App herunterladen
19.51% My Possessive Brother / Chapter 16: Bab 16. sang Penggoda

Kapitel 16: Bab 16. sang Penggoda

Alexsa prov:

apa yang berbeda dari sekolah ku tercinta ini. sepertinya tidak ada, ya selain sekolah ini yang kebanyakan dipenuhi oleh anak-anak orang kaya , dan beberapa lainnya bukan.

dan ngomong-ngomong sudah lama aku tidak bertemu dengan si cabe alias si nenek sihir alias si karin Billiendra, kemana dia. apa dia sedang menggoda kakakku. ck!, sepertinya dia benar-benar belum puas mengganggu hidup kak Alex dan juga hidupku yang damai ini.

Ah kasian kakak ku yang tampan itu, ketampanan nya luntur gara-gara dekat sama tu cabe..

tapi aku tidak ingin bertemu lagi dengan tu nenek sihir, aku tidak ingin hariku yang menyenangkan ini jadi tidak menyenangkan gara-gara bertemu dia..

oh god ampunilah dosa princes, jangan sampai Princes bertemu dengannya lagi..

" kenapa lo sa?"

suara siapa itu. .. ah masa bodo, gue lagi atur rencana buat hancurin si cabe..

Brakk

"o, asik ngelamun aja lo" teriaknya tepat di telingaku, diikuti dengan gebrakan meja ku.

dengan cepat ku putar kepalaku kearah si empunya suara, dan lihatlah siapa itu, ternyata sahabatku sendiri.

menyebalkan!!.

" hn " gumamku, sambil mengusap pelan telinga ku yang berdengung akibat ulah Monika.

"sepertinya belum cukup untuknya membuat ku kesal, akibat siaran bodoh nya waktu itu.."

"apa lo mau buat gue kesal lagi, bahkan siaran bodoh lo itu masih terekam jelas di otak gue" tambahku sambil menunjuk kepala ku. seolah menunjuk otakku.

" sorry beb... " balasnya sambil mengangkat tangan pertanda menyerah..

" lagian lo sih, asik melamun. gue capek ngomong dari tadi" ucapnya sambil memanyunkan bibirnya pertanda kesal.

" memang apa sih yang sedang dilamunkan sahabatku tercinta ini " tanya Feby, yang sepertinya sudah selesai dengan acara baca komiknya.

" lagi nyusun rencana buat basmi si cabe" ucapku bersemangat.

" hahaahaha" Bella tertawa ngakak mendengar jawaban ku.

"ehh ,sepertinya dia lupa dengan pacarnya yang harus dijaga dari gangguan antek-antek si cabe.

aku menatapnya kesal. bukan hanya dia tapi juga Salsa. Monika. Feby, yang juga ikut ikutan menertawakan ku,tapi sedetik kemudian ku lihat Bella menghentikan tawanya secara tiba-tiba.

" iya, gue juga harus atur rencana buat basmi antek-antek si cabe. " ucapnya tak kalah bersemengat dengan ekpresi seriusnya..

"dia sudah ingat rupanya haha"

" ck kalian" Salsa mendengus kesal melihat ulah kami.

" a aa gue lapar, ke kantin trus yok. " ajak Monika sambil menarik tangan ku dan Bella secara bersamaan.

'" iya iya" aku mendengus kesal melihat ulahnya yang sangat tahu aku sedang tidak ingin keluar kelas..

lagipun juga kemana sih tu guru pada. kenapa gak ada yang ngajar dari tadi. apa mereka mau makan gaji buta.

ck.. menyebalkan.

End Alexsa Prov:

***

kelima gadis yang menjadi primadona IHS, berjalan dengan anggunnya melewati setiap koredor. beberapa mata siswa yang melihat mereka bergumam kagum. sedangkan siswi yang berada disana berdecak kesal karena merasa tersaingi dengan kepupoleran mereka.

suara hiruk pikuk khas penghuni kantin langsung menyambut kedatangan mereka. beberapa orang yang masih terlihat berdesakan memesan makanan terlihat sangat kepayahan membawa nampan makanan mereka apalagi dihadapkan dengan padatnya pengunjung saat ini, ditambah lagi mereka harus mencari meja yang kosong pasa saat padat padatnya seerti ini.

" Alex sayang, aku bikin sendiri lo ini" suara yang terdengar menjijikkan itu langsung mengganggu pendengaran gadis cantik yang tengah menjadi pusat perhatian para siswa di kantin.

" gue lagi gak lapar Karin" balas suara yang lain yang di panggil Alex tadii.

" ayo lah,, aku capek lo nyiapin semua ini. ini special lo buat kamu" balas Karin dengan suara rengekannya yang terdengar sangat menjijikkan.

Lexsa yang berada tak jauh dari meja mereka langsung menatap tajam kearah meja yang sudah biasa diduduki oleh kakaknya dan teman-temannya.

pemandangan yang sangat menyesakkan terpampang di depan matanya. Lexsa menggeram kesal.

"cih!!!. ternyata gue memang harus bertemu lagi dengan tu cabe."

geramnya, kemudian melangkahkan kakinya ketempat sang kakak. berniat mengusir sang pengganggu yang telah terduduk manis disamping kakaknya. tempat yang seharusnya dia tempati. apalagi dia sedang malas mencari meja kosong di saat seperti ini.

" Alex sayang ayo lah" bujuk Karin lagi. sambil menyendokan nasi goreng dari dalam bentonya.

" berhenti memanggil gue sayang Karin!!. gue bukan pacar lo" geram Alex mendengar panggilan yang sangat menjijikkan yang keluat dari mulit gadis disampingnya.

" secepatnya kamu pasti akan menjadi milik ku sayang" balas Karin dengan percaya dirinya.

"cihh!!.. menjadi miliknya, ck!! dia pikir dia siapa, beraninya dia berkata kak Alex miliknya. ck.!! gue gak akan biarin itu terjadi, lo terlalu buruk untuk kakak gue" batin Lexsa berteriak marah mendengar ucapan karin yang sekarang sudah berada di depannya.

Daniel yang menyadari kedatangan kelima gadis itu langsung menatap aneh mereka, terutama Lexsa dengan ekpresi yang seolah sedang menahan emosinya mati- matian. sedangkan Bella yang melihat Reno sedang di rayu oleh Shion, langsung mengeram kesal.

" siapa yang akan menjadi milik lo hah" tanya Lexsa marah.

menyadi kehadiran Lexsa di sampingnya, Karin langsung menatap tak suka adik dari lelaki yang digilainya itu.

" dasar jalang, beraninya lo goda pacar gue" Bella berucap marah jelas sekali kalau dia bakalan mengamuk. menyadari kehadiran kekasihnya, Reno langsung menatap Bella takjub. akhirnya dia bebas dari gangguan Shion.

"thank beb. akhirnya kamu datang juga,"

"Auuu. lepasinnn" Shion meringis sakir. saat Bella dengan kasar langsung menarik rambut panjangnya diikuti dengan umpatan marah yang ditujukan untuk gadis di bawah tangannya itu.

akibat kerusuhan yang dibuat oleh Bella. semua mata yang berada di kantin itu langsung menatap mereka seperti sedang menonton film secara live saja. menyadari akibat perbuatan yang dilakukan oleh kekasihnya Reno langsung menatap tajam kearah semua orang yang sedang menonton mereka seolah berkata.

"apa lihat-lihat!!.."

mendapatkan tatapan yang penuh ancaman dari Reno. semua yang menonton mereka tadi langsung kembali keacara makan mereka lagi seolah tak terjadi apa apa, walaupun sebagian dari mereka masih curi curi pandang, melihat adegan yang dapat di bilang langka tersebut walaupun sudah bebeberapa kali terjadi di kantin mereka.

" hy. lepasin tangan lo" ucap Karin setengah berteriak melihat Bella masih asik menjambak rambut temannya itu.

" beraninya lo goda pacar gue, lo pikir lo siapa hah" Bella berucap marah. Reno masih diam, masih melihat degan tenang gadisnya beraksi.

Shion yang sedari tadi meringis kesakitan dan mencoba mengapai rambut Bella. akhirnya usahanya menuai hasil. tangan mulusnya itu bertengger dengan manisnya di atas kepala Bella. dan menarik surai pirangnya itu tak kalah kuat.

" auuu" kini giliran Bella yang merasakan sakit di kepalanya. melihat keadaan yang sudah berbalik, Reno yang sedari diam di tempatnya tampa ada niat untuk melerai akhirnya bangun juga diikuti teman temannya yang lain yang sedari tadi asik menonton.

" ih lo" Karin yang melihat Bella enggan melepaskan tangannya dari rambut Shion langsung mengangkat tangannya hendak menarik surai pirang milik bella..

" etts!!, urusan lo sama gue cabe. " melihat Karin yang ingin menambah penderitaan temannya, Lexsa langsung mengcengkram kasar tangan Karin yang hampir menyentuh rambut sahabat pirangnya itu..

" lepasin dasar pengganggu" umpat Karin tak terima. dengan tangan kanannya yang mulai melayang kearah Lexsa.

PLAKKK..

" loo" Karin mengeram marah saat merasakan nyeri di pipinya yang pasti sudah ada bekas tangan Lexsa disana.

" ups, sepertinya tangan gue kepeleset" ucap Lexsa sambil meletakkan tangannya yang tadi menampar Karin di bibirnya.

setelah sekian detik akhirnya Reno, Daniel dan Xarly bisa melerai bella dan shion. sedangkan monic, feby dan salsa mereka asik mengawasi antek antek karin yang lain.

"kurang ajar lo, dasar cewek Bar bar " umpat shion sambil memperhatikan tangannya yang terdapat bebwrapa helas rambutnya yang rontok akibat tangan Bella

" dasar jalang, beraninya lo goda cowok gue" balas Bella tak terima

" shhh!! sudah sudah" ucap Reno mencoba menenangkan gadis yang sedang mengamuk di depannya. sambil menuntunnya untuk duduk di tempat yang tadinya diduduki Shion.

" aku gak mau duduk di tempat bekas tu cewek" protes Bella saat hampir pantatnya sampai di bangku tersebut.

" ya sudah, kalau begitu kamu duduk di tempat kakak, dan kakak yang akan duduk disitu" balas Reno mengalah.

" gak!!!" mendengar bantahan itu, Reno langsung menatap Bella seolah bertanya

"jadi??."

" kakak gak boleh duduk di tempat bekas tu cewek, nanti kakak kenak virus godaan dia lagi" lanjut Bella diikuti dengan dirinya yang akhirnya duduk juga di kursi itu.

" Lexsa " ucap Alex yang masih menatap Lexsa masih dengan kegiatannya mencengkram kasar tangan Karin.

" gak kak, gak akan lexsa lepas, sebelum dia memohon" ucap Lexsa angkuh dengan emosi nya yang masih terlihat..

" apa memohon, gak bakalan.. ihs" balas Karin sambil menahan pergelangan tangannya yang sudah sangat nyeri.

dengan cepat Lexsa menghempaskan tangan Karin kasar, melihat hal itu Alex bernafas lega, akhirnya Lexsa mau mendengarkannya.

tapi sedetik kemudian. Lexsa langsung mendorong Karin sampaii ia terjatuh di lantai kantin. beberapa pasang mata yang mulai asik melihat mereka bahkan tidak ada yang berani ikut melerai pertengkaran cucu kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah tempat mereka bersekolah.

" ooo, apa lo bilang tadi, 'secepatnya kamu akan menjadi milikku sayang' " ucap Lexsa mengulang kata kata yang tadi diucapkan Karin untuk kakaknya.

" dasar gak tahu diri, beraninya lo bilang begitu. lo pikir lo siapa hah. lo gak pantas sama kakak gue. lo itu terlalu jelek" tambah Lexsa sambil berjongkok di samping Karin dan menjambak rambut bergelombangnya itu.

" lepas !!! " ucap Karin sambil menahan sakit di kepalanya.

" memangnya lo siapa, lo hanya adik dia bukan pacar dia" tambah Karin. sambil berusaha menarih rambut Lexsa dengan tangannya yang bebas.

" aaa lo berhadapan dengan adiknya di depan kakaknya, menyedihkan" Lexsa tersenyum sinis. menatap gadis yang sedang berusaha untuk menjambaknya.

" dan bahkan, dia hanya melihat adiknya beraksi, memusnahkan hama yang mengganggu hidupnya" tambah Bella lagi sambil tersenyum manis kearah Alex.

" kalian kenapa diam saja, bantu gue pisahin Karin dari ni cewek bar bar" ucap vio yang sedari tadi berusaha menolong Karin tapi di tahan oleh Feby.

" lo diam saja" ucap Feby yang kembali menarik tangan vio dan menghempaskannya dengan kasar, diikuti salsa dan monica yang juga melakukan hal yang sama kepada gadis yang sedari tadi berada dalam kekangan mereka.

" tontonan yang menarik" ucap Daniel sambil tersenyum penuh arti.

" lo gak ada niat buat melerai Lex" tanya Xarly yang di hadiahi tatapan membunuh dari semua gadis yang ada di sana.. merasa akan jadi korban amukan para gadis selanjutnya, Xarly langsung mengangkat tangannya tanda menyerah.

" wah wah.. kalau kepala sekolah tahu bisa gawat tu" ucap Daniel tapi seperti tak ada niat melerai kedua gadis di depannya.

" hn" gumam Alex tak jelas.

" ck!!! gue lagi gak mau berurusan dengan Grandma, sebaiknya lo pergi dari sini sekarang!!" seperti kembali ke alam sadarnya Lexsa langsung melepaskan tanganya yang sedari tadi menarik rambut karin dengan kasarnya. dan membiarkan gadis itu dalam keadaan yang sangat berantakan.

" Ayo Karin" ucap Vio yang di bantu temannya yang lain membawa Karin pergi dari sana.

mungkin sebaiknya mereka pergi ke UKS, melihat keadaan mereka yang sangat hancur itu. pasti akan menjadi pusat perhatian kalau mereka kembali ke kelas.

ALEX PROV:

Karin dan temannya yang lain sudah pergi. rasanya aku lebih bisa menghirup udara segar sekarang. semoga saja Grandma tak tahu dengan keributan yang di buat Lexsa tadi.

" dasar gak tahu diri, beraninya lo bilang begitu. lo pikir lo siapa hah. lo gak pantas untuk kakak gue. lo terlalu jelek" Lexsa berucap kasar, baru kali ini aku melihatnya semarah dan sekasar ini cuma karena Ucapan Karin yang bilang ' secepatnya aku akan jadi kekasihnya' .. aku tersenyum senang melihat aksi brutal adikku. rasanya ada perasaan hangat yang membanjiri hatiku saat mendengar ucapannya dan melihat aksinya.

seharusnya aku marah, melihat dia seperti itu. Mommy dan Daddy pun juga pasti tak akan membiarkankan anak gadisnya berlaku seperti ini.

" lepas !!! " ucap Karin sambil merintih kesakitan.

tapi tetap saja tak ada niat aku untuk melerai mereka, dan mengganggu kesenangan adikku.

" memangnya lo siapa, lo hanya adik dia bukan pacar dia" tambah karin lagi.

ada rasa sesak dihatiku saat aku menyadari satu hal, kalau gadis itu cuma adikku, bukan pacar ku. entah kenapa rasanya begitu sakit dan sesak seperti tak ada lagi udara yang bisa ku hirup disini..

aku pasti sudah gila

" aaa lo berhadapan dengan adiknya di depan kakaknya, menyedihkan" Lexsa tersenyum sinis.

" dan bahkan, dia hanya melihat adiknya beraksi, memusnahkan hama yang mengganggu hidupnya" tambah Lexsa lagi sambil tersenyum manis kearahku.

dia benar, sampai sekarang pun aku tak ada niat melerai mereka. rasanya seperti bukan diriku yang hanya melihat kekerasan di depanku tanpa melerainya. tapi paling tidak bukan Lexsa yang terluka.

"entah sejak kapan aku melihatnya dengan pandangan yang berbeda, tersenyum kearahnya dengan senyuman yang berbeda, tapi ku akui dia semakin cantik dan mempesona sekarang, aku juga lelaki normal bukan!!. "

" kakak gak makan" ucap Alexsa sambil tersenyum manis kearahku. nada bicaranya sangat berbeda dengan tadi.

seolah tak terjadi apa apa. semuanya kembali seperti semula. Xarly yang mulai adu mulut dengan Monica yang sesekali di timpali oleh sallsa sedang kan Bella yang sedang asik suap suappan dengan Reno dan gadis di sebelahku masih dengan senyuman hangatnya yang memutar balikkan dunia ku.

" Alex lagi diet" ucap Dion sambil tersenyum geli, melihatku hanya menatap Lexsa tampa berkedip.

segera ku singkirkan pikiran gila itu. dia adikku dan selamanya adikku. aku tak mau mereka salah paham terhadapku terutama Lexsa, aku tidak mau dia membenciku.

End Alex Prov:

" kak Alex" teriak Lexsa yang sedari tadi diacuhkan oleh Alex.

" apa sih" ucap Alex dengan wajah tenangnya sambil mengusap telinganya yang sedikit nyeri akibat teriakan Lexsa.

" kakak makan gak, aku sudah pesan ni mau gak" ucap Lexsa dengan wajah kesalnya sambil melirik makanan di depannya.

" iya iya" ucap Alex menyerah saat melihat ekspresi kesal Lexsa..

" gitu dong" ucap Lexsa senang. mendengar jawaban kakaknya yang akhirnya mau makan.

Lexsa prov:

aku tahu dia belum makan, sedari tadi dia di kantin. hanya meminum jus tomatnya saja, sepertinya selera makannya terganggu akibat ulah si cabe.

"iya iya" ucapnya . akhirnya.

dia mau juga, lagipula pasti sayang bukan kalau kakak ku yang tampan ini harus berakhir di UKS sekolah, karena tidak makan siang.

ya aku tahu itu sangat lebay. tak mungkin memang dia Sakit cuma karena tak makan siang hahaha.

ya aku hanya ingin jadi adik yang baik. sekalian ucapan terima kasih karena tadi dia tak menggagu aksi pembantaian ku terhadap si cabe.

thank you my Prince.

****


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C16
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen