Caca sedang berjalan menuju kantin, langkahnya terhenti saat melihat Bila yang sedang bercanda dengan riang bersama teman-temanya, dengan langkah senioritasnya, raut kemarahan semakin menambah keunikannya wajah cantik menggoda dan tubuh seksi itu terlihat penuh misteri.
Tawa Slasabila terhenti tepat ketika kakak kelasnya berdiri didepannya dengan tatapan dingin dan mengancam.
" Kak Caca" Bila bergumam lirih.
Empat sekawan itu berhenti bercanda dengan penuh hormat menyapa Caca yang terlihat semakin angkuh.
" Bila....ada hubungan apa lo sama Edwin,?" tanya caca ketus.
Bila bernapas panjang " Ga ada yang sepesial kak, kak Edwin deket sama adik dan ibu aku, cuma itu" Bila menjelaskan.
" Serius?" kini tatapannya berubah semakin dingin dan penuh ancaman, lalu melanjutkan kata-katanya " lu boleh menganggap ini sebuah teguran, permintaan, atau ancaman terserah lu, yang jelas lu harus tahu Edwin itu milik gue" dengan sombong Caca menekan Bila.
Bila berdiri dan dengan tenang menjawab " maaf apapun hubungan kalian berdua itu bukan urusan ku, yang jelas kak Edwin belum pernah bilang kalau kalian berpacaran" Bila membantah dengan tegas.
" lo berani ya?" caca semakin marah wajahnya memerah.
" Maaf kak, kalau kakak mau memiliki kak Edwin bukan seperti ini caranya, silahkan deketi kak Edwin, atau minta kak Edwin menjauhi ku" Bila menjawab tantangan Caca dan hendak meninggalkannya, sebelum.ia benar-benar pergi, ia mundur tepat dihadapan Caca " oh ya kak satu lagi, aku ga takut sama ancaman kakak, maaf aku bukan orang yang gampang ditekan " lalu meninggalkan Caca yang penuh dengan kemarahan.
Salsabila berjalan sendirian menuju gerbang ia berdiri didepan gerbang menunggu dua tamannya Khairina dan Monika mereka berencana pergi ke mall dikota, tiba-tiba ia dikagetkan dengan sapaan Dika.
" Bila...." Dika berhenti didepan bila tepat " lagi nunggu Edwin ya?"
" Enggak kok, lagi nunggu Rina sama Monik mau jalan kakak mau ikut?" tanya bila sambil meledek.
" Alah....boong banget lo, eh tapi tadi gua lihat Edwin boncengin Caca lho". nanda kalimat yang keluar dari mulut Dika terdengar begitu provokatif " lo jalan sma gua ja yuk!" Dika menawarkan
Bila memalingkan mukanya, berlagak cuek walaupun jauh dalam lubuk hatinya tersimpan rasa yang menusuk, terlebih saat ia melihat Caca membonceng Edwin sambil memegang pinggangnya tamapak srperti sepasang kekasih begitu serasi, seorang cowok dengan wajah tampan dan tubuh atletis memboncengkan seorang gadis cantik dan seksi, Bila merasa minder dengan keadaannya ia merasa jauh dari kata pantas jika membayangkan menjadi kekasih Edwin.
Edwin melihat Dika sedang menggoda Bila lalu ia mendekat ia tidak senang melihat pemandangan itu.
" Bil hati-hati kamu sama playboy kampung kayak Dika" Edwin mengejek Dika, tanpa memperdulikan Bila yang saat itu menahan rasa bete melihat ia bersama Caca " Bila mau kemana?" Edwin melanjutkan
" Jalan kak sama temen-temen" Bila menjawab dengan dingin hatinya diliputi entah rasa apa.
" kamu bareng kita aja, lo.ga keberatan.kan Ca?" Edwin menoleh pada Caca
" Kok bareng-bareng" Caca menyeletuk dia menatap Salsabial dengan kesal dan marah.
" Iya kak.....makasih, entar kasihan tuh kak Caca". Bila membalas tatapan caca dengan dingin tanpa takut.
" Iya Win, rakus amat lo masa dua cewek mau lo embat sendiri, ingat gua jomblo nih" ledek Dika.
Salsabila melihat dua temannya sudah datang ia segera meninggalkan Edwin " maaf kak aku duluan" Bila berpamitan.
Edwin menatap Bila dengan kecewa lalu bergegas menjalankan motornya. Sepintas ia mendengar ejekan Dika.
" Cie....yang udah aku kamu" ledek dika
Caca memandang Dika dengan kesal.
Bila dan dua temannya duduk disudut cafe dalam mall tersebut mereka sedang menikmati makan siang jus buah, kentang goreng dan paket nasi dengan ayam goreng dengan lahap sambil bergosip ala remaja.
Caca yang saat itu menuju kafe yang sama mengurungkannya melihat aga gadis yang selalu mengusik hatinya, namun ditolak Edwin karena ia tetlanjur melihat Bila, justru ia menggandeng Caca menuju meja dekat dengan Bila meletakkan belanjaannya dan menyapa Bila dan temannya.
" Woy.....ternyata kita ke tempat yang sama" Suara Edwin mengejutkan.
" Eh kakak" jawab Monika
sementara Bila dan Caca saling menatap dengan pandangan dingin.
" Ca lo mau makan apa, gua pesenin" Edwin menawarkan dengan sopan.
Mendengar itu Caca melunak dan menjawab dengan manja " apapun yang penting sama sama yang kamu.pesen".
" Ok, Bil kalian mau nambah ga" Edwin menawarkan.
" Bo...." Salsabila membekap mulut Monika yang akan menjawab.
" Udah kak makasih, kita udah mau selesai kok, ntar kesorean lagi pulangnya, lain kali aja" jawabnya sambil tersenyum.
Edwin tahu yang sedang terjadi, ia menuju tempat pemesanan lalu ke kasir dan segera ke meja dimana Caca duduk dengan manja.
Setelah makanan yang dipesan Edwin datang mereka mulai menyantap sup iga dan coco milk shake dihadapannya.
Beberapa saat kemudian Salsabila dan dua temannya selesai, setelah memberikan salam pada Edwin dan Caca mereke segera bergegas pergi menuju kasir untuk membayar.
Namun ternyata bon mereka telah dibayar, Bila tahu siapa yang sudah membayarkan makan siangnya, setelah memanggil Edwin dan mengisyaratkan terimakasih mereka pergi dari kafe tersebut.
Sebenarnya Caca agak kesal dengan.hal tersebut akan tetapi ia tidak bisa berbuat apapun walau hanya sekedar menunjukan rasa cemburunya.
Selamat membaca readinger.
Jangan lupa givenya.