App herunterladen
13.76% Memory Of Love / Chapter 15: Bunga Mawar Merah.

Kapitel 15: Bunga Mawar Merah.

Bila mendekat sebuah pot mawar merah yang berbunga lebat, ia memetik sekuntum mawar yang masih kuncup dan menciumnya, hatinya begitu damai, rona bahagia terpancar dari wajahnya.

" Bila...kamu lagi ngapain" suara Edwin dari luar mengagetkan Bila.

" Anu kak....sebentar Bila lagi cari tempat buat bungkus kue, tunggu ya kak"

Bila segera mengambil kotak plastik dan menaruh satu loyang sedang brownise ia menambahkan parutan keju pada setengah kue dan meises coklat pada sisa kue lainnya juga menghias kue itu dengan potongan strawberry dan daun mint, Bila memandang kue itu tampak begitu cantik, setelah menutupnya bila memasukannya ke dalam tas kain warna ungu senada dengan warna kotak itu, pandanganya beralih pada mawar yang baru ia petik, ia memungut bunga itu dan saat suara Edwin.mengagetkan lamunannya kembali tanpa ia sadari ia memasukan mawar yang ia pegang kedalam tas.

Ia segera bergegas keluar, pas dipintu ruang tamu ia menabrak Edwin yang saat itu akan masuk mencari Bila untuk berpamitan pada Bila.

Bila hampir jatuh untung saja tangan kekar Edwin menahannya, mata mereka beradu pandang lalu.

" Makasih kak" Bila melepas genggaman Edwin dengan gugup.

Edwin tersenyum penuh arti " Ga usah gugup gitu juga kali" Edwin meledek seolah tak terjadi sesuatu diantara mereka " Bil aku pamit ya, papa baru telfon minta aku cepet pulang" Edwin berpamitan.

" ya kak, ini kuenya semoga papanya kak Edwin suka" Bila menyerahkan tas ungu pada Edwin " oh ya kak hati-hati ya, makasih juga untuk baksonya".

" Ok sama-sama" Edwin membuka tas itu dan melihat mawar merah didalamnya " Bil ini seeius buat aku?" Edwin bertanya sambil tersenyum lucik.

" Serius, kalau kakak ga mau ga papa, sini aku ambil lagi" Bila hendak merebut tas itu.

" Enak aja" Edwin menghindar " serius ya, makasih ini pasti akan aku simpan terus " sebagai tanda cinta dari kamu.

" Tanda cinta" Bila tak mengerti maksut Edwin " kak kue untuk dimakan lho, bukan untuk dusimpan, itu juga bukan khusus buat kakak tapi buat papanya kak Edwin juga bukan cinta" bila berdalih tanpa mengerti apa maksut Edwin.

" Ok apapun itu, makasih " Edwin pergi sambil mengacungkan jempol Bila yang kebingungan.

Sampai di rumahnya, pak Broto sudah menunggunya di ruang keluarga beserta dua kakaknya , kakak ipar dan dua ponakan kembarnya. Kakak peratama Edwin bernama Edo seorang pegawai bank BUMN telah menikah dengan seorang wanita bernama Miranti telah memiliki anak kembar prempuan bernama Cita dan Cinta, sementara kakak ke duanya Erwin seorang dosen di universitas lokal kota W yang sebentar lagi juga akan menikah.

Edwin masuk dengan penuh kebahagiaan, keluarganya menatap dengan heran, adiknya tidak biasa bersikap manis namun kali ini ia terlihat begitu berseri selain menyalami papa dan kakak-kakaknya ia juga mencium gemas dua ponakannya.

" Seneng banget kamu, ada apa sih?" tanya Miranti " sayang Oom lagi jatuh cinta kayaknya" lanjut Miranti meledek.

" Mbak Ranti tau aja" sembari duduk dan meletakan tas berisi kue yang ia bawa.

Miranti segeta mengambil tas itu, namun dihadang oleh Edwin " tunggu mbak cantik... sabar, ini kue dari orang sepesial, harus diperlakukan dengan sepesial juga, tunggu biar aku yang menyajikan, kalian tinggal menikmatinya saja"

Keluarga Edwin hanya tersenyum melihat kelakuan si bungsu.

" Ga boleh dibuka, sabar oke slow" Edwin mengingatkan, ia berlari menuju dapur mengambil piring berbentuk kotak dan kembali ke ruang keluarga, ia membuka tas itu dan terlebih dulu mengambil bunga mawar merah lalu menciumnya dengan lembut penuh perasaan.

" Cie....., nak lihat Oom tuh kayak orang gila ya bunga dicium-cium" Miranti tertawa sambil meledek.

" Mbak Ranti kayak ga pernah jatuh cinta ya Win" Erwin membela adiknya.

Edwin acuh mendengar ledekan kakak-kakaknya ia meletakan satu persatu kue itu dengan lembut lalu menaruhnya diatas meja.

" Ini dia kue sepecial buatan, gadis tercantik di dunia, silahkan dinikmati, kecuali ini" ia menunjukan bunga mawar yang tergeletak di meja" ini ga boleh disentuh, karena ini mewakili hatinya yayang"

Miranti mengabil kue dengan toping keju dan memakannya, sambil mengacungkan.jempol ia berkata "enak Win..." Miranti memuji rasa kue itu " pacar kamu pinter masak juga ya".

" Calon istri Edwin mah harus pinter masak dong". Edwin berkata dengan sombong.

" Cerita mulu, mana orangnya dikenalin juga belum" papa menyahut.

" Wets belum saatnya papa ku, tunggu tanggal mainnya"

" Halah Win omonganmu [1] " papa meledek " tak kasih tahu ya Mbak Ranti, Edwin kui[2] masih nunggu gadis impiannya sampai berumur 17 tahun, keburu tua"

Keluarga Edwin tertawa mendengar ledekan papa.

Edwin masuk ke kamarnya, meletakkan tas dan menaruh mawar pemberian Bila kedalam bingkai lalu memajangnya di meja samping ranjang, setelah itu ia mengambil gambar dengan kamera HPnya.

Ia mengirim foto mawar merah itu pada bila dengan caption penuh cinta dan sebait puisi.

🌹 Makasih ya...Bunga ini pasti aku simpan dengan indah.

Dalam diammu aku tahu.

Sesungguhnya kau merindu.

Dari matamu aku mengerti.

Bahwa sebuah rasa telah bersemi.

Mawar merah pemberianmu

Akan jadi saksi bisu

Indahnya rasa dalam hatimu.

Walu bibir indahmu tak mampu ucapkan.

Tapi bunga ini telah mewakilkan.

Aku tahu...namun kau juga harus tahu.

Disini aku tetap menunggu jawaban akan cinta ku.

I love you.

⏳⏳⏳⏳⏳

Malam begitu sunyi namun terasa begitu indah dihati Bila, ia senyam senyum sendiri mengingat kejadian siang tadi dengan Edwin.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, ia segera membuka inbox dari Edwin, matanya terbelalak melihat foto bunga mawar yang dibingkai dengan indah terlebih captionnya " apa, jadi yang dimaksut kak Edwin bunga itu bukan kue, ya...ampun Bila kamu ceroboh banget" Bila segera membalas pesan itu.

📨 Kak maaf, Bila ga sengaja menaruh bunga itu ke dalam tas

📩 Serius

📨 Maaf 🙏🙏🙏

📩 Ga papa kok Bil, santai aja tapi bolehkan aku menyimpan sebagai kenang-kenangan.

Hati Salsabila berdetak kencang antara bahagia dan rasa malu, ia membalas pesan Edwin segera.

📨 Terserah kakak.

📨 Kak udah malem Bila pamit tidur dulu ya,

Bila meletakkan ponselnya dan bersiap untuk tidur, namun matanya sulit terpejam karena kejadian memalukan itu, ia mengingat masih ada 3 bulan sampai ia mencapai usia 17 tahun, apakah ia mampu menahan rasa dalam hatinya, apakah ia mpu untuk tidak segera mengatakan "ya" pada pernyataan cinta Edwin, perasaan yang bercampur membuat Bila serasa frustasi.

[1] atrinya bicaramu dalam bahasa jawa.

[2] artinya itu.


AUTORENGEDANKEN
Bubu_Zaza11 Bubu_Zaza11

Ga tahan buat ga Up cerita ini. makin baper deh.

Ngantuk-ngantuk deh yang penting hati udah lega karena cerita udah tak Up, siapa tahu readingers ada yang ikut baper, kita baper berjamaah ya ???

happy reading

next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C15
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen