App herunterladen
8.35% My First Love Is My Husband / Chapter 32: Berdua Di Pabrik (Bab 32)

Kapitel 32: Berdua Di Pabrik (Bab 32)

Di area parkiran Ella's Group

Saat itu Shella dengan kesal berdiri di sebelah mobilnya yang mogok di temani sekertaris pribadinya Luna. Sambil berdecak Shella berusaha menghubungi mekanik untuk datang dan memperbaiki mobilnya secepat mungkin.

Kebetulan dari arah belakang Mobil Lamborghini milik Jonathan yang berwarna biru perlahan mulai mendekat dan saat Jonathan menyadari mobil yang ada di hadapannya adalah mobil Shella. Jonathan segera turun dan menghampiri Shella.

" Ada apa ? Suara Jonathan dingin mengejutkan Shella yang saat itu sedang berbicara dengan asistennya.

" Eh.. Joe...!!! Aku juga tidak tau kenapa karena tadinya mobil ku baik baik saja. Kata Shella sembari menjelaskan apa yang terjadi.

" Kau ikut dengan ku, Luna kau bisa ikut dengan Mark dia akan Segera menyusul dari belakang bersama Ruben. Kata Jonathan dengan nada dinginnya.

" ahh... aku rasa tidak perlu aku dan Luna biaa menunggu di sini. Sebentar lagi Montir akan segera sampai. Kata Shella menolak tawaran Jonathan karena merasa canggung.

" Aku tidak suka menunggu, waktuku sangat berharga dan jika nanti kau terlambat 1 menit saja maka aku akan meninggalkan pabrik. Kau tau Mobil mu butuh waktu lama untuk di perbaiki. Jadi terserah...! Ucap Jonathan berjalan meninggalkan Shella dan Luna.

Rasa panik dan kesal secara bersamaan menyerang Shella dan setelah berfikir akhirnya Shella berlari mengejar Jonathan dan memerintahkan Luna untuk ikut dengan asisten Jonathan.

" Tunggu...!!! Keris Shella sambil berlari kecil mengejar Jonathan.

Jonathan yang saat itu membelakangi Shella tersenyum tipis, namun saat menatap Shella wajahnya kembali ia ubah menjadi datar.

Jonathan langsung melaju meninggalkan mobil Shella dan Luna yang tak lama juga ikut menyusul dari belakang.

Saat belum Beberapa jauh mobil mereka berjalan tiba-tiba Jonathan membelokkan Stir nya dan memberhentikan nya di salah satu tempat pemberhentian mobil. Shella menatap bingung saat Jonathan mendekati Shella.

" Apa...!!! Apa yang ingin kau lakukan ? Tanya Shella yang Perlahan semakin menjauhkan tubuhnya dari Jonathan.

" Joe... jangan membuat ku marah. Atau aku akan turun dari mobil ini. ujar Shella saat melihat Jonathan semakin mendekati tubuh nya dan tepatnya menyasarkan pandangan nya ke arah bibir Shella.

Jonathan menarik pundak Shella dan meraba Safety Belt yang di timpa oleh tubuh Shella. Namun ada yang lucu kala itu karena Jonathan tertawa saat melihat Shella menutup matanya seolah Jonathan akan menciumnya.

" Hahahah.... !!! Kenapa Pikiran mu selalu kotor. Aku hanya tidak ingin berurusan dengan surat tilang dan polisi hanya karena kau lalai dan tidak memakai Safety Belt. ujar Jonathan.

Dengan cepat dan ekspresi gugup Shella membuka matanya dan melihat Jonathan yang tertawa terbahak-bahak. Bagi Shella barusan Adalah hal yang paling memalukan untuk dirinya. Bagaimana bisa Naya menutup matanya dan seolah pasrah jika harus di cium oleh Jonathan.

" Hahaha... aku hanya tidak suka melihat wajah mu dari dekat. kata Shella dengan nada sombong.

" Hemmm benarkah...!!! Jonathan menarik lengan Shella dan membuat mereka saling bertatapan satu sama lain.

Perlahan bibir Jonathan mendekati bibir Shella. Shella membulatkan bola matanya saat bibir Jonathan hampir berlandas tepat di bibir merah Shella.

" Pommmm... pommm...! suara klakson dari arah belakang membuat keduanya terkejut dan langsung kembali ke posisi masing masing sembari berusaha menahan malu dengan wajah yang sudah memerah sedari tadi.

Di Pabrik.

Shella sedang sibuk menghitung kotak-kotak yang akan di kirim ke Eropa. Sedangkan Jonathan sibuk mengecek ketersediaan barang yang akan di expor ke Turki bulan depan. Keduanya menunjukkan aura pemimpin yang sangat cekatan dan kuat tak jarang beberapa Staff Dan karyawan lainnya memuji mereka berdua. Muda, tampan dan cantik, juga pekerja keras. Sungguh pasangan yang serasi bukan.

Tak berapa lama terlihat Franklin datang menghampiri Shella dengan senyum sumringah dan tanpa memandang siapapun Franklin memeluk Shella dari belakang dengan erat.

Shella terkejut dan terlihat seolah memaksakan senyumannya.

" Bukankah kau sedang menangani pasien ? Tanya Shella bingung

Karena satu jam sebelumnya Franklin mengatakan dalam dua jam ia akan berada di ruang operasi.

" Ya...! Seharusnya aku sudah menyelamatkan satu nyawa. Tapi...! wajah Franklin berubah sedih dan Franklin kembali menyandarkan dagunya di bahu Shella.

" Pasien meninggal sebelum masuk ke ruang operasi.

" Kenapa ? Tanya Shella antusias.

" Dia mengalami Gagal ginjal Kronik, dan saat itu harus segera melakukan transplantasi ginjal seperti Kau dulu. Alhasil Hanya Ginjal ayahnya yang cocok tapi salah satu ginjal Ayah nya juga tidak berfungsi dengan baik. Mereka berdua saling mengorbankan hidup mereka masing masing demi membiarkan salah seorang dari mereka tetao hidup. Saat itu Ayahnya mengatakan kepada Dokter Anggun untuk melakukan operasi tanpa sepengetahuan anaknya tapi sesaat sebelum kami membawa pasien ke ruang operasi dia sudah tidak bernyawa di dalam ruangannya. kata Franklin.

Shella terbawa akan suasana yang di ceritakan oleh Franklin tak terasa air matanya menitis.

" Andai saja saat itu Franklin tidak ada mungkin saat ini aku tidak akan ada di sini. aku berhutang nyawa kepada nya. batin Shella.

" Terima kasih ... Kata Naya memeluk Franklin tepat saat itu Jonathan sedang menengok ke arah mereka.

" Shella...! Ada apa ? Kenapa berterima kasih ? tanya Franklin.

" Aku berterima kasih karena kau sudah menyelamatkan ku. Jika saja waktu itu kau tidak ada entah bagaimana hidupku saat ini juga. Kata Shella.

" Aku yang harus berterima kasih karena akhirnya kau mau memilih diriku. Shella aku hanya berharap penerimaan mu bukan karena merasa bersalah atau berhutang budi kepada ku. Aku hanya mau kau mencintaiku karena memang hati mu mau. Kata Franklin membelai wajah Shella.

"Apa kalian sudah gila, silahkan bermesraan di luar tuan dan nyonya ini adalah tempat orang-orang yang ingin bekerja. Setidaknya jangan menghalangi pekerjaan mereka. Kata Jonathan dengan kesal sembari mencampakkan file yang ada di tangannya ke hadapan Shella dan Franklin.

Franklin menatap Jonathan dengan kesal dan langsung berkata

" Sepertinya di sini hanya kau yang merasa terganggu. Mereka tidak ada yang merasa terganggu. Kata Franklin menatap ke arah semua pekerja yang sibuk dengan tangan dan mesin di hadapan mereka.

Jontahan yang awalnya ingin melangkah dengan segera menghentikan langkahnya dan dengan wajah tidak suka menatap ke arah Franklin.

" Kau benar aku merasa tidak Nyaman, jadi apa maumu. Kata Jonathan dengan suara lantang dan seolah sedang menantang Franklin.

" HOahhhh... this bastard ...!!! I want to kill you Now...!!! Suara Frankin mendekat dan menarik kerah baju Jonathan.

Tentu saja Jonathan tidak tinggal diam karen ikut mencengkram kerah kemeja yang di kenakan Franklin.

" Aku tidak mau mengotori tangan ku, kau bukan tandingan ku. Kata Jonathan.

" Franklin... Please STOOPPP...!! Kata Shella.


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C32
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen