App herunterladen
1.38% mencintaimu sampai akhir / Chapter 7: bab 7 Bapak Sakit

Kapitel 7: bab 7 Bapak Sakit

Setelah resmi menjadi seorang murid sekolah menengah atas Kirana menjalani hari-harinya penuh dengan semangat, Kirana bertekad untuk belajar dengan giat. Dia tidak ingin membuat orang tuanya sedih, meski jauh dari orangtua dan adik- adiknya Kirana harus semangat, dia ingin menjadi kebanggaan bagi keluarganya.

Prestasi akademis Kirana cukup baik, dia selalu menjadi peringkat pertama di kelasnya, ditunjang dengan wajah cantik nan mungil dan suara merdu yang menurun dari ibunya( ibu Kirana dahulu seorang vokalis kosidah juga juara mtq tingkat desa) membuat Kirana sering mewakili sekolahnya yang memang memiliki grup rebana dimana Kirana yang menjadi vokalisnya.

Seperti saat ini..., kirana dan timnya mengikuti lomba tingkat kabupaten dan tim Kirana masuk peringkat sepuluh besar, di lomba kali ini adalah penentuan jika tim Kirana bisa masuk tiga besar berarti bulan depan Kirana dan timnya akan masuk tingkat provinsi.

Saat ini tim rebana Kirana sedang menunggu antrean , masih ada dua grup lagi yang akan tampil sebelum tim Kirana maju.

Drtt..drtt...ponsel butut Kirana berbunyi, ya Kirana adalah gadis yang pandai berhemat, uang saku bulanannya dikumpulkan dan dibelikan handphone murah yang penting baginya bisa berkomunikasi dengan orang tuanya, dulu sebelum memiliki ponsel, setiap bapaknya telephon, Kirana harus berlari kerumah Ifa, karena Kirana memang memberikan nomor tetepon rumah Ifa pada orangtuanya untuk mempermudah komunikasi.

"Hallo..., Assalamu' alaikum..." Kirana menjawab panggilan dari mamaknya.

"Wa'alaikum salam..., Kiran mamak mau tanya, uang sakumu bulan ini masih apa sudah habis?" tanya mamak Kirana.

"Alhamdulillah masih cukup mak." Kirana sekarang sering mendapatkan tambahan uang saku setelah bergabung dengan grub rebana yang ada disekolahnya, karena saat menang lomba hanya tropy yang di minta pihak sekolah untuk arsip sedangkan uang tunai akan dibagi kepada seluruh anggota grup.

"Syukurlah..., mamak minta maaf ya nak, untuk bulan ini mamak belum bisa kirim uang..., ini bapakmu malah sakit dan harus opname...! tapi kamu nggak usah khawatir, semua dibiayai perusahaan hanya saja gaji bapakmu berkurang karena sedang sakit..., y wes gitu aja..., Assalamu' alaikum..." mamak Kirana mengakhiri panggilan.

"Wa'alaikum salam..." Kirana merasa sedih, tak lama giliran grup kurana yang tampil, Kirana melantunkan lagu berjudul "ayah" versi gus Azmi Syyubanul Muslimin karena dirasa lagu ini pas dengan suasana hatinya yang sedang merindukan orang tuanya, terutama bapaknya yang sedang sakit.

setelah improv Kirana mulai melantunkan lirik demi lirik

"Ayah...kusalamkan rindu, untuk engkau yang kini jauh dariku..."

"Ayah...kan kuingat slalu, pengorbanan dan semua jasa-jasamu.."

"Ayah...kuingin engkau disini, temaniku...melangkahkan kaki..."

Ayah...tak bisa aku ingkari...tanpa engkau hidupku terasa sepi...." saat rebana menggantikan suaranya, Kirana merasa sedih teringat bapaknya, saat melantunkan lagi lirik lagu itu suaranya sudah agak bergetar menahan tangis...tetapi Kirana harus kuat dan dia pun melanjutkan.

"Keringat mu..., adalah kasih sayang, rasa cinta...yang tak pernah kurang...

Aku rindu air mata berlinang..

Ayah..., selamanya kau ku sayang...saat backing vokal mengambil alih Kirana sudah tidak bisa menahan air matanya, namun Kirana tetap bisa melanjutkan bait- bait selanjutnya dengan deraian air mata, untung saja suara Kirana tetap stabil meski agak serak.

"Ku berdo'a.., .pada Allah ta'ala,, semoga engkau...baik- baik saja...

"Kumenangis...bila ingat wajahmu...

"Ayah....ku sangat merindukanmu...

Saat lagu berakhir Kirana semakin terisak, bahkan para juri dan penonton terhanyut dalam kesedihan dan semua ikut terisak, saat tepuk tangan menggema, Kirana dan tim berdiri kemudian membungkuk hormat dan meninggalkan panggung.

Ifa sudah menunggu dibawah panggung langsung memeluk sahabatnya dan mengajak Kirana keruang istrirahat.

"Kiran sayang..., sudah hapus airmatamu...!" Ifa memberikan tisyu pada kirana dan kembali memeluknya. ifa adalah sahabat terbaik yang dimiliki kirana. Kirana sering main kerumah Ifa saat pulang sekolah, bahkan Kirana juga sering makan ditempat Ifa, sholat berjama'ah dan juga nderes ngaji bareng, keduanya juga ikut membatu mengajar anak- anak TPA di masjid dan satu grup di tim rebana di kampungnya.

"Makasih Ifa..., aku nggak pa-pa kok...! cuma teringat bapak yang sedang sakit." Kirana sudah tidak menangis lagi sekarang.

Pengumuman pun dibacakan dan tim Kirana menjadi juara pertama, otomatis bulan depan Kirana dan tim maju ke tingkat provinsi.

"Yeayyy..., selamat ya Kiran" Ifa memeluk dan mencium pipi sahabatnya itu.

"Alhamdulillah.." Kirana mengucap syukur.

Kirana dan Ifa pulang dengan menggunakan taxi online .

"Kiran..., nanti malam kita latihan lho di masjid..., aku samperin jam tujuh ya..." Ifa memberi tahu Kiran jadwal nanti malam.

"Oke.." jawab Kirana dan tersenyum kearah Ifa.

"Kita jajan bakso yuk Fa...aku yang traktir deh..." ajak Kirana...

"Asyikkk...ayo..." Ifa semangat sekali mau di traktir.

Kirana dan Ifa turun di warung bakso dekat rumah Kirana, Kirana baru mendapat uang dari hasil lomba tadi, karena mereka juara satu uang yang didapat Kirana kali ini lumayan, keduanya pun makan bakso dengan lahap dan hati keduanya merasa bahagia.

"Kiran, jangan lupa nanti malam aku jemput ya...! dan aku akan mengenalkanmu dengan kakakku yang baru pulang dari Kairo..., dia barusan pulang kemarin dan mulai sekarang akan gabung di grup rebana kita.

"Kirana mengangguk sambil mengelap mulut mungilnya dengan tisyu. Setelah membayar keduanya pun bergegas pulang.


next chapter
Load failed, please RETRY

Geschenke

Geschenk -- Geschenk erhalten

    Wöchentlicher Energiestatus

    Rank -- Power- Rangliste
    Stone -- Power- Stein

    Stapelfreischaltung von Kapiteln

    Inhaltsverzeichnis

    Anzeigeoptionen

    Hintergrund

    Schriftart

    Größe

    Kapitel-Kommentare

    Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C7
    Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
    • Qualität des Schreibens
    • Veröffentlichungsstabilität
    • Geschichtenentwicklung
    • Charakter-Design
    • Welthintergrund

    Die Gesamtpunktzahl 0.0

    Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
    Stimmen Sie mit Powerstein ab
    Rank NR.-- Macht-Rangliste
    Stone -- Power-Stein
    Unangemessene Inhalte melden
    error Tipp

    Missbrauch melden

    Kommentare zu Absätzen

    Einloggen