Lelaki atau wanita? Ha? Kenapa secantik itu?
Ginnan bahkan tidak bisa membedakan gendernya sendiri seandainya batang di bawah tidak ada. Sebab, daripada lelaki cantik yang akan menggoda kekasihnya, dia lebih seperti gadis perawan baru lulus sekolah yang akan coba-coba main esek-esek.
Astaga. Ngomong-ngomong... Kenapa potongan rambut Ginnan juga cocok sekali? Dia tampak sesuai dengan poni yang disisir mundur itu. Apalagi sudah dijepiti. Apa Renji akan mengeluh padanya lagi?
Misal bilang seperti akan meniduri anak kecil? Hahah... Gila parah.
Ginnan pun merona perlahan. Dia menatap ke cermin, menggaruk pahanya sendiri yang terasa gatal dengan renda-renda tipis... lalu mengusap bahunya yang merinding terkena AC.
Tik tok. Tik tok.
Sudah jelas ganti bajunya lebih dari sepuluh menit. Tapi jujur, Ginnan tidak percaya diri kalau keluar dari sana tanpa melapisi tubuhnya dengan bathrobe kembali.
"Ren?"
Saat di Red Light District, Renji benar-benar tidak membeli apapun. Lalu bagaimana bisa dia punya mainan seks? Itu adalah yang dia beli saat di Milan, Italia. Maunya dia pakai di seks yang kedua, tapi batal karena Ginnan sempat protes tidak ingin dikasari. (Ingat adegan dia habis bertemu Jean dan Hera di sebuah restoran?) siangnya kan Renji dan Ginnan bercinta untuk kali kedua. Sebelum itu, Renji kan sempat pergi sebentar untuk membeli lubrikan, tapi sebenarnya juga dengan beberapa mainan seks.