datang dan memarahi mereka. Alexsa segera mendorong Alex pelan, memberikan isyarat kepada kakaknya.

" lebih baik kakak latihan lagi sana dan selesaikan hukumannya. Aku ingin cepat pulang. " lanjut Alexsa lagi sambil menatap Karin tajam. Dia harus waspada dengan Karin yang sekarang sepertinya semakin agresif saja.

jangan coba-coba ganggu kakak gue, Cabe. lo gak pantes untuk dia.

Netra hitamnya beralih menatap Bella, yang sudah terlepas dari kurungan Reno. Lelaki itu sudah kembali memasuki lapangan dengan yang lainnya. Memberikan isyarat kepada sahabatnya itu.

'Bell bantuin gue jaga ni cabe sama dayang-dayang nya, dari kakak gue.'

Bella mengangguk mengerti, seolah dia tahu apa yang Alexsa inginkan sekarang.

'sipp. si cabe emang harus selalu kita awasi, apa lagi dayang si cabe yang satu ini. gue gak ingin dia dekatin kak Reno..'

Bella menatap Shion sinis, gadis itu tentu siap kapan saja mendekati lelaki pujaannya.

Alex yang melihat tingkah adiknya yang sudah kembali seperti semula. Tersenyum senang, dia bisa kembali fokus latihan sekarang.

“sepertinya kamu tidak membutuhkan bantuan kakak lagi princess. baiklah.”

" kita kembali latihan. " ajak Alex kepada anggota Teamnya, yang masih saja betah berada disana.

" . mengapa kalian masih disini, cepat latihan!. " Alex mendelik tajam kearah kerumunan team basket yang seolah tuli tidak mendengar perintahnya.

" iya kapten. " jawab mereka kompak sekaligus takut mendapat tatapan penuh intimidasi dari sang kapten.

setelah semuanya bubar Karin kembali ketempatnya, tidak pedui lagi dengan Alexsa yang masih menatapnya tajam. Masa bodoh dengan saudara Alex yang baru dia tahu itu lebih baik dia mencari tempat yang paling trategis untuk bisa melihat Alex latihan. dan tentunya. sambil mengawasi Alexsa yang sedari tadi juga mengawasinya.

" gue belum yakin kalau Alexsa saudara kandung Alex. " Shion angkat bicara mengutarakan ketidak yakinannya.

" bukankah itu bagus, itu artinya gue lebih bisa dekatin Alex lagi. tanpa adanya gangguan yang berarti" Karin tersenyum senang, ini berita bagus bukan.

" kalau Alexsa adik Alex. tentu itu gangguan Karin." lanjut Shion lagi, dia tidak mellihat adanya ganguan yang bearti disini.

" paling tidak dia bukan pacar nya. hn " balas Karin sambil tersenyum senang. Dia senang sekali hari ini, walaupun kepalanya masih pening karena ulah Alexsa tadi. Shion yang mendengar itu memeutar matanya malas, Karin yang sekarang tidak akan mendengar apapun ucapannya.

" ya.. terserah lo saja deh. " balas Shion lagi.

.. Alexsa yang memperhatikan permbicaraan mereka tersenyum misterius..

" ada apa Lexsa" tanya Bella heran melihat senyum menyeramkan di wajah sahabatnya, seingatnya rin sudah tidak ada lagi disini.

" tidak ada apa-apa" balas Alexsa, sambil menggantikan raut wajahnya lebih hangat.

" hah, kalau saja kalian tidak bilang ke semuanya kalau kalian itu saudara kandung, mereka pasti akan percaya kalau kalian pacaran." lanjut Bella sambil terkekeh pelan," kalian Benar-benar terllihat seperti sepasang kekasih lo"Lanjutnya sambil tersenyum jail.

" hahaha kamu lucu sekali Bella. padahal kamu sudah tahu haha" balas Alexsa sambil tersenyum mengejek, menanggapi pernyataan bodoh Bella. walaupun dia juga mengakuinya, Dia dan Alex memang terlihat senyata itu dalah hubungan yang dia sendiri tidak pernah membayangkannya.

'aku tahu semua nya pasti akan berpikir seperti itu, jujur aku senang mendengarnya. tapi bukankah itu dosa besar, kalau aku menaruh hati pada kakak ku sendiri.'

'aku tahu jatuh cinta bukanlah sebuah dosa. tapi kepada siapa cinta itu kita berikan. itu tentu harus dipertanyakan.'

“tapi_ “ Bella menatap sekitarnya bingung

“Hm?”

“bukankah tadi ada Salsa” Bella bertanya bingung, kemana sahabatnya itu menghillang.

“Entah”

***.

hy guys. terimakasih sudah mampir kecerita aku ya. jangan lupa tinggalkan jejak ya guys.

love you All


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C6
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen