App herunterladen
42.59% My dokter saranghae / Chapter 23: Chapter 23

Kapitel 23: Chapter 23

Sesampai nya di sekolah , Lisa buru-buru keluar dari dalam mobil Gita tanpa mengucapkan salam ataupun sekedar ucapan terima kasih pun tidak ada.

"Astagfirullah , anak itu benar-benar marah pada ku " gumam Gita menatap punggung Lisa yg semakin menjauh , dan tak lama setelah itu ponsel nya berbunyi . menampilkan nomor asing di sana .

"Siapa ya ini , tapi kalau aku tidak mengangkat nya. siapa tau ini penting kan , ya sudah lah aku angkat saja" Ucap Gita akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon tersebut

"Halo , ini dengan siapa ya? " ucap Gita saat sambung telepon itu tersambung

"Ini aku Airin , kita bertemu saat di persidangan kemarin" Gita yg mendengar hal itu menerbitkan senyuman nya lebar - lebar

"Ah iya , saya ingat sekarang. kalau boleh tau ada keperluan apa ya Nona? "

"Begini , ada hal penting yg ingin saya sampai kan kepada anda Nona Jaksa. kalau boleh kita ketemuan saja untuk membahas hal ini "

"Begitu ya , boleh saja sih. saya juga sedang libur hari ini"ucap Gita mulai menjalan kan mobil nya kembali , dengan satu tangan masih setia memegangi ponsel . dan satu nya lagi ia gunakan untuk memegang stir mobil.

" Baik kalau begitu kita nanti ketemu di Cafe mawar saja ya , anda tau kan tempat nya? "

"Ouh iya , saya tau Cafe itu. sampai ketemu di sana ya Nona pengacara" ucap Gita dengan kekehan kecil di akhir kalimat nya

"Ya , sampai ketemu di sana Nona Jaksa"

setelah percakapan singkat itu berakhir , Gita menaruh kembali ponsel nya di depan dan kembali fokus untuk menyetir.

***********

Lisa terus berjalan masuk ke dalam Sekolah nya , di mana banyak Siswa maupun Siswi masih berkeliaran ke sana ke mari sebelum bel masuk berbunyi.

Namun langkah nya terhenti ketika jalan nya di halangi oleh Siswa bergigi kelinci yg kini tengah tersenyum lebar ke arah nya

"Apa apa Joko , kalau tidak ada yg penting lebih baik kamu minggir dari hadapan ku. karna aku ingin melanjutkan jalan ku untuk masuk ke dalam Kelas" tanya Lisa dengan tangan yg ia lipat di atas perut menatap datar pria di depan nya ini

"Sebelum nya aku minta maaf telah menghalangi jalan mu pagi ini Lisa , tapi bisa kah kali ini kamu menerima kotak besar dari ku Lis. aku telah menabung selama satu bulan penuh hanya untuk membelikan mu hadiah ini "ucap Joko dengan malu-malu ia menyerahkan sebuah kotak berukuran besar ke pada Lisa

" Huft.. , baiklah. aku akan menerima hadiah mu kali ini , tapi lain kali tidak perlu membelikan ku barang ataupun makanan lagi ya. sayang uang mu nanti hanya di ambur-ambur kan hanya untuk hal yg tidak penting seperti ini"ucap Lisa sambil meraih kotak besar yg Joko pegang sekarang

Tapi baru saja kotak itu ada di dalam genggaman nya , kotak itu seperti bergerak - gerak sendiri . seperti ada kehidupan di dalam sana.

"Jok , kamu taruh apa di dalam kotak ini? " tanya Lisa mulai panik , siapa tau kan di dalam nya ada bom ?.

"Ouh , itu ada Kucing Ragdol di dalam nya Lis" jawab Joko dengan santai nya membuat kedua bola mata Lisa seketika membesar sempurna dan buru-buru membuka kotak tersebut

Dan benar saja di dalam nya ada kucing berjenis Ragdol jantan yg ia ingin kan sejak seminggu lalu , namun ia tidak bisa menyembunyikan rasa marah nya kepada pria yg ada di hadapan nya sekarang ini.

"Sudah berapa lama kamu taruh kucing ini di dalam kotak Muhammad Joko " sentak Lisa membuat Joko beserta beberapa Siswa-siswi di sekitar itu menatap ke arah mereka berdua

"Sejak Subuh tadi Lis" jawab Joko dengan nada takut , karna raut wajah Lisa sekarang ini benar-benar sangat menakutkan.

"Kau gila ya , Arrrggghhh.. awas saja kau jika kucing ini kenapa-napa. akan ku potong milik mu itu " kesal Lisa dengan ancaman di akhir kalimat nya , membuat pria bergigi kelinci itu melangkah mundur semakin ketakutan. ia tidak menyangka kejadian nya akan terjadi seperti ini , ia kira Lisa akan senang di hadiahi kucing yg memang gadis itu sukai.

Namun seperti nya ia membuat kesalahan besar , hingga gadis yg ia sukai malah jadi nya marah padanya. bagaimana tidak? kucing Ragdol itu hampir mati kehabisan napas , untuk itu Lisa lebih memilih pergi keluar Sekolah dan membawa kucing itu ke klinik hewan yg ia rasa tak jauh dari kawasan Sekolah.

"Eh non mau ke mana , Sekolah bukan nya mau di mulai ya? " tanya pak Satpam penjaga gerbang yg baru saja menutup gerbang terkejut melihat Lisa berlari ke arah nya membawa kucing yg hampir mati

"Pak , tolong tanya nya nanti saja ya. tolong buka lagi gerbang nya , kucing ini harus segera saya bawa ke klinik hewan sebelum terlambat " jawab Lisa dengan cepat karna ia terlalu panik , membuat Satpam itu jadi tak tega melihat nya dan membuka kan pintu gerbang agar Lisa bisa keluar menyelamatkan kucing tersebut.

"Semoga kucing nya bisa selamat ya Allah"gumam Pak Satpam tersebut saat Lisa baru saja keluar melewati gerbang , dan setelah nya ia kemarin menutup nya lagi sebelum ada Guru yg menegur dirinya lebih dulu karna berani membuka kan pintu gerbang di saat seharusnya sudah tertutup sejak lima menit yg lalu.

************

Skip - Cafe Mawar*

Jennie dan Irene tengah menunggu kedatangan Gita yg katanya masih dalam perjalanan , rasa bosan itu mulai hinggap dalam diri Jennie. sampai entah kenapa kedua mata nya mulai memberat dan ia taruh kepala nya di atas meja dan menutup kedua mata nya hendak tidur , namun suara Gita lebih dulu terdengar saat ia baru saja ingin menutup kedua mata nya.

"Maafkan saya karna datang terlambat Nona , tadi di jalan sedikit macet soal nya. tau sendiri kan Jakarta seperti apa? " ucap Gita mulai duduk di kursi samping dekat Irene sambil terkekeh di ujung kalimat nya

"Ah.. iya , kami memaklumi hal itu kok. lagi pula.. masalah kemacetan di Indonesia itu memang membuat sedikit pusing kepala jika kita sedang di kejar waktu seperti ini "ucap Irene memaklumi apa yg baru saja Gita alami selama dalam perjalanan ke mari

" Tapi tetap saja anda membuat saya mengantuk Nona Jaksa "celetuk Jennie dengan wajah datar nya langsung mendapatkan pelotototan tajam dari Irene dan Gita yg tengah menggaruk tengkuk nya yg tak gatal , untuk mengurangi rasa tak enak dalam dirinya membuat orang lain menunggu.

" Sekali lagi saya minta maaf "ucap Gita dengan tulus dan kali ini untung saja Jennie tidak memprotes lagi , dan ia mencoba melupakan kejadian sebelum nya.

" Baiklah , kita mulai saja pembicaraan yg akan kita bahas ini. karna ini menyangkut janji ku pada seseorang , dan anda harus membantu saya dalam kasus ini Nona Jaksa "


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C23
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen