App herunterladen
53.65% My Possessive Brother / Chapter 44: Bab 44. Dasar Gila

Kapitel 44: Bab 44. Dasar Gila

sebuah mobil melaju cepat menuju sebuah apartemen mewah yang menjadi tempat tinggalnya. saat dia ingin menjauh pergi sejauh mungkin dari hiruk pikuk dunia ini.

bunyi kontras sepatu yang beradu lantai menjadi melodi tersendiri yang menggema di sepanjang lorong Daimon Apartemen.. Apartemen milik Af Cloup.

Gadis yang sejak tadi berjalan terburu buru menuju apartemennya yang terletak paling atas bangunan itu..

"eeemmmmm Lepaskan!!" Feby berusaha melepaskan dirinya. tapi tangan Pria yang mendekapnya dengan begitu erat itu. sungguh sangat menyusahkan.

" Devon.. kau.. bagaimana.. kau " Feby menatap tak percaya. lelaki ini . bagaimana bisa dia masuk ke apartemen miliknya. bahkan gedung ini adalah miliknya. bagaimana mungkin ada yang mengganggu privasinya disini..

" lepaskan..!! menyingkir dari ku Brengsek"

" tenanglah honey..." Devon semakin mengeratkan kungkungan tangannya. di kedua sisi tubuh gadis yang berada dibawahnya itu.

Plakkk

" menyingkir dari ku" teriak Feby lagi. rasanya dia bisa gila.. kalau lelaki ini terus mengganggunya.

Devon menatap murka.. rasa perih di pipinya seolah tak dihiraukannya lagi. yang dia ingin. dia membungkam gadisnya ini.

,"emmm, lepaskan"

Feby memberontak sekuat tenaga, perih di bibirnya. yang dicium paksa dan brutal oleh lelaki ini. di tambah dada nya yang rasanya begitu sesak. sekarang.

" jangan menolakku lagi Feby. jangan pernah" ucap Devon mengakiri ciumannya.

Feby meraup rakus udara disekitarnya. lelaki ini bahkan hampir membunuhnya. lagi lagi dan lagi..

" apa kau ingin membunuhku. hah" teriak Feby geram.

" minggir!!" Feby masih berusaha menyingkirkan tubuh lelaki diatasnya ini.

" jangan memaksaku sayang" ucap Devon. sambil menenggelamkan wajahnya diantara bahu dan leher Feby. menghirup aroma yang selalu menjadi favoritnya.

" emmm... Dev.. berhenti" rasanya dia ingin melayang merasakan sapuan benda lunak itu dilehernya.

bahkan tangan lelaki nakal ini sudah mulai mengusap-usap perut ratanya semakin keatas. dan keatas. mencari sesuatu yang selalu menjadi favoritnya..

" eeah Dev.. berhenti . aku mohon. " lenguh Feby lagi. rasanya dia sudah terlihat seperti wanita jalang di luaran sana. dengan bibir bengkak. baju acak - acakan. lengkap dengan lelaki yang sekarang masih mencium rakus lehernya..

" siapa lelaki itu" akhirnya Feby bisa bernafas dengan tenang. tidak ada lagi rangsangan yang di timbulkan oleh mulut nakal lelaki ini. tapi apa yang di dengarnya sekarang benar- benar membuatnya tak bisa bergerak lagi

" lelaki yang mana" Feby bertanya balik. pura-pura tak tahu.

" jangan pura-pura tak tahu sayang" Devon berucap sinis. dia jelas-jelas tahu kalau gadis dibawahnya ini. tahu siapa yang dia tanyakan

" bukan urusan lo" akhirnya Feby mengeluarkan suaranya lagi. berusaha melawan lagi. tak ingin tetap takluk pada lelaki di atasnya ini.

Feby berusaha mendorong Devon. dan berhasil entah mengapa. kali ini Devon seolah mau menyingkir dari atasnya.

" sekarang lo keluar dari sini" ucap Feby sinis. sambil menunjuk pintu kamarnya yang masih terbuka itu.

Devon menatap marah. bukan ini yang dia harapkan. dia ingin gadis ini kembali dalam pelukannya. kembali menjadi miliknya. bukan membangkang seperti ini. dan terus menghindari nya.

" kau tahu apa mauku Feby. jawab pertanyaanku. atau kau akan menyesal" ancam Devon sambil bangun dari rebahannya. dan berdiri di depan Feby yang sedang menatap jengah kearahnya.

" siapa lelaki itu Feby" tanya Devon lagi.

" siapa wanita yang memelukmu di Dead Road" tanya Feby tak kalah sinis nya..

" jangan mengalihkan pembicaraan Feby" balas Devon kesal. apa susahnya menjawab pertanyaannya itu.

" trus apa. apa susahnya menjawab pertanyaanku. apa hah?. apa hanya Lo, apa hanya lo Devon.. kenapa selalu begitu. aku benci kau. aku benci" Devon tak menyangka. gadis di depannya mulai mengamuk. bahkan berusaha menggapai beberapa barang untuk di lemparkan ke arahnya. Devon berusaha menghindar, tapi sial. sungguh sial.. salah satu benda berbentuk persegi itu berhasil mengenai keningnya.

" Auu.. Feby hentikan.. hy " Devon memekik pelan. rasanya jidatnya pasti akan bengkak sebentar lagi.

" keluar dari sini. sekarang!!!" teriak Feby sambil berusaha melepaskan tangannya yang sekarang sudah di tahan oleh lelaki yang tadi baru dilemparinya.

" baik lah. baiklah. aku akan menjawab pertanyaanmu" balas Devon menyerah. dan menarik Feby membawanya keatas ranjang yang tadi sempat menjadi tempat percumbuan mereka.

"jawab!!" perintah Feby ngotot.

" dia Mia. dia salah satu siswi dari SMA Laksana, puas?. " jelas Devon sambil menatap dalam dalam pada bola mata biru di depannya

" oo jadi dia mainan barumu" ucap Feby sinis.

" dia cukup sexy. apa dia juga bagus di ranjang" lanjut Feby yang berhasil membuat Devon menatap tak percaya padanya..

" dia bukan mainanku. selirku atau apapun itu. dia hanya menemaniku ke Dead Road. seperti Shion yang pergi dengan Al. . tidak lebih dari itu " jelas Devon berusaha mengatur nada bicaranya. gadisnya yang biasanya anggun itu. seKarang sedang menunjukkan taringnya.

" aaa tidak lebih. Ckk!" cibir Feby sinis.

" ini tidak seperti yang kamu pikirkan honey" ucap Devon lagi.

" memangnya apa yang aku pikirkan. " tanya Feby seolah tak tahu dan tak ingin tahu apapun itu.

" oh god. bisa kah kita kembali ke pertanyaan ku" ucap Devon frustasi.

" huaaa"Feby pura pura menguap. seolah ngantuk

" aku ingin tidur. bisakah kau pergi. ini sudah malam" ucap Feby lembut. tapi terdengar sinis.

Feby langsung mengambil posisi tidur. kemudian menarik selimutnya sampai ke lehernya.

" aaa jangan lupa matikan lampunya dan tutup pintu kamar ku. kemudian pintu apartement ku" perintah Feby. kemudian mulai menutup matanya. dan pergi kealam mimpi.

" siallll" umpat Devon. kemudian beranjak keluar dari sana. sepertinya dia harus menahan rasa penasarannya. karena keras kepalanya gadisnya itu.

" sampai kapan kita seperti ini sayang. aku merindukanmu. sangat merindukanmu" gumam Devon pelan. yang tentu saja. tidak bisa di dengar oleh objek tujuan gumamannya.

" good night honey"...

***###

" bisakah kakak berhenti mengeluh. aku ingin membaca dengan tenang" gurutu seorang gadis yang sekarang sedang memangku buku tebal di pangkuannya

" bisakah kita pergi. atau melakukan sesuatu selain duduk di teras belakang. seperti ini" gerutuan itu kembali lagi..

" diam lah kak. aku ingin menghabiskan novelku ini" ucap gadis itu kesal.

" Lexsa. aku bosan" gurutunya lagi.

" kak Alex. kalau kakak ingin pergi. pergilah! kakak bisa pergi dengan kak Daniel. Atau dengan Xarly. atau kak Reno. atau Dion" ucap Lexsa memberikan solusi.

" Xarly sedang hari mingguan dengan Monica. dan Reno dia sedang pergi ke puncak dengan Bella. dan Daniel. dia sedang menemani sepupunya yang baru datang dari bali. Dion juga sibuk" adu Alex berusaha merengek.

" trus. masalah buat gue" balas Lexsa cuek.

mendengar itu. Alex mengumpat kesal. menghadapi gadis di depannya. sungguh menguras emosinya. untung cinta. kalau gak udah di tinggal pasti.

" Aaaa.. kau sangat menyebalkan Lexsa" ucap Alex kesal. kemudian bangun dan hendak pergi dari sana.

" kak" panggil Lexsa lembut. Alex berbalik dengan senyuman merekah. Lexsa pasti mau jalan- jalan dengannya.

" sini" Lexsa menepuk pangkuannya. meminta kakaknya untuk tiduran di dekatnya.

" lahh. " Alex mendengus kesal. tapi tetap melangkah kembali duduk di samping adiknya itu. kemudian mengambil posisi nyaman. untuk rebahan di pangkuan Lexsa.

" hari ini kita di rumah aja ya kak. sekalian aku undang kak Ken ya kak. kita bisa main basket bersama di lapangan basket rumah kita. atau di komplek perumahan kita." tawar Lexsa lagi.

" dirumah aja. kalau mau main di rumah aja" ucap Alex tegas. Lexsa menatap aneh lelaki yang rebahan di pangkuannya.

" katanya tadi mau keluar. " ucap Lexsa heran dengan prilaku kakaknya ini.

mendengar itu Alex langsung bangkit dan duduk di depan adiknya. kenatap kesal gadis di depannya.

" apa kau ingin salah satu antek anteknya mantan mu itu. kemberitahukan Corner. kalau kau sedang di luar hah" ucap Alex kesal. kalau memang mau keluar kenapa harus kelapangan basket komplek. kenapa tidak ketempat lain. itu sama saja seolah mereka menunggu Corner itu disana.

"dasar aneh" cibir Lexsa dengan suara pelan.

" apa kau bilang" balas Alex berusaha menajamkan telinganya

" tidak ada kak. ayo sini rebahan lagi. ayo ayooo" bujuk Lexsa. sambil menarik kakak nya kembali rebahan di pangkuannya.

Alex menurut. bagaikan kerbau yang di cocok hidungnya.

" kakak lucu. haaha" ucap Lexsa sambil terkekeh pelan.

" kakak tahu. dengan sikap over possesif kakak ini, mana mungkin ada lelaki yang ingin mengganggu adikmu ini kan" lanjut Lexsa masih dengan kekehan pelannya.

" tidak ada yang boleh mendekatimu. ataupun berniat memilikimu. Princess. karena kau milikku. selamanya akan begitu" tegas Alex lagi.

"iya kak Alexsa hanya milik Alex" ucap lLexsa meyakinkan. setelah mendapatkan tatapan menuntut dari lelaki di depannya ini.

Lexsa kembali membaca novelnya. tapi pikirannya seolah tidak bisa fokus pada novel itu lagi. sepertinya. dia tidak akan bisa lepas dari janji yang telah dibuatnya. apalagi setelah. ulang tahun kakak nya. orang tuanya semakin sering melakukan perjalanan bisnis. bahkan dalam satu bulan mungkin hanya 7 hari orang tuanya ada di rumah mereka. sedangkan hari lainnya. mereka pasti dalam perjalannan bisnis. baik itu luar kota maupun luar negri.

semua itu semakin membuka peluang untuk kakaknya semakin dekat dan selalu berada begitu dekat dengannya. bahkah kakak nya tidak pernah apsen untuk tidur di kamarnya. walaupun mereka tidak pernah melakukan apapun yang berbahaya. tapi tetap saja. itu hanya akan semakin membuat mereka tak terpisahkan.

"seharusnya aku bahagia memilikimu my prince. selayaknya princes selalu bersama prince nya. tapi ada dinding tebal nan tinggi yang menghalangi kita. apa kakak sanggup menghancurkannya. aku tidak ingin segalanya hancur. tapi aku juga tidak bisa melawan. dan berdusta. aku memang sudah terkena kegilaanmu kak. sampai aku pun ikut mencintaimu layaknya kakak yang mencintaiku. "..


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C44
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen