App herunterladen
77.77% Me is me / Chapter 84: Menantu Mantap

Kapitel 84: Menantu Mantap

suasana pagi ini sangat cerah, secerah hati keluarga besar yang sangat bahagia karena telah berkumpul di balkon ruang makan yang menghadap ke bibir pantai. pemandangan pagi itu sangat damai di hati mereka.

riripun sesekali di peluk oleh sang suami yang tak sungkan sungkan memperlihatkan kemesraan mereka di hadapan keluarga besarnya.

" hey...Ten trom, kemarilah " ucap mami riri.

seketika zhi han mendekat, ke samping mami riri yang duduk di kursi roda.

membuat semuanya tersenyum kecut, karena tau apa yang akan di lakukan mami riri padanya.

" menunduk dan mendekatlah " pinta mami riri yang membuat zhi han keheranan. ia menuruti saja kemauan ibu mertuanya. seketika mami riri mengecup kening menantunya.

"cảm ơn vì bạn đã làm anh ấy hạnh phúc (terimakasih, karena kau membahagiakannya)." bisik mami riri pada zhi han membuat zhi han melongo karena tak mengerti.kemudian tak lama

" và bạn đã đánh cắp nó từ tôi (dan kau mencurinya dariku..) " ucap mami riri sambil menjewer ringan kuping menantunya membuat zhi han pura pura meringis. hingga tawa keluarga ini pecah.

riri menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah maminya yang jahil.

" riri...aku akan menculiknya sebentar,, kau harus mengizinkan..." ucap mami riri pada riri.

" yup..aku akan ikut dalam penculikan ini jeng " ucap rima mengangkat tangannya.

" aku jugaa..." ucap cathrine membuat riri, zhi han, mami papi riri dan rima serta john melongo.

"loohhh... kok kamu mau ikut-ikutan " ucap papi riri.

" bukankah akan lebih asyik kalau aku ikut,,, kan lelaki ini hanya di culik sama kaum hawa.." ucap cathrine dengan pedenya.

namun seketika, telinganya di jewer John. " kau benar benar ya..." ucap john pada adiknya dengan gemas. membuat riri dan keluarganya tertawa bersamaan karena tingkah kakak adik yang seperti anak anak. seketika suasana sangat gaduh dengan berbagai candaan dan lempar pertanyaan, tanpa mereka perhatikan riri sudah tak berada di tempat duduknya.

" gimana sweety..." ucap zhi han yang bertanya dan matanya mendapati kursi istrinya yang kosong. karena ia tak menyadari kemana istrinya menghilang, karena sedari tadi ia terus mengobrol dengan keluarga mertuanya dan sahabat istrinya.

mami riri mengelus punggung tangan zhi han yang merangkul pundaknya.

" itulah kebiasaan istrimu, menghilang begitu saja, kamu harus banyak bersabar ya...mungkin ia pergi ke pemakaman kakaknya " ucap mami riri menenangkan menantunya yang celingukan memandangi sekitarnya mencari keberadaan istrinya. ia pun tenang mendengar ucapan ibu mertuanya ini.

" ayo kita pergi...kamu harus temani mami belanja " ucap mami riri yang mengajak menantunya menemaninya berbelanja padahal itu hanya alasannya saja, banyak hal yang ingin ia tahu dari menantunya ini.

***

mami riri, rima dan cathrine mengajak zhi han ke sebuah cafe di tengah kota. zhi han heran kenapa ia di ajak ke cafe ini. melihat suasana yang agak ramai, mami riri meminta cathrine mencari table yang sedikit agak tenang, setelah mendapatkannya mereka pun duduk di table yang berada di pojokan cafe. dan memesan beberapa makanan ringan dan minuman.

mami riri terus memandangi wajah zhi han dengan seksama, ada binar haru dan bahagia terlihat dari wajah wanita ini. ia pun membelai wajah zhi han membuat rima dan cathrine saling berpandangan heran, terlebih lagi zhi han yang kaget akan sikap ibu mertuanya membuat ia tak mengerti apa yang terjadi.

di dalam hati mami riri ia bergumam sendiri ' kau memang mewarisi sikap mereka berdua, wajahmu memang mirip dengannya, pantas saja kau sangat tampan, andai mereka masih ada mereka pasti sangat bahagia apa yang selama ini kami ingini untuk menjodohkan putra putri kami terwujud. benar benar sesuatu yang kebetulan barangkali '. gumam mami riri yang sudah menyelidiki asal usul menantunya ini dari john pengawal riri. ia tahu zhi han adalah anak sahabatnya dan suaminya. mami dan papi riri melihat zhi han sewaktu zhi han berumur tiga tahun dan tujuh tahun, tepat sebelum kecelakaan itu terjadi. bahkan riri dan zhi han sempat berfoto bersama. hanya saja mami riri ragu memberitahukannya. ia tahu zhi han kehilangan memorinya di waktu kecil, sangat miris memang.

" madam..madam kenapa " ucap zhi han yang melihat ada raut kesedihan di wajah ibu mertuanya.

" oughh... mami gak kenapa kenapa kok, lagi bahagia aza dan terpana melihat ketampanan menantu mami ini " ucap mami riri yang menyadari akan teguran menantunya seketika ia menyeka ujung matanya karena hampir saja ia menumpahkan air mata.

" uuuhhhh...." ucap rima dan cathrine menggoda mami riri.

zhi han pun tersenyum senang mendengarnya tak menyangka ia sangat di sukai keluarga istrinya.

" zhi han...Lee zhi han..." ucap mami riri.

" yes , madam..." ucap zhi han pula.

" sudah berapa lama ya..kita tak pernah bertemu dan berbincang bincang seperti ini... " ucap mami riri.

" iya ..betul...kayaknya sudah 5 tahunan deh mi.." ucap rima membuat zhi han bingung.

" maksudnya..." ucap zhi han tak mengerti ucapan sahabat istrinya.

" yaa...apa kau lupa denganku... kita pernah ketemu, tapi cuma sekali. mungkin kamu sudah melupakan pertemuan kita, saat membahas waktu zian mau menjodohkanmu dengan riri.." ucap rima sambil menata makanan dan minuman yang sudah di antar pelayan cafe ke meja mereka.

" maaf...aku benar benar lupa.." ucap zhi han.

" terimakasih zhi han, kau benar benar penyelamat putriku, cathrine dan john sudah menceritakan semuanya yang terjadi sewaktu kalian di Ibiza, Spanyol. kau menyukseskan pameran perhiasanku dan membantu putriku memenangkan kompetensi itu,,, dan kau ..kau berhasil membuat putriku hamil. kau sangat mantap jadi seorang lelaki" ucap mami riri setengah menggoda menantunya yang tersipu malu.

" ihhh...mamii..kami jadi ngenes nih..." ucap cathrine cemberut.

" mentang - mentang kami jomblo.." ucap catrine lagi.

" yaa...anak kecil...belum saatnya kau membicarakan lelaki, kau fokus dulu jadi wanita seperti riri dan aku " ucap rima sambil mencubit pipi cathrine.

" zhi han, apa kau benar benar mencintai putriku.. " ucap mami riri serius.

" tentu saja, madam... aku bahagia dengan putrimu, aku sangat sangat mencintainya " ucap zhi han tegas.

" aku percaya padamu, aku percayakan putriku dan cucu cucuku padamu " ucap mami riri serius.

" awas ya... jangan seperti Rifah..." ucap rima asal tanpa melihat ekspresi zhi han yang berubah tak suka.

" iya , benar,, setuju sekali... pokoknya kak zhi han sama kak riri harus bahagia dan bikin anak yang banyak..." ucap cathrine sambil melahap makanannya. membuat zhi han kembali tersenyum mendengar kata Anak di sebutkan. ia masih tak membayangkan ada dua bayi yang akan hadir di tengah keluarga besarnya nanti.

" ada apa sih kak...kok senyum senyum gitu " ucap cathrine pada zhi han.

zhi han kembali dengan ekspresi coolnya.

" bagaimana kehamilan riri zhi han , bayi dan ibunya tak ada masalahkan " ucap rima sambil mengambil makanan di piring mami riri dan menyuapi mami riri yang sudah seperti ibunya sendiri. karena rima di besarkan di panti asuhan sewaktu kecil tanpa benar benar merasakan kasih sayang orangtua. beruntung bertemu riri dan mengenal keluarganya. dan dengan segenap hati ia sangat perhatian pada kedua orangtua riri, sahabatnya yang seperti adik buatnya.

" semuanya baik baik saja, tak ada masalah apapun lagi selama riri tak bekerja ataupun berfikiran yang berat " ucap zhi han santai sambil melipat kedua tangannya ke meja.

" maksudmu tak ada masalah apapun lagi apa ya..." ucap rima penasaran.

zhi han sedikit kaget dengan oertanyaan itu, ia lupa saat ini berhadapan dengan siapa.

" maksudku.. semua baik baik saja selama riri tak bekerja, kau tahu kan moodnya akan naik denganpenuh semangat bila melihat setumpuk pekerjaan di meja kerjanya, dan aku... aku tak mampu berbuat apapun bila mood gila kerjanya kambuh sekalipun ku peringatkan bahwa ia sedang hamil, alasannya...ngidam " ucap zhi han panjang lebar membuat cathrine tertawa.

" mana ada ngidam segitunya... masa gila kerja..yang ada biasanya malas kerja.." ucap cathrine.

" sok tahu kamu, emang pernah hamil, kamukan jomblo..." ucap rima cuek.

" lah... kak rima juga jombo.. belum ngerasain hamil dan ngidam kan.." balas cathrine pula, tak mau kalah.

" sudah sudah...kalian ini ribut saja..." ucap mami riri menenangkan rima dan cathrine yang lagi ribut.

" maafkan mereka ya zhi han, dan juga maafkan kelakuan riri yang merepotkan selama kehamilan, maklumi saja ya..." ucap mami riri menenangkan zhi han.

" gak apa apa madam, saya malah senang menerima segala kelakuan istri saya,, " ucap zhi han sambil tersenyum simple menampah ketampanan parasnya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Wöchentlicher Energiestatus

Rank -- Power- Rangliste
Stone -- Power- Stein

Stapelfreischaltung von Kapiteln

Inhaltsverzeichnis

Anzeigeoptionen

Hintergrund

Schriftart

Größe

Kapitel-Kommentare

Schreiben Sie eine Rezension Lese-Status: C84
Fehler beim Posten. Bitte versuchen Sie es erneut
  • Qualität des Schreibens
  • Veröffentlichungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund

Die Gesamtpunktzahl 0.0

Rezension erfolgreich gepostet! Lesen Sie mehr Rezensionen
Stimmen Sie mit Powerstein ab
Rank NR.-- Macht-Rangliste
Stone -- Power-Stein
Unangemessene Inhalte melden
error Tipp

Missbrauch melden

Kommentare zu Absätzen

Einloggen